Pria Keturunan Tionghoa Non Muslim Ini Mencoba Tinggal Selama 3 Hari di Pondok Pesantren, Siapa Sangka Beginilah Perlakuan yang Ia Dapatkan

Memilih agama dan keyakinan adalah hak asasi setiap manusia. Seperti Indonesia yang memiliki beragam suku budaya tentu memiliki beragam penganut agama juga. Terkadang perbedaan seperti ini menjadi hal tabu untuk didiskusikan bahkan dapat menimbulkan gesekan yang memicu pertengkaran. Jika setiap kita belum memahami secara dalam apa yang diajarkan oleh setiap agama dan menerima dengan rendah hati setiap perbedaan yang ada.

Inilah yang sering terjadi di Indonesia, jurang pemisah antara Islam dengan agama lain semakin dalam dan jauh karena banyak orang yang telah memiliki kesan salah terhadap Islam. Seorang Youtuber keturunan Tionghoa dan non Muslim mencoba pengalaman baru di mana ia akan tinggal selama 3 hari di sebuah pesantren untuk melihat secara langsung bagaimana keseharian teman-teman Muslim di sana.

Sponsored Ad

Tentu awalnya Tommy merasa khawatir apakah ia akan diterima dengan baik di pesantren tersebut dan bagaimana perlakuan yang akan ia dapatkan nanti. Kedatangan Tommy disambut oleh Ustadz Salman dan ternyata sambutan hangat dari seluruh santri di sana diberikan kepada Tommy. Rasa takut pun hilang setelah ia merasa teman-teman di sana mau menerimanya.

Sponsored Ad

Saat ditanya mengapa Tommy bersedia mengikuti proyek ini, “Ya bisa dibilang pengen nambah pengalaman. Mau nambah wawasan dan basic gue tuh non Muslim. Pengetahuan gua tentang Islam sedikit dan gua pengen tahu lebih dalam, lebih mengenal Islam. Jadi gua gak salah menilai Islam itu kayak gimana,” akunya. Tommy pun berkesempatan bertanya tentang pesantren saat makan siang.

Menurut Ustadz Salman, di pesantren ini para santri belajar berbagai hal termasuk belajar bagaimana memulai usaha. Harapannya alumni pesantren itu akan pandai dalam ilmu agama, pandai cari rezeki, dan punya karakter yang baik. Dari jawaban Ustadz Salman, sudah bisa diketahui bahwa sesungguhnya Islam tidak mengajarkan hal yang melenceng dari kemanusiaan. Tommy sadar kurangnya toleransi umat beragama memang masih ada di Indonesia, namun ia berharap nantinya tidak akan ada lagi hal seperti itu.

Sponsored Ad

Selama menginap di pesantren, Tommy salut bagaimana mereka menjalankan ibadah mereka dengan khusyuk. Apalagi di saat jam baru menunjukkan pukul 03.30 mereka harus bersiap untuk beribadah. Ketika sudah waktunya Tommy pulang, ia berbagi kesan saat bersama teman-teman Islam, “Saya ngerasa kalo selama ini yang mereka beritakan soal Islam anti toleran itu salah. Saya lihat sendiri toleransi itu ada dan benar-benar nyata. Islam itu bukan agama yang mengajarkan radikal dan bukan teroris.”


Semoga dari video ini, kita semua dapat lebih menghargai lagi tentang perbedaan dan bagaimana menyikapi perbedaan tersebut. Sehingga akhirnya kedamaian akan didapatkan dalam setiap perbedaan.


Sumber : Film Maker Muslim

Kamu Mungkin Suka