Ibu Memaksaku Pulang Kampung Namun Aku Selalu Menolaknya Karena Terlalu Sakit Hati Padanya, Hingga Akhirnya Sebuah Kejadian Ini Membuatku Berlinangan Air Mata

Selain melihat anak-anaknya sukses, keinginan orangtua hanyalah berkumpul bersama di hari raya. Tak perlu memberi hadiah yang muluk-muluk, cukup dengan perhatian dan kehadiran anak-anak saja. Namun karena kesibukan, kita sering mengabaikan betapa pentingnya hal ini. Inilah yang dialami oleh Nazir, pria muda yang sedang merintis karirnya di rantau.

Nazir bekerja siang malam tanpa henti untuk mengejar cita-citanya sejak dulu yaitu masuk ke sebuah universitas kenamaan di Inggris. Hari itu ia mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang universitas tersebut, ia dikejutkan oleh deringan telepon dari nomor yang tidak diketahui.

Sponsored Ad


Hei, Nazir! Ada apa denganmu? Kenapa kamu begitu marah kepada ibu? Jangan berpura-pura seperti tidak mendengarku. Aku tahu, kamu ada di situ. Jawab aku!” ucap suara di ujung telepon itu.


Telepon itu berasal dari kakak dari Nazir yang selalu dimanjakan oleh ibunya sejak kecil. Menurut Nazir, ibu mereka tidak berlaku adil kepadanya. Dari dulu ia selalu diberi bekas pakai kakaknya mulai dari buku, seragam, sepatu, semua serba baru. Nampak sekali ibu membuat perbedaan antara dia dengan kakaknya. Mungkin perasaan itulah yang membuat Nazir selalu menolak pulang kampung dan bertemu dengan ibunya.

Sponsored Ad

Hingga ibunya pun harus memintanya lewat telepon. “Nazir, minggu ini kamu pulang gak?” tanya ibunya. “Aku gak akan pulang bu. Aku sibuk bu,” jawab Nazir. “Pulanglah sebentar. Ibu mau ajak kamu ke rumah tantemu. Minggu ini ada pesta, anaknya mau menikah,” pinta ibunya. “Nazir bukan gak mau pulang bu, tapi Nazir sibuk bu. Sangat sibuk dan minggu ini juga ada rapat,” tolak Nazir.


Sponsored Ad

Menurut Nazir, ibunya itu sangat aneh. Dulu ibunya lebih sayang pada kakak tapi sekarang ibu selalu mencarinya. Menurut Nazir, saat ini hanya ada satu orang perempuan yang mau memahami isi hati dan cita-citanya yaitu kekasihnya. “Ini sudah 3 tahun, kamu gak pulang, Nazir. Kamu gak rindu ibu? Kamu mau tunggu sampai ibu meninggal, kamu baru pulang Nazir?” ucap ibunya kesal.   

Mendengar ucapan ibunya, Nazir teringat percakapan dirinya dan ibunya waktu kecil dulu. Ibu berharap ia dan kakaknya bisa memenuhi cita-citanya untuk pergi umroh. Sedangkan kini Nazir begitu disibukkan dengan cita-citanya sendiri. Namun gambar yang dilukis kakaknya dulu mengingatkan kepada semua kenangan masa kecil. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang kampung. Siapa sangka Nazir harus menerima kenyataan yang membuat hatinya pilu dan sangat menyesal. Ibunya telah meninggalkan ia untuk selama-lamanya dan kini tinggalah penyesalan yang ia rasakan.


Sumber : Youtube

Kamu Mungkin Suka