Dulu Pria Buta Ini Sering Dilecehkan Oleh Temannya Waktu di Masjid. Siapa Sangka, Kini Dirinya Membungkam Temannya Dengan Cara Ini !

Deny Kurniawan, 23 tahun, pemuda asal Desa Sumberagung, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, melewati masa kecil yang pahit. Karena lahir dalam keadaan tunanetra, dia kerap mendapat perlakuan usil dari teman-temannya.

Deny melewati masa kecilnya minus keceriaan bersama anak-anak sebayanya. Dia kerap mengalami perisakan, sampai pernah enggan pergi mengaji ke masjid di kampungnya.

" Waktu ngaji dulu, ada tiga teman yang suka mengganggu," ujar Deny, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 6 November 2018.

Sponsored Ad

Beberapa perbuatan usil yang dia alami seperti sandal diinjak dari belakang. Pernah pula, sarung yang dipakai Deny sampai dicopot secara sengaja.

" Satunya, melempari batu kerikil. Saya hanya bisa nangis dan mereka pun senang," kata Deny.

Meski begitu, Deny tidak menyesal dengan kondisi fisiknya. Justru semangatnya untuk berprestasi tumbuh begitu bersekolah di Sekolah Luar Biasa.

Sponsored Ad

Prinsip 'Tidak Sempurna Boleh, Minder Jangan' menjadi bekal bagi Deny dalam menjalani kehidupan. Alhasil, dia pernah dinobatkan sebagai Juara Lomba Pemilihan Da'i Cilik (Pildacil) se-Jawa Timur pada 2007.

Pengalaman tersebut menggerakkan hasrat Deny untuk berkiprah sebagai penyiar radio. Mimpi pun terwujud dengan diterimanya Deny menjadi penyiar pada salah satu radio lokal di Pasuruan.

"Awal karier saya dimulai saat 2007 itu. Saya diminta jadi penyiar radio di Sekar FM Grati," ucap Deny.

Sponsored Ad

Deny pun tumbuh sebagai remaja yang percaya diri. Ketika duduk di bangku SMA, dia aktif berkegiatan Forum Anak Kota Pasuruan.

Di sana, dia diajarkan menyampaikan aspirasi dengan baik. "Bisa dalam hal kekerasan atau diskriminasi sesama anak, maupun pendidikan sebaya," tutur Deny.

Prestasi demi prestasi kian ditorehkan Deny. Dia pernah menjadi juara lomba mengarang se-Jawa Timur lewat karyanya berjudul 'Peran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pengembangan IPTEK'.

Sponsored Ad

Meski begitu, bukan berarti kehidupan Deny berjalan tanpa halangan. Dia sempat mengalami kesulitan ketika melanjutkan pendidikan di Universitas Merdeka Pasuruan.

Deny tercatat sebagai mahasiswa semester 3 di prodi tersebut. Padahal, dia sempat ingin mengambil kuliah di Prodi Pendidikan Kewarganegaraan.

"Sebenarnya saya tertarik masuk Prodi Pendidikan Kewarganegaraan namun di situ tidak ada fasilitas bagi tunanetra," kata dia.

Ketidaksempurnaan fisik tidak menjadi penghalang bagi Deny. Dia memanfaatkan betul teknologi untuk menunjang perkuliahan dan aktivitas kesehariannya.

"Saya sendiri ingin membuktikan bahwa saya pun bisa mandiri," kata dia.

Saat ini, Deny merupakan penyiar pada dua stasiun radio di Pasuruan, Senkom dan Rivana.


Sumber : Dream

Kamu Mungkin Suka