Saat Lamaran, Keluarga Besan Minta Mas Kawin 300 Juta! Tak Disangka Uang itu Dipakai untuk "Hal Ini"!

Pak Karman mempunyai 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. 2 anak perempuannya sudah menikah dan sudah pindah ke kota. Tinggal anak laki-lakinya yang sudah 32 tahun dan masih bujang, namanya Ivan. Ivan memang tidak ganteng, perawakannya juga tidak tinggi, di desa itu tinggal dia saja yang masih belum menikah.

Suatu hari, pacar Ivan yang berasal dari kota tiba-tiba mengatakan ingin datang berkunjung. Pak Karman tentu saja khawatir, walaupun perekonomiannya tidak jelek, namun kehidupan kota dan desa kan berbeda jauh.

Sponsored Ad

Banyak pertanyaan yang mulai muncul di benak Pak Karman. Pakaian yang dipakainya semuanya hanyalah pakaian sederhana. Seumur hidup dia tidak pernah memakai jas. Kalau pakai jas untuk menyambut pacar Ivan, apakah bakal terlalu berlebihan? Perabotan rumah juga sudah tua. Pak Karman takut kalau pacar Ivan akan merasa tidak terbiasa dan memutuskan hubungan dengan Ivan.

Hari H yang dijanjikan Ivan pun tiba. Pak Karman bangun pagi-pagi sekali. Dia sudah menyisir rambutnya ribuan kali, dan sudah membersihkan segala sudut rumah. Sejak Ivan masih bayi, Pak Karman lah yang bertugas menjadi ayah dan juga ibu. Beliau ingin sekali Ivan bisa segera menikah. Oleh karena itu, dipanggilnya juga 2 putrinya untuk menyambut kedatangan pacar Ivan.

Sponsored Ad

Pukul 11 siang, pacar Ivan yang bernama Fani pun datang. Tidak cantik dan tidak jelek, tapi sangat lemah lembut dan pintar berbicara. Mereka makan siang bersama, dan Fani tak hentinya menyendok sayur untuk Pak Karman, tingkah lakunya sangatlah sopan. Fani terlihat jelas sekali sangat berpendidikan. Setelah Fani pamit pulang, Pak Karman pun membicarakan pernikahan Ivan dengan kedua kakaknya. Pak Karman ingin pernikahan Ivan dan Fani bisa dilangsungkan semeriah mungkin.

Sponsored Ad

Sepulangnya Ivan dari mengantar Fani, dengan wajah serius Pak Karman mengingatkan Ivan untuk memperlakukan Fani dengan baik. "Kamu harus baik pada Fani. Cepat-cepatlah nikahi dia mumpung ada kesempatan. Usiamu juga tidak muda lagi. Biarkan ayahmu ini bisa cepat-cepat gendong cucu." ujar Pak Karman menasihati Ivan. Sebenarnya walaupun Ivan tidak ganteng, namun dia sangatlah jujur dan punya kemampuan. Dengan kepintarannya, Ivan berhasil masuk ke universitas ternama di kota. Setelah lulus, Ivan juga berhasil mendapatkan pekerjaan di peruasahaan bergengsi dengan gaji tinggi.

Sponsored Ad


Beberapa bulan kemudian, Ivan pun berhasil melamar Fani. Pak Karman segera menuju bank untuk mengambil uang simpanannya sebanyak 400.000 NTD  (sekitar 200 juta rupiah) untuk dijadikan mas kawin. Setelah itu Pak Karman meminta putri dan suami untuk mengantarnya ke rumah Fani untuk melakukan lamaran. Namun, saat Pak Karman belum buka mulut, keluarga Fani sudah mengatakan terlebih dahulu bahwa mereka menginginkan mas kawin 600.000 NTD (sekitar 300  juta rupiah). Pak Karman mulai panik karena uang yang disiapkannya tidak cukup. Dengan berkeringat dingin, Pak Karman pun mengangguk menyetujui permintaan mas kawin tersebut.

Sponsored Ad

Pak Karman lalu pulang ke rumah, duduk di teras sambil memikirkan solusinya. Dia mulai berpikir, keluarga besan sudah susah payah merawat putrinya, menyekolahkan putrinya tinggi-tinggi tentu saja sudah menghabiskan uang banyak. Logis sekali kalau mereka meminta mas kawin dengan jumlah banyak. Pak Karman pun meminjam uang 15 juta rupiah masing-masing dari 2 putrinya. Sedangkan Ivan, karena dia sudah menghabiskan banyak uang untuk  DP rumah di kota, kini dia hanya ada uang 30 juta rupiah. Pak Karman mencoba meminjam uang ke sana kemari, dan akhirnya 300 juta rupiah pun terkumpul juga.

Sponsored Ad

Di hari pernikahan Ivan dan Fani, melihat kebahagiaan anaknya dan pesta berlangsung lancar, dalam hati Pak Karman merasa sangat puas. Tiba-tiba, Fani naik ke atas panggung dan berbicara dengan mike. Apa yang dikatakannya kemudian membuat Pak Karman kaget bukan kepalang.

"Ayah mertua! Saya dan Ivan saling mencintai dengan tulus. Mas kawin 300 juta rupiah ini akan kami kembalikan kepadamu. Ayah ibuku hanyalah mengetes ayah apakah ayah akan memperlakukanku dengan baik atau tidak. Maafkan kami yah...Kami sangat terharu akan dukungan dan usahamu agar kami bisa menikah.. Saya berdiri di sini, berjanji akan berbakti, menganggap ayah seperti ayah kandung sendiri. Kami harap seluruh hadirin juga dapat menjadi saksi dari ketulusan kami..."
Seluruh hadirin langsung heboh dan bertepuk tangan. Teman-teman Pak Karman yang sedesa langsung menyelamati Pak Karman dan mengatakan, "Betapa beruntungnya bapak, bisa dapat menantu sebaik ini.."

Sumber: foyuan

Kamu Mungkin Suka