Memaafkan Suami yang Menyeleweng? Boleh, Tapi "Ini" Konsekuensinya!

Ketika masih muda, aku berpikir bahwa pernikahanku akan seperti kisah dongeng yang indah. Aku dapat hidup dengan orang yang kucintai, berbagi suka dan duka hidup dengannya.


Sungguh, aku baru menyadari betapa polosnya diriku.

Sponsored Ad

Kehidupan ini membuat kita melupakan rasanya jatuh cinta, dan sisanya hanya kecerobohan.

Aku tidak pernah terpikir bahwa pernikahanku dengan suami yang berlangsung selama 7 tahun akan berakhir seperti ini. Ya, suamiku mempunyai wanita simpanan!

Pada saat itu, aku menyadari bahwa meskipun pernikahan adalah titik awal yang mengikat suami istri, tetapi tidak menjadi jaminan bahwa kita akan menyelesaikannya bersama.


Tahun ini, aku berusia 36 tahun. Melihat ke belakang, aku menyadari bahwa aku merasa terjerat dengan pernikahanku.

Sponsored Ad

Kami memiliki putra berusia 5 tahun. Ketika suamiku bersama dengan wanita lain, apakah dia memikirkan tentang putranya? Aku hanya tahu, anak adalah hadiah terbesarku. Karena keberadaannya, aku tidak bisa mengajukkan kata cerai.

Bagaimana dengan diriku sendiri? Aku menyadari bahwa aku masih mencintai suamiku. Sekalipun dia melakukan sesuatu yang keterlaluan, tetapi bagaimanapun juga, dia adalah orang yang selalu ada disisiku. Kebiasaan adalah hal yang mengerikan. Mungkin aku bisa dipisahkan dari suamiku, tetapi aku tidak bisa dipisahkan dari kebiasaanku bersama dengan suamiku.

Sponsored Ad


Melihat suamiku menangis di depanku, dia berjanji tidak akan ada kedua kalinya. Aku yang hatinya melunak pun memaafkannya. Semuanya kembali tenang.

Tetapi hari-hari berikutnya tidak semudah yang aku bayangkan. Suami sering mengatakan bahwa dia mau pergi dinas. Aku curiga apakah kenyataannya benar-benar seperti itu.

Sponsored Ad

Sering sekali HP suamiku berdering. Tanpa aku sadari, aku selalu menoleh, aku ingin mencatat nomor asing tersebut.

Sering sekali, suamiku pulang larut malam. Hatiku seperti seekor semut, merangkak kesini dan kesana, penasaran kemana sebenarnya dia pergi.

Tiba-tiba, aku menemukan bahwa banyak hal telah berubah.

Aku bisa memaafkannya, tetapi kita tidak bisa kembali ke masa lalu.


Hal yang paling menakutkan adalah suami istri menjadi tetangga. Aku mulai menolak sentuhannya, dan bahkan sedikit merasa jijik. Dalam 6 bulan terakhir, kami tidak lagi memiliki kehidupan suami istri.

Sponsored Ad

Aku tahu pentingnya kehidupan suami istri dalam suatu pernikahan. Jadi, aku juga tahu bahwa sejak dia main dibelakang, aku sudah tidak dapat mempercayainya sepenuh hati seperti sebelumnya.

Jika aku diberi satu kesempatan lagi, aku tidak tahu apakah aku akan membuat keputusan yang sama. Aku tahu detik dimana dia mulai main dibelakang, kepercayaanku kepadanya telah hilang.

Oleh karena itu, pernikahan itu tidak mudah. Aku harap setiap orang bisa mengerti bahwa pernikahan adalah hal yang terpenting.

Sumber: shareit

Kamu Mungkin Suka