Soroti Waktu Istirahat Buruh, Marissa Haque Cuuriga UU Ciptaker Titipan Non-Muslim atau Aliran Kiri, Kenapa?

Aktris senior Marissa Grace Haque-Fawzi yang kini aktif sebagai politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN) ikut menyoroti terkait pengesahan UU Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020 lalu.

Melalui akun Instagram pribadinya @marissahaque, Marissa Haque mengungkapkan bahwa UU Cipta Kerja akan membawa petaka. Dirinya bahkan sampai membayangkan saat Firaun ditenggelamkan oleh Allah SWT.

"Rasa gelisah ini. UU Omnibus Law Cipta Kerja akan membawa petaka, tapi akan mengenai siapa sajakah? Membayangkan Firaun ditenggelamkan Allah Azza wa Jalla, sungguh ngeri!," tulis Marissa Hague di Instagram, Kamis, 8 Oktober 2020.

Sponsored Ad

Marissa Haque juga menyoroti salah satu isi UU Cipta Kerja terkait jam istirahat buruh, yang hanya diberi 30 menit waktu istirahat.

"Sengeri salah satu isi UU terkait jam istirahat buruh yang diberikan minimal setengah jam, setelah empat jam bekerja terus-menerus. Lalu waktu salatnya kapan dong?" tulis Marissa Haque melanjutkan.

Marissa Haque menilai, waktu 30 menit sangat singkat, karena selain makan siang, pekerja juga memerlukan waktu untuk melaksanakan salat dan juga ke kamar kecil.

Sponsored Ad

Maka, seharusnya waktu istirahat minimal itu mencapai 60 menit.

"Jeda lunch break yah dipakai untuk lunch setengah jam. Lalu salat, setelah itu lalu ke kamar kecil, dan sebagainya, pada setengah jam lainnya lagi. Baru bisa bersemangat kerja kembali untuk empat jam berikutnya, bukankah begitu?" tulis Marissa Haque menjelaskan.

View this post on Instagram

🇮🇩 Ini bukan hoax, namun demi Allah fakta! . 😥 Sambil mencoba membalikkan kenyataan, bahwa UU Omnibus Law Cipta Kerja yang sangat cacat prosedural itu, akan di-PERPPU-kan oleh Presiden Jokowi (walaupun, karena inisiasi dari beliau, saya kok malah jauh dari yakin jika Pak Presiden Republik Indonesia bersedia melakukannya). . Yah, begitulah... . Namun, untuk sebuah harapan baik, akan tetap kupanjatkan. . Sore ini, kupakai masker sulamat bunga produksi BOUGISS LUCKY @bougiss_lucky by @shakira_elhakim dengan cara terbalik, sebagai sebuah metaphora, akan apa yang sekarang terjadi di Indonesia. . 😭 Juga sungguh teganya Pak Luhut Panjaitan @luhut.pandjaitan, Pak Erlangga Hartarto @erlanggahartarto, Bu Puan Maharani @puanmaharani @ketua_dprri, Ya Robbanaaaa... . Seharusnya saya berbahagia melihat betapa lebatnya bunga Bougenville di halaman pekarangan belakang rumahku memberikan bunganya sore ini. Tapi hati ini tetap merasa, bagaimanaaaa... begitu. Pedih! . 😰 Bagaimana mungkin seorang Luhut Pandjaitan Pak Jenderal bintang banyak (yang non-Muslim itu) mampu faham (sampai dunia kiamat saya duga tak akan faham), jika fungsi Majelis Ulama Indoneaia (MUI) itu sangat vital bagi Muslimin Indonesia karena tidak memiliki sistem Mufti, wong beliau itu Nasrani (atau HKBP)? Kok beliau tidak ada informasi yah berkonsultasi sama Pak RI 2/Pak K.H Ma'ruf Amin @kyai_marufamin yang pernah menjadi orang nomor 1 di MUI? Bahkan, saya saksi hidup jika Pak Luhut dulu kan juga dekat dengan Gus Dur (mantan presiden RI) yang pertama kali mengorbitkan Pak Luhut Padjaitan di formasi perpolitikan Indonesia? Kok tidak belajar sama NU (juga Muhammadiyah) sih Pak Luhut? I am so speechless! Anda sangat tega & jahat kepada ummat Islam di Indonesia terkait jaminan produk halal! . 🕋 La ilaha ila anta subhanaka inni kuntu minadzdzoooolimiiin (Marissa Haque Ikang Fawzi) Cc. @ihw_indonesiahalalwatch @halalindonesia @halal.indonesia; Ps: Kenapa Pak Presiden Jokowi barusan di Metro TV tidak katakan sejujurnya bahwa dlm UU tsb pengusaha "UMKM boleh SELF DECLARE kehalalan produk" yang dihasilkan? Kok semudah itu urusan jaminan produk halal difahami oleh pemerintah Indonesia 2020 ini? Sungguh mengerikan!

Sponsored Ad

A post shared by Dr. Marissa Grace Haque-Fawzi (@marissahaque) on

Marissa Haque juga turut mempertanyakan agama para anggota dewan yang membuat dan mengesahkan UU Cipta Kerja, karena tidak memikirkan waktu istirahat untuk melaksanakan salat.

"Apakah para pembuat UU Omnibus Law Cipta Kerja itu orang Islam/Muslimin? Kok tidak membayangkan waktu untuk menjalankan kewajiban salat buat umat Islam?," tulis Marissa Haque menambahkan.

Sponsored Ad

Marissa Haque bahkan sampai curiga, kalau UU Cipta Kerja dibuat berdasarkan titipan dari non-Muslim.

"Apa benar dibuat oleh DPR RI yang Muslim? Jangan-jangan ada yang buatkan titipan dari non-Muslim atau pendukung aliran kiri di DPR RI," tulis Marissa Haque.

Marissa Haque juga menyebut bahwa dirinya tidak bermaksud sara, tapi seperti itulah kenyataan yang ada.

Dirinya mengaku miris dengan adanya peraturan tersebut, padahal UUD 1945 telah menjamin kebebasan warga negara untuk menjalankan ibadahnya sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Sponsored Ad

"Saya bukan sara, tapi kenyataan! Karena UUD 1945 menjamin 'Kebebasan Warga negara' untuk 'Menjalankan Ibadahnya Sesuai Ajarannya Masing-masing'," tulis Marissa Haque.

Unggahan Marissa Haque tersebut lantas menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Beberapa warganet menyayangkan kenapa Marissa Haque mesti membawa-bawa non-Muslim terkait UU Cipta Kerja.

Sponsored Ad

"Kenapa dibentur-benturkan ke non-Muslim," tulis akun @iammohamadtohirin.

"Ujung-ujungnya bawa-bawa agama lagi, piye toh Mba," tulis akun @selvie707.

Sebagian warganet lagi mengamini tanggapan Marissa Haque tersebut dan ikut mengeluarkan unek-unek mereka terkait pengesahan UU Cipta Kerja.

"Membuat yang di bawah semakin terhimpit, dan yang berkuasa tetap berkuasa. Harusnya mengasihani nasib para buruh ke depannya. Tapi, pengadilan Allah yang paling di akhir nanti. Mana yang benar dan yang salah hanya Allah yang tahu," tulis akun @imzkayla_230390.

"UU tidak masuk akal dan membuat kita para buruh terzalimi. Kok bisa UU yang membuat rakyat susah disahkan, miris banget Bu," tulis akun @ell_a1012.


Sumber: pikiran-rakyat.com

Kamu Mungkin Suka