Kehilangan pekerjaan di saat kondisi keuangan buruk pasti membuat seseorang semakin terpuruk. Inilah yang dialami oleh seorang pria sebut saja Anton yang baru saja dipecat dari tempat kerjanya. Dalam waktu yang bersamaan, ia harus membayar biaya kuliah adiknya yang berkuliah di luar kota. Anton kebingungan bagaimana memenuhi tanggungan biaya kuliah adiknya itu.

Berulang kali Rani, adik Anton mencoba menghubungi Anton namun tak kunjung diangkat hingga ia terpaksa menerima panggilan telepon itu setelah ditegur oleh orang yang terganggu dengan nada dering telepon itu. “Halo, kok gak diangkat sih?!” tanya Rani di ujung telepon. “Iya, iya nanti kakak bayar,” jawab Anton segera sebelum Rani bertanya uang kuliahnya.  

“Telat. Aku gak bisa wisuda semester ini. Oh iya kak, Natalan sendiri aja di Jakarta. Aku gak akan pulang, aku bakal cari kerja,” tutup Rani. Belum sempat Anton bercerita bahwa ia telah dipecat, Rani sudah segera menutup telepon. Hari itu juga bertepatan dengan hari ibu juga ulang tahun Anton.

Sebagai anak, Anton ingin memberi kado ulang tahun pada ibunda tercinta. Walau ia baru kehilangan pekerjaan dan tidak dapat membayar uang kuliah adiknya, ia mengusahakan membeli setangkai mawar untuk ibunya. Anton pun segera menelepon adiknya lagi. “Halo dek. Lho kenapa nangis? Lihat nih di sini ada siapa nih? Ibu juga nanti nangis lho liat kamu sedih gitu. Kamu inget gak ini hari apa? Mau nitip pesen apa gak sama ibu?” ucap Anton.

Tangis Rani pun pecah melihat Anton berada di peristirahatan terakhir ibunda tercinta. “Maafin adek ya bu.. Adek belum bisa kasih yang terbaik,” ucap Rani. “Maafin kakak ya dek,” sahut Anton. Di saat beban berat berada di pundak, hanya orang terdekat yang selalu bersedia memberi semangat. Hargailah setiap perhatian yang mereka berikan karena ada saatnya perhatian itu terhenti ketika mereka dipanggil Tuhan.

Sumber : Viddsee