Sedih! Tak Ada Uang Sama Sekali, Ayah dan 4 Anaknya Pakai Cara Ini Untuk Tahan Lapar!

Berdiri di Kelurahan Gladak Anyar, Pamekasan, Madura, rumah gubuk berdinding bambu, beralas keramik bekas warna-warni dan triplek bekas berukuran 3x3 meter ini ditinggali oleh Darwis beserta keempat anaknya.

Rumah ini berdiri bukan di tanah milik Darwis. Separuh milik warga yang kasihan pada keluarganya dan separuh lagi berdiri di bantaran sungai. Tentu saja rumah ini menjadi langganan banjir ketika air Kali Semajid di Kelurahan Gladak Anyar meluap. Meski begitu Darwis tidak mau pindah dari situ karena ia tidak punya tanah untuk membangun rumah.

Sponsored Ad


Saat dikunjungi oleh Kompas, Darwis sedang tidur di atas kasur kusut tanpa ranjang. Ia mengaku sedang tidak enak badan dan wajahnya pun pucat. Anak bungsunya, Moh. Rofi Mudarris (9 tahun) yang menunggui ayahnya itu. Sedangkan ketiga kakaknya, Boby Wahyudi (20 tahun), Anis Romadona (17 tahun), dan Nabila (15 tahun)  sedang mencari nafkah dengan bekerja serabutan.


Ketiga anak Darwis tidak melanjutkan sekolah karena persoalan biaya. Rumah gubuk satu-satunya yang dapat menampung mereka untuk beristirahat dari hujan dan panas ini masih dibagi menjadi dua kamar. Satu, untuk Darwis dan Rofi dan satu lagi untuk Anis dan Nabila. Sedangkan, Boby terpaksa tidur di sofa bekas yang ada di teras rumah.

Sponsored Ad


Sejak Darwis tidak bekerja lagi, keluarga ini menggantungkan nasib pada ketiga anak itu. Tapi jika mereka sedang tidak bekerja, semuanya hanya dapat pasrah. Bahkan tidak sering mereka menahan lapar dengan tidur. Hal ini disampaikan oleh anak bungsu Darwis, “Kalau saya lapar, kadang dibawa tidur biar tidak semakin lapar.” Tapi Rofi juga sering diajak makan di rumah temannya saat pulang sekolah.

Dalam keadaan yang sangat miskin ini, Darwis berkata anak-anaknya bisa hidup mandiri apalagi saat mereka ditinggal sosok ibu sejak dua tahun lalu. Jika ada yang bisa dimakan, mereka syukuri tapi jika tidak mereka harus bekerja keras untuk mencarinya karena keluarga ini tidak dapat bantuan beras miskin dari pemerintah. Namun Darwis memilih diam karena ia terlalu malu untuk berteriak minta bantuan pada pemerintah.

Sponsored Ad


Menurut tetangganya, Darwis dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab dalam keluarga dan pekerjaan. Namun nasibnya tidak baik karena saat ia bekerja ada saja yang masih memfitnah dirinya sehingga membuat ia dikeluarkan dari pekerjaan. Harapan Darwis satu-satunya adalah bantuan yang telah dijanjikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan.


Bantuan satu alat kompresor mungkin akan membantu dirinya mencari nafkah bagi keluarganya. Nanti jika bantuan itu sudah datang, Darwis ingin membuka bengkel tambal ban di trotoar pinggir jalan. Semoga Pak Darwis dan keluarganya dapat bantuan tempat tinggal dan pekerjaan juga ya.


Sumber : Intisari

Kamu Mungkin Suka