Setelah Gagal di Cinta Pertama, Tan Malaka Tak Pernah Berhasil di Kisah Cinta Selanjutnya, Ternyata Inilah Alasan Dibaliknya

"Tan Malaka tidak kawin karena perkawinan akan membelokannya dari perjuangan. Ia bersikap penuh hormat terhadap perempuan. Ia juga tak pernah berbicara tentang perempuan dalam makna seksual. Dari sudut ini ia seorang yang bersih." Itulah kutipan SK Trimurti soal Tan Malaka dan kehidupan asmaranya.

Dari sini, tergambar jelas jika sosok pahlawan Tan Malaka sibuk mengejar kemerdekaan RI ketimbang galau soal pacaran. Tapi, bagaimana sih kisah selengkapnya soal Tan Malaka dan kehidupan asmaranya?

Sponsored Ad

1. Setelah lulus sekolah guru negara, Tan Malaka ditawari gelar datuk dan gadis agar jadi tunangannya. Praktis, ia pilih yang pertama saja

Tan Malaka yang bernama asli Sutan Ibrahim ini,  memang sudah cerdas sejak cilik. Selain berlatih pencak silat, ia juga mempelajari ilmu agama. Di usia 11 tahun, ia didaftarkan ke Kweekschool (sekolah guru negara) di Bukittinggi. Bahasa Belanda dan sepakbola adalah keahliannya. Lulus pada tahun 1913, pria ini ditawari gelar datuk dan seorang gadis untuk jadi tunangan. Barangkali Tan Malaka memang belum berhasrat memikirkan cinta, ia lebih memilih gelar datuk. Masih pada tahun yang sama dengan kelulusannya, ia malah melanjutkan sekolahnya di negeri Belanda.

Sponsored Ad

2. Sebelum sekolah di Belanda, Tan Malaka pernah jatuh cinta pada Syarifah Nawawi. Sayangnya, gayung tak bersambut

Semasa bersekolah di Kweekschool Bukittinggi, Tan Malaka memuja salah satu murid yang bernama Syarifah Nawawi. Konon, Syarifah adalah satu-satunya murid perempuan di antara 75 murid Kweekschool. Bahkan sekolah ini adalah tempat di mana ayah Syarifah sehari-hari bekerja sebagai guru.

Sponsored Ad


Tan Malaka kerapkali menyurati Syarifah. Namun, tak satu pun surat yang dibuatnya berbalas. Segala upaya pernah Tan Malaka lakukan demi mengejar cinta Syarifah. Namun Syarifah bergeming dan mencap pria tersebut sebagai pemuda aneh.

3. Malang bagi Tan Malaka. Saat ditinggal pergi ke Belanda, Syarifah justru dipersunting oleh pria lain yang kemudian hari menceraikannya

Selagi menimba ilmu di Belanda, Syarifah pindah ke Batavia. Saat berlibur ke Cianjur, ia berkenalan dengan Wiranatakoesoema V yang mana seorang bangsawan Sunda. Pria yang kelak jadi Menteri Dalam Negeri RI yang pertama ini, menikahinya pada Mei 1916. Namun rumah tangga mereka hanya bertahan 8 tahun dan Syarifah diceraikan via telegram.

Sponsored Ad

Gara-gara ini, beredar cerita di masyarakat Bukittinggi. Cerita itu adalah Tan dendam pada kaum feodal dan kemudian jadi komunis. Kalau kamu sendiri, bagaimana perasaanmu jika jadi Tan? Pasti kesal ya mengingat pujaan hati yang diperjuangkan terus-terusan, justru disia-siakan orang lain.

4. Di Belanda, Tan berkenalan dengan gadis asli Belanda bernama Fenny Struyvenberg. Sayang, hubungan ini tak berhasil

Saat menimba ilmu di Belanda, Tan dikabarkan sempat menjalin hubungan dengan gadis Belanda. Namanya Fenny Struyvenberg. Mahasiswi kedokteran ini kerap datang ke kos Tan. Sayangnya, tidak ada kelanjutan tentang hubungan mereka. Bahkan kisah ini juga tak tergambarkan sama sekali dalam memoar-memoarnya.

Sponsored Ad

5. Di Filipina, Tan dikabarkan dekat dengan wanita bernama Carmen. Meski sempat diceritakan dalam bukunya, tidak ada muara dari kisah mereka

Dalam buku yang ditulisnya sendiri, "Dari Penjara ke Penjara Jilid I", Tan menceritakan kedekatannya dengan Carmen. Ia adalah putri dari mantan pemberontak Filipina dan rektor Universitas Manila. Dari Carmen, Tan diajari bagaimana bisa masuk Filipina, belajar bahasa Tagalog, tata cara hidup di sana, dan masih banyak lagi.

Sponsored Ad

Saat itu, Tan Malaka ingin pindah dari Tiongkok ke Filipina untuk istirahat dan memulihkan sakitnya. Namun, hubungan Tan dan Carmen tidak dijelaskan lebih rinci lagi seakan-akan tidak menemukan muaranya.

6. Wanita terakhir yang pernah dekat dengan Tan adalah Paramitha Abdurrachman. Tapi sekali lagi, Tan jauh mementingkan negara daripada asmara

Pada tahun 1942, Tan kembali ke Indonesia secara rahasia. Ia sempat mengunjungi kawannya, Ahmad Soebardjo dan berkenalan dengan keponakannya yang bernama Paramitha Abdurrachman. Tan terpesona akan keahlian Paramitha bermain piano dan mulai dekat dengan gadis itu.

Sponsored Ad

Beberapa orang yang melihat kedekatan mereka, mengira keduanya telah bertunangan. Sayangnya, Tan lebih mementingkan membela negara. Hingga pada akhirnya, Tan ditembak mati pada 21 Februari 1949 oleh pasukan TNI di Kediri.


Itulah kisah Tan Malaka yang sibuk mengejar kemerdekaan Republik Indonesia ketimbang galau pacar. Bagaimana dengan kamu? Apakah gara-gara gak punya pacar, kamu malas menjalani hidup?


Sumber : IDN Times

Kamu Mungkin Suka