Apakah kamu pernah mendengar pemburu elang? Pemburu elang bukan berarti manusia yang memburu elang, melainkan memburu menggunakan bantuan elang. Profesi sebagai pemburu elang sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi orang-orang suku Kazakh di Negara Mongolia. Pemburu elang sendiri sebenarnya merupakan bagian dari tradisi yang telah berlangsung dari generasi ke generasi. Sayangnya, tradisi berburu dengan elang atau yang dikenal dengan seni berkutchi ini hampir punah.

Para pemburu tinggal di Provinsi Bayan Olgi karena mereka terdesak di daerah tersebut oleh tentara kekaisaran Rusia pada pertengahan tahun 1800-an. Para pemburu melestarikan cara hidup mereka yang sangat jauh dari peradaban modern. Mereka mempertahankan diri dari musim dingin yang kejam dengan hidup di dalam tenda, melatih elang dan berburu dengan menunggang kuda.

Mereka memilih elang sebagai rekan karena elang adalah binatang yang sangat independen. Namun, elang-elang ini harus dilatih sejak dini untuk membangun kepercayaan. Bisa dikatakan bahwa pemburu elang tidak hanya merupakan profesi, namun juga menjadi jalan hidup bagi orang-orang suku Kazakh.

Kemudian, ada seorang fotografer asal Israel bernama Asher Svidensky mencoba untuk mengabadikan para generasi muda penerus tradisi di wilayah itu. Asher menghabiskan waktunya untuk mengenali kebiasaan penduduk setempat dan tradisinya. Elang yang ditangkap akan dipelihara dengan baik, lalu setelah membantu berburu selama 8 tahun, elang-elang ini akan dikembalikan ke alam. Inilah cara masyarakat untuk hidup tetap seimbang dengan alam.

Setiap anak laki-laki suku Kazakh yang telah berusia 13 tahun akan dilatih untuk menjadi pemburu elang. Pelatihan biasanya berlangsung selama 5 tahun dan setiap anak harus menangkap sendiri elang yang akan menjadi rekannya. Namun, dari semua hasil foto Asher, ada satu hal yang paling menarik perhatian banyak orang, yaitu sosok bernama Ashol Pan.

Ashol Pan adalah anak perempuan berusia 13 tahun yang juga merupakan satu-satunya pemburu elang perempuan di Mongolia. Hal ini sempat menjadi perdebatan, mengingat dalam tradisi suku Kazakh, hanya anak laki-laki dan yang memiliki badan kuat saja yang bisa dilatih menjadi pemburu elang. Namun, Ashol Pan tidak mau ambil pusing dengan hal itu, dia lebih memilih untuk membuktikan dirinya. Terbukti, kemampuan yang ia memiliki berhasil membuat siapa saja merasa tercengang!

Yang sedang bertengger di lengan Ashol Pan adalah seekor burung elang emas yang terkenal sebagai burung elang yang paling ganas di dunia. Ukuran elang ini pun begitu besar dan sering memangsa rubah, kambing, rusa bahkan serigala.

Elang-elang emas yang dipakai berburu ini pun tidak dikurung dalam sangkar. Kebanyakan elang emas diambil dari sarangnya saat masih kecil. Anak burung elang betina lebih banyak dipilih karena dapat ketika dewasa dapat bertumbuh lebih besar dibanding elang jantan, dan beratnya bisa mencapai tujuh kilogram dengan rentang sayap hingga 2,3 meter. Setelah membantu berburu selama bertahun-tahun, pemburu akan memberikan hadiah perpisahan berupa bangkai domba kepada elangnya dan melepas mereka kembali ke alam.

Setiap musim dingin, Ashol Pan akan berburu dan sama seperti setiap pemburu, ia akan memulai harinya dengan menunggang kuda ke gunung agar bisa mendapat mangsanya dengan baik. Para pemburu biasanya bekerja dalam kelompok, setelah melihat mangsa, mereka akan segera menuju mangsa itu dan melepas elang.

Ashol Pan dianggap sebagai pemburu elang yang hebat dan tidak kalah dengan pemburu elang pria lainnya. Teman-teman dari Ashol Pan pun sangat mengakui kemampuan yang dimiliki, dan di mata teman-temannya, Ashol Pan adalah anak yang murah senyum, manis dan pemalu.

Walau sempat jadi pertentangan, tapi Ashol Pan menunjukkan perubahan dalam masyarakat Mongolia, di mana akhirnya ada pula pemburu wanita yang melakukan aktivitas yang selama 2000 tahun ini hanya dilakukan oleh pria. Hebat sekali ya!!!

Sumber: Story