Tahun itu adalah tahun yang berbahagia buat Hani, pasalnya ia diterima di universitas impiannya.
Namun siapa sangka, kabar bahagia itu malah menimbulkan perdebatan dengan orangtua angkatnya.
“Tidak ada uang untuk melanjutkan biaya kuliahmu, lebih baik kamu jualan di toko mie dan menikah dengan pria kaya! Lagian uang ini lebih baik untuk pendidikan adikmu, kelak ketika ia sukses ia bisa menafkahi keluarga” bentak sang ayah
Ketika Hani mendengarnya, ia pun menangis. Ia tahu bahwa ia hanyalah seorang anak angkat, dan ia tidak punya hak untuk menuntut kepada orangtuanya.
Sponsored Ad
Sebenarnya waktu masih batita, Hani dibuang begitu saja. Karena Hani mengalami masalah di bagian tulang kakinya. Sehingga orangtua Hani tidak bisa menerima kondisi anaknya yang seperti itu.
Untung saja, beberapa jam setelah Hani dibuang, ia langsung ditemukan oleh ayah dan ibu angkatnya.
Setelah berdebat dengan sang ayah, Hani pun mengunci diri di kamar. Lalu sang ibu datang ke kemar Hani “anakku sayang, bukan maksud kita yang tidak mau membiayai kuliahmu, tapi karena kondisi ekonomi kita. Kamu tahu sendiri, rumah ini saja sudah bobrok dan selama 30 tahun kalau ada hujan deras pasti selalu bocor. Ini karena kita………”
Sponsored Ad
Belum saja sang ibu menjelaskan ceritanya, Hani sudah menyela “aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Sebelum ibu mengingatkan, aku sudah memutuskan untuk melepas universitasku!”
Lalu sang ibu menghela nafas sambil berjalan meninggalkan Hani seorang diri.
Lusa harinya..
Sang ibu pun memperkenalkan bos toko mie kepada Hani. Bos toko mie itu adalah sahabat baik ayah Hani. Ketika keluarga Hani mengalami kesulitan, pasti bos itu yang bersedia meminjamkan uang dan membantunya.
Sponsored Ad
Makanya keluarga Hani merasa berhutang banyak dengan bos toko mie tersebut.
Untung saja Hani adalah seorang wanita yang tekun, cekatan, dan pandai bekerja. Tidak perlu waktu lama untuk Hani adaptasi di toko mie tersebut dan ia menjadi salah satu karyawan yang teladan.
Pada suatu siang, saat Hani sedang memasak mie, ia tiba-tiba melihat seorang nenek terjatuh di jalanan. Nenek itu sambil membawa plastik sampah dan isinya plastiknya pecah semua.
Hani pun menaruh mangkok mie yang ia pegang, lalu berlari ke jalanan untuk membantu sang nenek.
Sponsored Ad
“Nek, biar kubantu. Ayo berdiri lalu duduk sebentar saja di toko mie ini.” kata Hani
Namun karena sampah yang pecah menumpahi sebagian baju nenek, akhirnya badan nenek juga bau.
Karyawan lama tempat Hani bekerja pun tidak suka dengan bau tersebut “Hani, ngapain bawa orang kayak gitu ke toko mie kita? Bau tau!”
Namun Hani tidak mempedulikan setiap cibiran dan hinaan dari teman-temannya. Ia tetap mengobati kaki nenek dan menemani nenek sampai ia bisa berjalan kembali.
Sponsored Ad
“Nenek, maukah kamu makan semangkuk mie?” tanya Hani
“Aku lapar, tapi aku cuma punya uang 10.000 saja. Apakah bisa?” tanya nenek
“Bisa kok nek! Tunggu saya siapkan dulu ya!” kata Hani sambil pergi ke arah dapur
“Tolong siapkan semangkuk mie, lalu tambahkan daging dan telur di atasnya” kata Hani.
Namun karyawan lama di toko itu malah marah “enak saja, nanti toko kita rugi. Dia saja cuma bawa uang 10.000 ribu!”
Hani pun mulai terpancing emosi “bayangkan kalau nenek itu adalah mama kamu sendiri, apakah yang akan kamu lakukan jika melihat ia terluka dan kelaparan?”
Sponsored Ad
“Lagian, biar aku saja yang bayar mie itu!” tambah Hani
Lalu Hani mengantarkan mie itu kepada nenek. “Nak, tapi aku gak ada uang untuk membayar daging dan telurnya!” kata nenek
Hani pun hanya tersenyum manis dan mengijinkan nenek makan..
Setengah tahun kemudian..
Saat toko mie sedang penuh dengan tamu, tiba-tiba datanglah sebuah mobil hitam yang sangat bagus.
Sontak seisi tamu di toko itu ikut tercengang. “Siapa yang datang? Mana bisa ada mobil sebagus itu datang ke desa kita? Mana mungkin ia datang untuk membeli mie di toko kecil ini?”
Sponsored Ad
Tiba-tiba keluarlah seorang pria tinggi dan tampan, ia berkata pada Hani “ada seseorang yang mau mencarimu!”
Lalu tak lama, turunlah seorang nenek dari mobil itu dan memeluk Hani.
“Aku adalah nenek yang pernah kau tolong setengah tahun lalu, kini ikutlah denganku. Menikahlah dengan anakku dan aku sudah siapkan sebuah perusahaan makanan untuk kau kelola!” kata nenek
Mendengar ucapan itu, seisi pelanggan hari itu dibuat kaget tidak percaya. Apalagi karyawan lama yang waktu itu pernah menghina nenek.
Sponsored Ad
Hani pun menangis dan bersujud bersyukur. Ia tahu bahwa di saat ia bersedia berbuat baik, pasti Tuhan melihatnya dan akan membalaskan kebaikan berkali-kali lipat kepadanya.
Banyak orang mengatakan bahwa perbuatan baik Hani telah mengubahkan hidupnya.
Apakah kamu terinspirasi oleh artikel ini? Jangan lupa LIKE dan SHARE ke teman-temanmu ya.
Sumber: Gohealth