"Mantan Suami" Larang Aku Jadi Istri yang "Terlalu Tekun". Maksudnya Bikin Aku Tersadar!

Ada sebuah kisah menarik datangnya dari pasangan yang telah bercerai, Andi dan Yuli.

相關圖片

Dulunya mereka berdua adalah teman satu kampus. Mereka jadian ketika masih duduk di kuliah tingkat satu.

Selama Andi kuliah, Yuli selalu membantu Andi untuk mencuci pakaian, menyikat sepatu, bahkan menyiapkan bekal untuk makan siang Andi.

相關圖片

Meskipun orang lain merasa bahwa Yuli belum sepantasnya melakukan hal tersebut, tapi Yuli merasa bahwa hal yang ia lakukan memberikan kebahagiaan tersendiri untuknya.

Sponsored Ad

Setelah mereka menikah, Yuli masih rajin dan tekun seperti sebelumnya. Ia bangun tiap pagi sebelum matahari terbit, menyiapkan pakaian untuk Andi bekerja, lalu pergi ke dapur untuk masak. Setelah masak, baru ia membangunkan Andi untuk siap-siap mandi dan sarapan.

「夫妻結婚」的圖片搜尋結果

Setelah makan, Andi akan pergi kerja terlebih dahulu, sedangkan Yuli akan mencuci piring lalu berangkat ke kantor.

「男人上班」的圖片搜尋結果

Namun karena Yuli terbiasa untuk rajin, tekun, dan selalu mengalah buat Andi, akhirnya Andi jadi pria yang kurang bisa menghargai kebaikan Yuli.

Sponsored Ad

Pernah ada suatu hari, anak mereka yang baru berusia 10 bulan terjatuh dari ranjang. Andi pun langsung memarahi Yuli "Kamu itu, gaji rendah tidak apa-apa, tapi masa jagain anak aja gak bisa?"

「夫妻」的圖片搜尋結果

Karena Yuli terpancing emosi, jadi ia pun berkata sambil emosi "Jika kamu tidak bisa menghargai bayar harga yang telah kuberikan untuk keluarga ini, lebih baik kita bercerai saja!"


Karena Andi adalah pria yang keras dan bergengsi tinggi, akhirnya pertengkaran itu berujung pada perceraian.

Sponsored Ad

3 Tahun kemudian..

Di awal perpisahan, hubungan keduanya sangat dingin bahkan tidak mau saling bertemu. Mereka menjalani kehidupan masing-masing dan tidak saling peduli.

Tapi setelah lewat beberapa tahun, perceraian membuat Andi tersadar dan teringat kembali setiap kebaikan dan ketekunan yang Yuli lakukan.Tapi apalah arti semua itu, karena mereka sudah terlanjur bercerai.

Sponsored Ad

Pada suatu waktu Yuli tidak sengaja bertemu lagi dengan Andi, dan ia menyampaikan sebuah pesan pada Yuli : "Setelah kau menikah, jangan menjadi seorang istri yang terlalu tekun!"


Di situlah Yuli sadar satu hal, dalam kehidupan pernikahan, jika seorang wanita terlalu banyak mengorbankan diri dan terlalu tekun, maka suami akan menganggap semua ketekunan ini sebagai hal yang biasa dan sulit untuk menghargai.

Sponsored Ad

Setelah mendengarkan mantan suaminya berpesan, Yuli pun sedikit terkejut. Tapi di satu sisi ia bersyukur karena setidaknya Andi bisa sadar dan mengharapkan yang terbaik di pernikahan Yuli dengan suaminya yang baru.


Yuli juga berkomitmen agar tidak menjadikan dirinya seperti mesin yang tidak pernah mengenal lelah untuk ‘mencetak’ sebuah kebahagiaan.

Sponsored Ad

Yuli juga ingin suami barunya memahami bahwa pernikahan adalah masalah dua orang, dan pekerjaan rumah tangga harus dilakukan oleh dua orang. Karena hanya dengan cara ini, pernikahan bisa harmonis.


Dari kisah Yuli, mari kita belajar bahwa sebagai wanita harus pintar-pintarnya memposisikan diri dalam pernikahan. Tidak peduli seberapa besar Anda mencintai suamimu, tapi kita berperan sebagai "pendamping", bukannya "pembantu".

Sponsored Ad

Begitu juga dengan pria, Anda harus bisa menghargai kontribusi seorang wanita. Memang tidak mudah untuk memahami seorang wanita. Tapi dengan cara kita menghargainya, pernikahan Anda bisa lebih tahan lama.

Tulisan dan gambar yang ditampilkan dalam artikel ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Sumber: Coco 

Kamu Mungkin Suka