​Wuih! Ternyata Indomie Bukan Cuma "Digilai" oleh Orang Indonesia, Tapi Juga "Negara Ini"! Makin Bangga Sama Indonesia!

Siapa yang tidak suka makan mie instan? Makanan cepat saji yang satu ini sangat digandrungi oleh masyarakat kita dan kerap kali menjadi solusi yang pas di akhir bulan. Cara bikinnya yang gampang dan harganya yang terjangkau membuat mie instan menjadi salah satu makanan merakyat yang murah meriah!

Namun tahukah kalian jika di Nigeria, Afrika, mie instan berubah menjadi sebuah makanan yang 'mewah'?

Sponsored Ad

Di Afrika, mie instan bukanlah sekedar junk food melainkan 'simbol identitas'. Duduk di meja makan mie instan menjadi salah satu cara bagi masyarakat kalangan menengah di Afrika untuk 'memamerkan kekayaan' mereka.

Di Afrika, mie instan lebih dari sekedar makanan, melainkan sebuah budaya populer. Bahkan ada restoran yang dibuka khusus menjual mie instan dan gak kalah saing dengan restoran cepat saji ayam goreng! Padahal cara masaknya sama saja, cuma dikasih sedikit bawang atau wortel. Untuk tambahan telur atau daging harus bayar lagi dan tidak murah biasanya.

Sponsored Ad


Namun dibanding menambah topping, orang Afrika lebih memilih untuk memesan seporsi mie lagi, karena di sana, mie instan dianggap 'lebih berharga' dibanding daging sapi. Untuk sekedar informasi, harga daging di Afrika lebih murah daripada sayuran. 2 tumpuk mie instan saja bisa ditukar dengan 3 kilo daging sapi!


Sponsored Ad

Para blogger dan Youtuber asal Afrika pun dengan cepat menjadi viral dan mendapat subscriber hanya dengan membuat video bertemakan mie instan. Mereka mencoba, mereview, mengulas mie instan dari berbagai negara, berbagai rasa dan memperkenalkannya kepada netizen di Afrika.


Saking populernya, mie instan bukan hanya dijadikan budaya tapi juga 'fashion icon'. Bahkan ada boyband lokal yang dinamai 'Indomie Boy' di Nigeria.

Sponsored Ad



Ketika kapal kargo yang mengangkut barang dan mie instan berlabuh di negara-negara di sepanjang pantai Afrika, para pedagang dan penduduk setempat akan berkumpul dan dengan antusias membeli mie instan yang ada di atas kapal atau ada juga yang mau menukarnya (barter) dengan barang mereka sendiri.


Sponsored Ad

Posisi mie instan di Afrika bahkan sudah mengalahkan Coca-cola. Di mata anak muda Afrika, mie instan bisa menggantikan makanan sehari-hari. Siapapun mendambakan untuk makan sesuap mie instan!

Kegilaan ini semua berawal dari ketika Indomie pertama kali masuk ke Afrika pada tahun 1980-an. Pada waktu itu, belum ada yang namanya produk mie instan di sana, bahkan mereka tidak tahu mie instan itu apa.


Namun sekarang, penjualan mie instan di Afrika telah mencapai 1 miliar dollar US (kali kurs 14.500 maka 14,5 triliun Rupiah). 70% diantaranya dikuasai oleh Indomie.

Sponsored Ad

Seorang warga bernama Adeyemi asal Nigeria berkata, "Sudah lama berada di luar, makan semangkuk Indomie saja rasanya sudah seperti pulang ke rumah." Dia juga mengungkapkan bahwa hampir setiap orang di Nigeria pernah memakan Indomie, bahkan mereka menyebut Indomie sebagai 'mie'. Dalam kamus mereka, semua mie adalah Indomie. Luar biasa!

Tidak seperti orang-orang di Asia, orang Afrika tidak memiliki kebiasaan makan mie. Ashiwaju, seorang humas senior mie instan berkata, "Jujur awal-awal saya sangat tidak yakin karena produk ini sama sekali tidak ada di dalam daftar menu makanan kami."

Sponsored Ad


Namun peran iklan pada kemasan berjalan dengan sangat efektif. Mie instan terus dikenalkan sebagai produk makanan pokok, sama seperti nasi dan roti, yang juga merupakan karbohidrat penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Malah mie lebih sehat lagi.


Sponsored Ad

Alasan penting lainnya adalah pertumbuhan penduduk. Untuk kasus Nigeria, jumlah penduduk telah bertambah 2 kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun. Seorang ibu rata-rata memiliki 5-6 anak. Para ibu ini harus bekerja juga harus mengurus anak. Oleh karena itu Indomie menjadi pilihan yang menarik, cepat, praktis dan bergizi. 20 tahun terakhir, mie instan pun telah memiliki posisi tersendiri di hati anak-anak kota Nigeria (anak-anak desa tidak mampu membelinya).

Sponsored Ad


Karena terlalu sukses, sebagian besar orang Nigeria bahkan berpikir bahwa Indomie adalah merek lokal, bukan produk impor Indonesia, kata Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita.


"Dari mana asalnya bukan masalah, mereka tidak peduli sama sekali. Mereka hanya ingin makanan lezat, yang lain tidak begitu penting", kata Adayemi.


Selain Indonesia, Tiongkok dan Jepang, mie instan merek Korea juga berusaha untuk merebut pasar Afrika. Shin Ramyun Korea pun memasang iklan di TV di Kenya untuk menarik orang-orang. "Pengen makan mie instan rasa kimchi? Angkat teleponmu dan segera dapatkan mie enak asal Korea ini!"


Sebenarnya tanah Afrika merupakan tanah yang subur. Mereka bisa mencukupi kebutuhan sendiri tanpa perlu mengimpor makanan dari luar negeri, namun ironisnya masih saja banyak warga Afrika yang dilanda kelaparan.


Menurut data statistik, jumlah makanan yang diimpor ke Afrika mencapai 81 miliar dolar AS, di mana mie instan ada lebih dari satu juta dolar AS. Di beberapa daerah yang belum berkembang, harga mie instan dapat dijual seharga US$30 (435 ribu Rupiah) per kotak, sehingga hanya orang-orang kelas menengah saja yang mampu membelinya.

Sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang lain, bukan berarti orang Afrika suka mie instan atau karena mie instan bergizi, tapi melainkan orang Afrika 'sangat terbuka' terhadap hasil produk dari negara yang lebih maju. Di bawah serangan dari produk mie instan luar, merek mie instan lokal pun mulai bermunculan.


Tapi bagaimanapun juga, kita harus kagum karena produk Indonesia begitu dicintai di luar negeri. Indomie memang legendaris! Semoga produk lokal Indonesia terus berkembang dan dicintai oleh mancanegara!


Hayooo siapa di sini yang juga demen indomie pake telor? *Mimin angkat tangan

Jangan lupa like dan share berita ini ke temen-temen kamu juga ya!

Sumber: sohu

Kamu Mungkin Suka