Salut ! Teknologi Ciptaan Mahasiswa Indonesia Ini Mampu Ciptakan Beton Dari Limbah Kertas !

 Limbah kertas tak selamanya kotor dan tak berguna. Oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, limbah tersebut bisa menjadi barang berharga dan sangat berguna.

Tiga mahasiswa D3 Teknik Sipil UNS, Girinda Rahman Budiarta, Fajar Indah Nur Hidayana dan Farchan Nova Geraldine, berinovasi dalam pembuatan beton. Mereka mencampur limbah kertas dengan batu andesit. Dan hasilnya, kedua material ini memiliki efek lebih kuat, ramah lingkungan dan ekonomis dibanding beton biasa.

Sponsored Ad

"Kami membuat inovasi beton tipe highly strength. Jadi kuat tekan di umur muda," ujar Girinda, Kamis (8/11).

Girinda menerangkan, alasan penggunaan batu andesit dan limbah kertas sebagai bahan pembuatan beton, karena keduanya mengandung senyawa yang diperlukan dalam penguatan beton. Jika dikombinasikan, bisa menghemat pemakaian semen sekitar 5-25 persen.

Sponsored Ad

"Kertas itu memiliki senyawa yang berguna untuk pengerasan beton, seperti kalsium oksida. Sedangkan batu andesit itu sebagai pengganti kerikil," jelasnya.

Menurut Girinda, campuran kedua bahan itu mampu menaikkan kuat tekan hingga 20 persen dari beton dengan material biasa. Dia menilai beton mereka sangat cocok digunakan sebagai pondasi basement.

"Beton kita bisa mencapai 35 Mpa (Megapascal) di umur 7 hari. Berarti itu sekitar 20 persen dari beton biasa," jelasnya lagi.

Sponsored Ad

Tak hanya unggul di kuat tekan, Girinda menambahkan, inovasi beton tersebut lebih ekonomis. Karena mampu menghemat biaya pembuatan sekitar 10 persen. Kedua material juga relatif lebih mudah didapat di sekitar tempat tinggal.

"Untuk mencari bahannya juga mudah. Batu andesit itu kami dapat di Sukoharjo, di sana banyak sekali," katanya.

Beton dari campuran batu andesit dan limbah kertas ini telah diuji dan dilombakan dalam kompetisi beton nasional bertajuk "Warmadewa High Strength Concrete", Denpasar, Bali pada 27-28 Oktober lalu. Dalam ajang ini, seluruh mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia berlomba menciptakan beton ekonomis dengan tetap memiliki kualitas yang tinggi.

Sponsored Ad

Hasil inovasi ketiga mahasiswa UNS itu sukses menyabet juara kedua dalam kompetisi tersebut. Mereka bersaing dengan tim dari Univertas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Tunas Pembagunan Surakarta.

"Seleksinya cukup tidak mudah dilalui, terutama bagian presentasi. Apalagi saingan kami dari perguruan tinggi ternama, jadi kami sungguh tidak menduga," ucap Girinda.

Meski inovasi beton mereka sudah membuahkan prestasi, tak lantas membuat langkah mereka terhenti sampai di situ. Ke depannya, tiga mahasiswa UNS yang tergabung dalam tim Anjani ini berniat ingin mengembangkan hasil inovasi beton mereka agar lebih matang hingga benar-benar dapat diterapkan dalam pembangunan berkelanjutan di masa depan.


Sumber : Merdeka

Kamu Mungkin Suka