Ayahnya Langsung Setuju Ketika Aku Melamar Ia Menjadi Istriku, Namun Siapa Sangka Pernikahanku Gagal Karena Hal Tak Masuk Akal Ini

Beberapa masyarakat Indonesia masih memegang teguh kepercayaan adat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya perhitungan weton lahir bagi pasangan yang akan menikah. Seperti yang dialami Kamdi dan Lastri. Kamdi yang bekerja sebagai guru sudah tidak terlalu percaya tradisi sedangkan Lastri tumbuh di keluarga yang kental dengan budaya Jawa.


Mulai dari percaya dengan mimpi yang membawa sebuah pertanda, lalu tidak boleh membeli barang di hari Jumat kliwon karena akan mendatangkan musibah. Kamdi selalu menasihati Lastri agar tidak terlalu percaya akan hal itu, namun tradisi keluarga yang sudah mendarah daging dalam diri Lastri. Nasihat itu malah membuat Lastri marah.

Sponsored Ad

Walau begitu, Kamdi memberanikan diri untuk melamar Lastri. Malam itu, Kamdi secara sopan melamar Lastri melalui ayah dan ibu Lastri. Ayah Lastri langsung setuju dengan pinangan Kamdi karena Kamdi adalah sosok pria yang mapan dan bertanggung jawab. Pembicaraan itu berakhir dengan perkataan ayah Lastri yang berencana menghitung hari lahir mereka berdua.

Namun siapa sangka tak lama kemudian Kamdi malah mendapatkan kabar buruk tentang hubungan mereka berdua. Beberapa kali Kamdi berkunjung ke rumah Lastri, ayah Lastri berkata Lastri tidak dapat dikunjungi dulu karena sedang demam sehingga ia harus istirahat. Awalnya, Kamdi percaya saja kepada ayah Lastri tapi kejadian itu terulang lagi.

Sponsored Ad

Tapi Kamdi tetap tidak diperbolehkan menjenguk Lastri. Akhirnya, Lastri pun tak kuasa menahan kesedihan. Ia menulis surat untuk Kamdi, “Sebelumnya, saya minta maaf mas. Sebenarnya aku cinta sekali sama kamu, mas. Tapi aku gak bisa milih mas. Kita berdua gak ditakdirkan untuk bersama dan harus berpisah. Weton kita berdua gak cocok, kita gak akan beruntung dan banyak hutang. Anak kita nanti akan selalu bertengkar. Aku sudah dilamar oleh orang lain, wetonnya cocok.”

Sponsored Ad


Hati Kamdi hancur. Ia langsung bergegas menuju rumah Lastri dan ingin meminta penjelasan. Namun lagi-lagi ayah Lastri mencegah pertemuan mereka berdua dan Kamdi hanya bisa berteriak-teriak hingga beberapa warga keluar. Akhirnya, Kamdi harus menerima kenyataan pahit itu. Padahal sejak awal menjalin kasih dengan Lastri, ia yakin mereka berdua akan menjalani hidup bersama tapi semuanya gagal karena terhalang weton.

Kamdi sadar cinta yang tidak akan hilang adalah cinta dari murid kepada guru dan sebaliknya. Melihat tawa anak-anak muridnya, membuat Kamdi kembali bersemangat lagi dan berusaha mengikhlaskan Lastri.


Sumber : Viddsee    

Kamu Mungkin Suka