Konglomerat India Ini Nikahkan 261 Putrinya Dalam Sehari Karena Mereka "Spesial"?!

Mahesh Savani, seorang jutawan berlian dari India membuat tradisi tahunan acara pernikahan massal.


Di tahun 2018, Savani menikahkan 261 pengantin yang tidak punya ayah. Diantaranya. Ada 118 tidak memiliki saudara kandung dan 54 adalah anak yatim.

Sponsored Ad


Pernikahan tradisional India terkenal dengan kemewahannya dan kemeriahannya. Pernikahan massal ini dilengkapi dengan nyanyian dan tarian. Meskipun pernikahan ini sangat ramai dan penuh dengan pengantin, setiap detil tetap diperhatikan.


Sponsored Ad

Pada tahun 2018, pernikahan massal ini diadakan pada tanggal 23 Desember. para pengantin wanita mengenakan kostum tradisional yang berwarna-warni dan perhiasan yang cantik.


Semua pengantin juga menerima hadiah seperti emas, barang-barang rumah tangga, ranjang serta asuransi senilai 200 ribu rupee atau sekitar Rp 41 juta lebih. Sedangkan beberapa tahun yang lalu, Savani menghadiahi masing-masing pengantin hadiah senilai 500 ribu rupee atau sekitar Rp 100 juta. Savani percaya bahwa mahar yang diberikan kepada pengantin wanita adalah berkah dari Tuhan dan hadiah bagi pengantin baru untuk memulai pernikahan mereka.

Sponsored Ad


Sejak 2010, Savani telah mengadakan pernikahan massal setiap tahun untuk wanita yang miskin dan kehilangan ayah mereka. Sejauh ini, ia telah membantu mendanai pernikahan 3172 pasangan.


Sponsored Ad

Semua ini dimulai sejak tahun 2008 karena salah satu karyawan di perusahaannya pergi dari dunia sebelum menikahkan putrinya. Dalam sebuah wawancara, Savani menjelaskan bahwa itu merupakan bentuk tanggung jawab sosialnya untuk membantu gadis yang tak mampu membayar biaya pernikahan mereka sendiri.


Di India, para ayah biasanya membiayai pernikahan putrinya. Jika sang ayah sudah tidak ada, atau benar-benar miskin, maka kesempatan menikah bagi para gadis hampir mendekati nol. Itulah mengapa Savani mengulurkan tangan untuk membantu gadis-gadis ini.

Bagaimana menurutmu sob?

Sumber: foyuan

Kamu Mungkin Suka