Wahai Wanita, Kalau Belum Menyiapkan 10 Hal Ini, Jangan Coba-Coba Menikah!

Menikah bukanlah perkara mudah, bukan hanya mengejar kata sah. Menikah adalah awal kehidupan bukanlah akhir.

Bicara soal pernikahan, ada pandangan menarik dari salah seorang blogger, Agi Tiara Pranoto, yang beberapa waktu lalu membagikan pengalaman dan pendapatnya tentang pernikahan melalui Instagram Story pribadinya, junoaggy.

Semoga ulasan kali ini bisa membuka wawasan kamu, bahwa pernikahan bukan semata soal muda atau tua, mapan atau belum dan sebagainya ya.

Sponsored Ad

1. Nikah muda? Topik ini akan selalu seru untuk dibahas. Apakah sulit? Ataukah penuh dengan ena-ena saja? Ikutin ceritanya~

2. Di usia 23 (yang relatif muda untuk menikah), Agi memutuskan untuk menikah. Dengan catatan, S1-nya doi sudah selesai dan sedang lanjut S2, materi oke dan pasangan pun sudah relatif mapan kerjanya

Sponsored Ad

Tapi tetap, meski sudah tergolong mapan sehingga ‘berani’ memutuskan menikah, doi dan pasangan harus memulai segala sesuatunya dari 0, terlebih karena sang suami awalnya bekerja di Palembang.

3. Membina rumah tangga baru nggak selalu mulus-mulus saja. Kadang yang dianggap sudah mapan pun, ada saja cobaannya. Iya, kamu nggak sendiri kok menghadapi problematika ini!

Sponsored Ad

Kata siapa punya segala hal dan serba mapan jaminan semua akan mulus-mulus saja? Menikah itu bak roller coaster, siapkan dirimu untuk momen terbaik dan terburuk!

4. Yang mau nikah karena lelah kuliah atau kerja, yakin sudah siap? Bukan perkara soal usia, tapi butuh kedewasaan untuk bisa tetap tenang hadapi berbagai macam prahara rumah tangga

Sponsored Ad

Menikah itu bukan cuma soal usia sudah matang (yang sangat relatif juga). Kata orang, usia 30 udah matang banget buat nikah. Atau kata orang usia 20-an kemudaan. Padahal, mentalnya yang kudu benar-benar siap. Ya, soal materi pun penting, tapi bukan itu poin utamanya. Nggak mau kan di tengah-tengah perjalanan berumah tangga, ngambek minta dipulangin ke rumah orangtua saja?

5. Sudah ‘nekat’ nikah, eh taunya belum kenal dengan baik sama pasangan. Amit-amit kan ya kalau ternyata pasangan tukang mabuk dan suka mukul 🙁 Untungnya ini nggak sampai dialami Agi

Sponsored Ad

Banyak alasan masing-masing orang memutuskan menikah. Atau memilih nggak menikah (dulu). Sebelum mencap orang ini itu, ada baiknya kamu ambil hikmahnya saja dulu dari pengalaman orang lain. Selain itu, mengenal baik-baik calon pasangan juga wajib kamu utamakan. Sudah kenal sifat doi luar dalam belum? Siapkah si doi hadapi kamu yang lagi ‘tantrum’? Atau siapkah kamu menghadapi ‘drama’ doi saat ngamuk? Ingat, pernikahan bukan selalu yang asyik doang lo!

Sponsored Ad

6. Menikah memang seru, tapi ingat jangan terburu-buru karena bebannya juga yahut endolita! Siap nggak?

Sponsored Ad

Nikah muda maupun menikah di usia ‘matang’, tetap harus siap apa pun risikonya.

7. Semoga kamu nggak berpikir kalau nikah hanya soal ena-ena saja ya. Semoga!

Pernikahan itu lebih dari sekadar perkara seks legal. Yakinkan dan mantapkan diri dengan yang sekarang, apakah bakal tetap cinta sampai kelak nafsu sudah lenyap sama sekali?

Sponsored Ad

8. Seseorang yang kamu pilih untuk mendampingimu nggak ada garansinya. Pastikan kamu memilih yang ‘terbaik’ untukmu, karena menikah itu komitmen yang nggak main-main!

Banyak yang bilang, menikah itu perkara menikahi sosok dia secara keseluruhan. Bersama keluarga besar dan segala macam baik buruknya. Tapi pastikan, sosok dia yang kamu pilih adalah sosok utama pilihanmu dan biarkan yang lainnya hadir sebagai pelengkap saja. Ya, masa kamu nikahin orang yang keluarganya kamu sayang tapi si doinya sendiri nggak kamu sayang sungguh-sungguh?

Sponsored Ad

9. Selingkuh bukan jalan keluar ya, Gaes. Itu mah nambahin masalah baru~

“Bete sama pasangan, ya udah cerai aja atau selingkuh aja.” Duh, kalau pikirannya begini sih mending pikir 1000 kali lagi deh buat nikah karena sungguh itu bukan solusi tapi malah nambah masalah baru namanya.

10. Ingat, setelah tahun kesekian, pendar-pendar asmara kalian tak akan lagi sama. Itu faktanya. Selebihnya, ya bakal seperti sahabat seumur hidup, yang tanpanya kamu merasa tak mampu hidup

Sosok yang kamu pilih akan menemanimu selamanya. Mulai dari belum ada anak, sampai anakmu kelak pergi masing-masing, mencari penghidupan sendiri di luar sana. Sisa hidupmu akan kamu habiskan bersama si dia yang kamu pilih. Sudah yakinkah dengan pilihanmu ini?

Semoga pengalaman yang dibagikan teman warganet kita Agi ini jadi refleksi, tentang betapa pernikahan itu kompleks dan butuh kesiapan matang secara mental. Nggak perlu ada yang mendikte, kamu perlunya nikah di usia berapa. Toh itu bakal jadi tanggung jawabmu sendiri. Intinya, jangan sampai ngerepotin orang, apalagi bikin stres diri sendiri. Toh golnya menikah adalah bahagia bersama orang tersayang kan?

Sumber: Hipwee

Kamu Mungkin Suka