Ketika orang-orang selalu kehilangan dompet mereka, Kakek Zhang mengalami hal yang lebih sial. Dia tidak hanya kehilangan dompetnya, tetapi juga kehilangan ponselnya.

Kakek Zhang memiliki seorang putra yang tinggal di kota besar. Pada suatu hari kakek mau datang ke kota untuk memberikan kejutan pada anaknya. Tetapi pada saat sampai stasiun kota, ia lupa dimana anaknya tinggal. Kakek Zhang hanya ingat anaknya bekerja di gedung tinggi, tapi gedung yang mana kakek lupa.

Saat Kakek mau menelepon anaknya, ia baru sadar bahwa dompet dan ponselnya hilang karena tertinggal di kereta api.

Waktu sudah menunjukkan jam 12 siang, perut Kakek Zhang mulai menjerit kelaparan. Akhirnya Kakek Zhang melihat banyak orang sedang makan buffet di sebuah hotel.

Kakek Zhang berpikir untuk makan di sini dulu, lalu ia meminjam telepon dan membiarkan anaknya datang menjemput dan membayar uang makannya.

Kakek Zhang berpikir sangat baik, tetapi pada kenyataannya sang manager hotel malah berperilaku semena-mena kepada kakek.

“Sudah tua masih berani makan buffet sebanyak ini! Pura-pura gak bawa dompet dan ponsel lagi!” teriak manager

Kakek Zhang menjelaskan “maaf tapi dompet dan ponsel saya beneran hilang, bolehkah saya pinjam ponselmu untuk menelepon anakku, biar ia datang kemari dan membayar semuanya!”

Lalu sang manager membalasnya “Di dunia ini masih banyak orang jahat yang pintar berbohong, apakah Anda salah satunya? Pokonya saya tidak akan membiarkan kau keluar dari pintu hotel ini tanpa Anda membayar semuanya!”

Karena merasa terdesak, akhirnya Kakek Zhang bangkit berdiri dan berusaha kabur. Namun sayangnya sang manager masih jauh lebih muda dari kakek, tenaga dan larinya lebih cepat. Sang kakek pun yang berusaha kabur pun berhasil tertangkap.

“Maaf, saya tidak bermaksud. Soalnya kau tidak mau meminjamkan ponsel kepadaku. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi, saya hanya bisa kabur!” kata Kakek

Lalu sang manager dengan arogannya ia berkata “Berlututlah di depanku sampai keesokan pagi, maka aku akan membiarkanmu pergi!”

Kakek Zhang pun menangis “Kau terlau kejam tuan!”

Sang manajer kemudian menyadari bahwa Kakek Zhang mengenakan sebuah masker. Lalu ia bertanya “Kamu pakai masker karena takut orang lain melihatmu ya?” Lalu dengan kasar sang manager membuang masker dari muka kakek secara paksa.

Namun pada saat masker dilepas, manager terkaget!

“Bukankah wajah kakek ini sama persis dengan ayah dari ketua hotel ini?”

Karena keadaan semakin panas dan terdengar keributan terjadi, ketua hotel muncul di saat yang tepat. Ia pun penasaran dengan sumber keributan yang terjadi.

“Lho ayah, mengapa kamu bisa ada di sini dan menangis?” tanya ketua hotel

“Anakku, aku lupa membawa ponsel dan dompet. Tapi ia malah menghinaku dan menyuruhku berlutut di hadapannya sampai esok pagi!” kata kakek Zhang

Mendengar ayahnya dipermalukan, ketua hotel itu langsung marah pada sang manager “Mulai dari hari ini kau jangan menginjakkan kaki di hotelku lagi. KELUAR kau sekarang!”

Ternyata anak Kakek Zhang adalah seorang bos besar yang memiliki hotel bintang 5 di kota besar. Namun Kakek menolak tinggal di kota besar dan lebih memilih tinggal di desa. Sesekali Kakek datang untuk menengok anaknya.

Dan untunglah hari itu kakek masuk dalam gedung tinggi yang tepat, dimana itu adalah gedung tempat anaknya bekerja.

Dari kejadian ini kita belajar untuk jangan sembarang merendahkan dan menghakimi orang lain. Karena takaran yang kau pakai untuk menghakimi orang lain, akan dipakai untuk menghakimimu.

Sumber: 17moveon