​Anak Suka Ngambek, Rewel, Bertingkah? Jangan Dimarahi! Didik Anak Pakai "3 Cara Ini", Anak Langsung Nurut dan Mengerti!

Bagaimana cara menghadapi anak yang 'tempramental'? Mungkin banyak orang tua punya pertanyaan yang sama. Zaman sekarang, anak tidak banyak, paling satu atau dua. Hal ini menyebabkan anak jadi terbiasa dimanja, jadi lebih egois dan bisa merengek, marah atau bahkan nangis ketika permintaannya tidak dituruti.

Orang tua tentu akan pusing menghadapi anak yang seperti ini. Kadang orang tua mungkin akan menghadapinya dengan cara memarahi balik atau menghukumnya, tapi itu bukanlah cara yang paling tepat! Daripada memarahi anak saat ia bertingkah, lebih baik gunakan 3 cara ini!

Sponsored Ad

1.Biarkan anak tahu bahwa ia sedang bertingkah

Kadang-kadang anak tidak tahu apa yang ia lakukan dan dengan tanpa sadar melampiaskan emosinya dengan bertingkah. Kita harus membimbing anak dan membuatnya menyadari bahwa marah-marah atau bertingkah tidak akan membuatnya mendapatkan apa yang ia inginkan!

Kita harus menjelaskan kepada anak bahwa emosi itu adalah bagian dari hidup dan bisa ditangani serta bisa dikendalikan sendiri.

2.Terima emosi anak

Sponsored Ad

Ketika anak bertingkah, janganlah menekan emosinya. Biarkan ia melampiaskannya dalam batas yang wajar, agar emosi mereka juga mendapatkan pelepasan.

Ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa "Kebutuhan paling penting dari orang adalah pengakuan." Hanya dengan melihat dari sudut pandang anak, memahami anak, kita baru dapat menenangkan emosi anak dan membantunya keluar dari emosi negatif.

Contoh:

Suatu hari, Bobo menangis sangat keras di TK-nya. Gurunya tidak menegurnya juga tidak bertanya kenapa dia nangis. Sebaliknya, dia membiarkan Bobo menangis dan memeluknya serta menepuk-nepuk punggungnya, "Bobo, ibu lihat kamu sedih amat?"

Sponsored Ad

Bobo menangis sebentar dan berkata bahwa dia kangen ibunya. Guru pun berkata, "Oh, ternyata kangen mama. Bilang dong sama ibu, jangan malu-malu."

Kemudian, gurunya bercerita, "Ibu juga nangis kalau kepikiran sama ayah. Tapi setelah nangis, ibu merasa jauh lebih baik."

Setelah berbicara dengan bu guru, suasana hati Bobo pun segera kembali normal.

Biarkan anak melepas emosinya dan beri dia pengakuan. Secara alami, anak akan terhindar dari emosi negatif.

Sponsored Ad

3.Atasi penyebabnya

Anak-anak bisa bertingkah karena ada masalah yang dihadapi dan mereka tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Hanya dengan membimbingnya dan mengatasi inti masalah, kita baru bisa menghentikan emosi negatif pada anak.

Ada orang tua yang kadang kalau anaknya jatuh, malah menyalahkan lantainya atau mengajak anaknya menginjak-injak lantainya. Tapi seorang seleb bernama Cecilia Cheung malah mengatakan pada anaknya untuk jangan menangis, kasih tahu mama kenapa bisa terjatuh.

Sponsored Ad

"Dari mana jatuh, dari situ bangun. Saya akan bawa anak jalan di sana lagi, lalu bilang sama dia kalau kali ini tidak jatuh karena kita ada lihat jalan. Lain kali kalau jalan lihat-lihat, pasti gak akan jatuh lagi."

Cecilia Cheung mengajarkan ini pada putranya supaya lain kali dia tahu, kalau menemui kesulitan, jangan cari alasan di tempat lain, tapi introspeksi kesalahan yang ada pada diri sendiri, tanggung jawab dan lakukan apa yang harus dilakukan.

Sponsored Ad

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengendalikan emosi dapat mempengaruhi nilai akademis, hubungan interpersonal, kesehatan, dan juga prestasi anak.

Anak-anak kadang tidak tahu bagaimana mengekspresikan diri mereka dan mengendalikan emosinya. Orangtua perlu mengamati dan memahami anak, cari tahu permasalahan dibaliknya, membantu anak memecahkan masalah, dan secara bertahap membiarkan anak belajar mengekspresikan emosinya dengan benar.

Satu lagi yang paling penting, bersabarlah! Anda sabar, anak juga pasti ketularan! Mendidik anak butuh kesabaran dan kebijaksanaan, tapi jika Anda berhasil, maka anak pun akan berhasil juga berkat Anda!

Yuk BAGIKAN artikel ini ke ortu-ortu lain!

Sumber: healthyssky

Kamu Mungkin Suka