Ia Mengirim Ibunya ke Panti Jompo, Namun 5 Hari Kemudian "Hal Buruk" Ini yang Terjadi!

Kesedihan terbesar adalah ketika Anda belum merasa hidup dengan baik, tapi Anda sudah terlanjur tua. Tapi ketahuilah bahwa hidup adalah sebuah kekayaan yang besar, jangan menyesalinya!


Kasus serupa yang dialami seorang pria berusia 40 tahun. Setelah beberapa tahun bekerja keras, dia berhasil membeli rumah di kota besar dan menikah. Dia juga membawa ibu kandungnya untuk tinggal bersamanya di kota besar.

Sponsored Ad


Dia juga adalah satu-satunya anak dalam keluarga. Dia tidak memiliki saudara laki-laki atau perempuan, makanya dari kecil orangtuanya selalu memanjakan dirinya. Namun ia tidak pernah memenuhi harapan orangtuanya, ia hanya mampu menjadi ranking 5 di kelasnya dan tidak pernah jadi ranking 1.

Setelah lulus kuliah ia bekerja di perusahaan asing dan bertemu dengan istrinya di tempat kerja. Setelah 2 tahun menjalin hubungan, mereka pun menikah.

Sponsored Ad


Pada suatu hari setelah ia pulang kerja ia mendengar istrinya berkata pada ibunya “kamu masak tidak ada rasanya, ini kurang asin! Kamu gak bisa masak ya! Aku tidak mau makan masakanmu!”


Sponsored Ad

Lalu ia pun berkata pada istrinya “ibu kita memiliki kondisi fisik yang lemah makanya ia tidak bisa makan makanan yang terlalu asin”

Namun istrinya berkata “itu ibumu, bukan ibuku!”

Kebetulan selama satu bulan ke depan ia akan menjalani perjalanan bisnis ke luar kota, sehingga ia tidak akan berada di rumah. Makanya ia berpikir untuk menaruh ibunya sementara waktu di panti jompo.

Namun sang ibu menolak tinggal di panti jompo “aku ingin berada di rumah agar aku bisa masak makanan kesukaanmu ketika kau pulang nanti!”

Sponsored Ad


Namun ia memikirkan alasan yang lebih baik. Ia hanya takut istrinya akan berbuat macam-macam kepada ibunya. Sampai singkat cerita ia sedikit ‘memaksa’ sang ibu untuk masuk panti jompo.

“Ibu, aku janji akan sering menghampirimu. Aku juga tahu kau sangat suka dengan tempat yang terang, aku pun sudah memilih kamar terbaik yang memiliki pencahayaan yang terang!”

Sponsored Ad


Setelah ia menutup pintu kamar ibu di panti jompo, ia tahu bahwa sang ibu langsung menangis. Dan ketika ia kembali pulang ke rumah, istrinya sudah membuang semua barang di kamar ibunya. Sambil bersenandung bahagia, ia terus mengucapkan ‘selamat tinggal’.

Namun 5 harinya saat ia mau pergi dinas, ia mendapat telepon dari panti jompo. Staf perawat mengatakan bahwa ibunya mendadak koma. Dan ketika ia sampai panti jompo, semua sudah terlambat, sang ibu sudah ‘pergi’.

Sponsored Ad


Saat ia datang ke kamarnya, ternyata sang ibu ‘pergi’ sambil memeluk foto dirinya waktu masih bayi yang baru berusia 100 hari. Setelah ia melihat sang ibu, ia menangis sejadi-jadinya!


Sponsored Ad

“Kenapa aku harus mengirimmu ke panti jompo? Kenapa selama hidupku aku tidak pernah membahagiakanmu? Semua sudah terlambat!!” teriaknya sambil marah pada diri sendiri


Dari kejadian ini mengajarkan bahwa beberapa hal tidak dapat dibeli dengan uang. Kita tidak bisa membalas semua kebaikan orangtua dan berharap orangtua bisa hidup sehat dan bahagia selamanya. Oleh sebab itu selagi ada waktu, bahagiakanlah mereka!

Sumber: Clicknews 

Kamu Mungkin Suka