Anakku Suka "Menggigit Jari". Namun Sejak Kutempelkan "Benda Ini" Pada Jarinya , Ia Pun Kapok!

Seorang ibu mengatakan bahwa bocah laki-lakinya yang berusia 4 tahun, suka menggigit jarinya ketika melihat acara  TV yang mendebarkan atau menggembirakan. Meskipun ibu itu sudah memarahinya beberapa kali, tapi ia terus mengulangi perbuatannya. Jika dimarahi terlalu keras, anak akan menangis dan berhenti menggigit sementara waktu, tapi giliran orangtua tidak melihat, ia akan mengulangi perbuatan itu lagi. 

Lalu apa yang harus ibu itu lakukan? Sebelum kita melihat cara pencegahannya, mari kita simak ulasan dan penyebabnya di bawah ini:

Sponsored Ad


Mengapa anak-anak suka menggigit jarinya?

Seorang psikolog Amerika H.Harlow pernah melakukan eksperimen dengan cara memisahkan anak monyet dari ibunya. Lalu ia membuat 2 monyet palsu sebagai pengganti mamanya. Satu monyet terbuat dari kawat, satunya lagi terbuat dari kain flanel.


Sponsored Ad

Setelah 2 tahun eksperimen, Harlow pun tercengang karena anak monyet yang dipaksa pisah dari ibunya sering menggigit jarinya, bahkan menggigit lengannya yang berbulu. Ia juga terkadang suka mengguncangkan tubuhnya secara mendadak. Semua ini terjadi karena monyet itu sudah terpisah dengan ibunya sejak ia dini, ia tidak memiliki rasa aman dan gangguan pada perilakunya.


Sebagai orang tua kita sering melihat kebiasaan anak-anak menggigit jari mereka. Tetapi kita harus tahu, bahwa anak-anak dalam usia yang berbeda akan menggigit jari dalam situasi yang berbeda juga:

Sponsored Ad

Sebelum usia 1 tahun: Bayi akan memindahkan dan mengemut jari-jari tanpa disadari, saat ini merupakan perkembangan kinerja intelektual dan rasa aman pada bayi.


Setelah usia 1 tahun: Memasuki umur ini, sebagian bayi sudah bisa melepas gigitan jari mereka. Namun ada juga yang masih belum bisa melepasnya.

Sponsored Ad

1-2 tahun: Jika anak masih suka menggigit jarinya, bisa diklasifikasikan sebagai kebiasaan buruk, efek sampingnya anak akan mudah mengalami gigi yang rusak.

3-4 tahun: Jika anak masih suka menggigit jari, bisa dikatakan anak mengalami fase kemunduran. Ia akan merasa bahwa dirinya masih seperti bayi, dengan cara mengisap atau menggigit ia menemukan rasa aman.


Setelah usia 4 tahun: Jika anak masih menggigit jarinya, hal ini menunjukkan bahwa rasa aman pada anak tidak cukup dan ia mengalami kecemasan yang terus berkelanjutan. Orangtua harus membantu anak untuk menemukan alasan atau pencegahan yang tepat.

Sponsored Ad

Penyebab anak-anak yang sudah tumbuh besar masih sering menggigit jarinya:

1.Anak pernah dipisahkan dengan orangtua dalam waktu lama. Sehingga ia tidak memiliki rasa aman, seperti percobaan anak monyet yang telah kita bahas di atas.

2.Anak sering dituduh dan ditidakpedulikan oleh keluarganya. Sehingga ia tidak memiliki rasa aman.

相關圖片

3.Anak pernah mengalami hal-hal yang membuat ia gugup, seperti pembulian, kekerasan, pelecehan, dll.

Jadi sebelum Anda memarahinya, kenali dulu apa faktor penyebab dibaliknya. Jika Anda bisa menemukan penyebabnya, Anda bisa melakukan pencegahan sejak dini.

Sponsored Ad

2 Cara pencegahan:

1. Tempelkan gambar atau plester lucu di jari yang suka anak gigit


Seorang ibu pernah bercerita bahwa putrinya suka mengisap jari-jarinya, padahal sudah berusia 5 tahun.

Sponsored Ad

Kemudian ia pergi ke apotik dan membeli plester bergambar dan sengaja membiarkan anaknya memilih gambar yang ia suka. Sejak membeli plester kesukaannya, ia selalu menempelkan di jari yang suka ia gigit.

Pada asik bermain dan ia menggigit jarinya, ia akan menemukan rasa aneh pada saat mengemut plester. Atau juga ia bisa tidak tega saat menggigit gambar lucu di plesternya. Dan dengan cara ini bisa mengubahkan ia dari kebiasaan lamanya.

「anak dinasehati」的圖片搜尋結果

Selain itu, rasa obat dari plester bisa menjadikan pengingat. Bisa menjadikan pengingat bahwa gigitan yang ia lakukan tidaklah enak dan tidak benar. Dalam hal ini, orang tua harus membimbingnya terlebih dahulu, jika tidak anak akan membuang plester itu lalu lanjut menggigit jari.

Sponsored Ad

2. Tempatkan cermin di sekitar area main anak

Dalam ilmu kedokteran, beberapa pasien bisa disembuhkan dengan terapi cermin. Pernah ada sebuah kasus dimana pasien sudah diamputasi, tapi ia terus mengalami halusinasi dan rasa nyeri yang berlebih. Ia selalu merasa bahwa anggota badannya masih ada, dan itu yang menjadi penyebab rasa nyerinya.

Lalu saat dokter memberikan terapi cermin, memungkinkan ia untuk melihat keadaan sebenarnya dari anggota badannya. Metode ini telah berhasil membantu banyak pasien, terutama pasien yang pernah mengalami amputasi.

Sponsored Ad

Cerita selanjutna juga ada anak yang punya kebiasaan menggigit sejak 3 tahun terakhir. Ia anak yang nakal dan terkadang tangannya jadi infeksi karena gigitannya sendiri. Ayahnya sempat kehabisan cara, karena ia selalu diam-diam menggigit jari, bahkan memakai cara plester pun tidak mempan.


Akhirnya ia menempatkan cermin besar yang menutupi seluruh dindingnya. Kemudian bocah itu memberitahu ayahnya “ketika aku bercermin dan menemukan sedang menggigit kuku, aku merasa jelek seperti badut, aku tidak suka itu!” Sejak ia sadar dari kebiasaan buruknya, ia sudah tidak pernah mengiggit kukunya lagi.

Ada pepatah berkata: Jika Anda tersesat di dalam hutan, dengan mengikuti arus aliran sungai dapat membantumu keluar dari hutan. Jika Anda merasa tidak berdaya tentang perilaku anak, pengetahuan ilmiah dan metode adalah jalan keluar yang terbaik. Apakah Anda sangat setuju dengan ini?

Sumber: Read01 

Kamu Mungkin Suka