Sekilas Hotel Ini Terlihat Normal, Namun Begitu "Diperhatikan" Lagi... Alamak! Dikasih Gratis Pun Juga Gak Mau!

Hotel adalah tempat dimana kita bisa menginap saat sedang berpergian. Namun tahukah kamu ada satu hotel di Yokohama, Jepang yang bikin orang berjanji kalau bisa gak tinggal, jangan tinggal disitu?


Sekilas hotel ini terlihat normal, namun hotel ini berbeda dari hotel yang kamu jumpai pada umumnya.

Sponsored Ad

Ternyata ini adalah hotel khusus untuk mayat. Hotel ini berfungsi untuk menyimpan sementara jenazah sambil menunggu giliran kremasi. Di Yokohama, menunggu antrian kremasi bisa mencapai empat hari.


Hotel ini menyediakan fasilitas hiasan bunga, memakaikan pakaian untuk jenazah, dan lengkap dengan peti mayat. Selain bhikkhu yang bekerja di sini, kebanyakan dari mereka adalah wanita, karena banyak pria yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan seperti ini.

Sponsored Ad


Harga hotel dicantum dengan jelas, dan material peti yang berbeda memiliki harga yang berbeda. Tidak diperbolehkan tawar-menawar. Sebagian besar peti mayat ini memiliki fungsi pendingin, anak perempuan yang bekerja di hotel juga harus mengukur suhu peti di malam hari untuk mencegah pembusukan.

Seorang gadis yang bekerja di hotel tersebut berkata, "Ketika saya pertama kali datang, saya sedikit takut. Tapi sekarang saya sudah terbiasa, bahkan jika saya harus menyentuh mayat sekarang, saya sudah bisa langsung makan. Namun keluarga saya tidak setuju dengan pekerjaan seperti ini."

Sponsored Ad


Setiap mayat harus dilayani dengan hati-hati. Kontak fisik juga tidak bisa dihindari, jadi mereka harus memperlakukannya para mayat dengan hati-hati, seperti sedang memperlakukan kekasih mereka. Berbicara tentang kekasih, banyak gadis yang terdiam karena mereka susah mendapat jodoh.


Sponsored Ad

Harga akomodasi disini tidak rendah. Umumnya, 1 kamar seharga 12000 yen atau 1,4 juta rupiah per harinya. Sedangkan para gadis yang bekerja di hotel mendapat 10 juta yen (1,2 miliar rupiah) per tahunnya.


Ada seorang bibi yang menghabiskan masa mudanya di hotel ini membersihkan jari-jari almarhum. Dia tidak memiliki keinginan untuk menikah, selain itu, banyak pria Jepang yang takut kepada wanita dengan pekerjaan seperti ini. Apalagi semakin penduduk Jepang semakin lama semakin menua, hampir sepertiga warga Jepang berusia 65 tahun ke atas. Alhasil keperluan hotel ini semakin lama semakin tinggi.

Sponsored Ad


Bagaimana menurutmu sob? Jangan lupa untuk SHARE dan LIKE artikel ini yah!

Sumber: micelle0926

Kamu Mungkin Suka