Capek-capek Masak Buat Mertua Tapi Gak Dimakan! Omongan Istri Bikin Aku Nangis!

Yang namanya orang miskin dimana-mana pasti direndahkan sama orang, termasuk sama mertua sendiri. 

Namaku Budi. Aku ini orang kampung. Orang tuaku cuma petani. Bisa dibayangkan hidup kami seperti apa. Untuk biaya pernikahan kakakku saja, uang kita habis semua. Waktu aku mau menikah, rumah kami sudah tak punya uang lagi.

Istriku ini orang kota. Orang tuanya kaya, buka usaha sendiri. Istriku punya adik perempuan, nikah sama anak orang kaya juga. Waktu istriku bilang mau nikah sama aku, orang tuanya tentang habis-habisan karena gak mau istriku hidup susah. Tapi akhirnya mereka merestui pernikahan kita, asal aku "masuk" ke keluarga mereka dan tinggal seatap sama mereka.

Di rumah mertua, aku seakan-akan jadi "jongos" untuk keluarga mereka. Semua pekerjaan dari berat sampai ringan aku yang kerjakan. Kadang lihat mertuaku gak masak aku yang masakin. Walau aku sudah berupaya, tapi mertuaku tetap tidak senang denganku.

Untungnya, istriku selalu disampingku memberi dukungan. Kita juga berencana untuk pindah keluar setelah kita punya cukup uang.

Suatu hari, mertuaku berulang tahun yang ke-60. Aku pikir mau kasih hadiah apa ya ke mertua. Setelah diskusi sama istriku, kita menarik kesimpulan kalau kasih hadiah, pasti kalah sama adik ipar yang lebih kaya. Daripada kasih hadiah, lebih baik aku masakin saja masakan kesukaan ibu. Biasanya mertuaku suka sekali masakan buatanku.

Tepat di hari H, aku belanja ke pasar pagi-pagi. Aku sibuk seharian di dapur. Tiba waktu makan, mertuaku terlihat cukup terkesan dengan masakan buatanku. Dia menganggukkan kepalanya dan langsung ingin menyicip. Aku senang sekali! Tapi kita semua harus menunggu adik ipar dan suaminya datang baru bisa mulai makan.


Tak lama kemudian, mereka tiba. Begitu masuk, mereka bawa banyak kantong barang. Semuanya hadiah ulang tahun untuk mertuaku. Mertuaku menyambut mereka dengan senyum lebar. Mereka beliin mertuaku barang-barang mahal mulai dari perhiasan hingga tas bermerk.

Habis kasih hadiah, aku mengajak semuanya untuk makan sebelum sayurnya keburu dingin, tapi saat ini, suami adik iparku berkata, "Udah gak usah! Kita makan di luar aja! Aku udah booking restoran di hotel bintang 5!"


Aku langsung bilang, "Jadi masakanku gimana? Udah tak siapin semua di meja!" Mertuaku bilang, "Iya juga ya, gimana dong?" Adik iparku lanjut bilang, "Bu, hari ini ultah ibu! Masa makan di rumah kayak biasa? Kita udah bayar lho 1 meja 8 juta! Kalau batal kan sayang!" Akhirnya mertuaku setuju untuk makan di hotel.

Dengan alasan di rumah masih ada masakan, aku pun gak ikut mereka makan. Istriku juga gak ikut. Setelah mereka pergi, rumah tinggal kita berdua. Aku sebenarnya kecewa. Istriku seakan tahu aku lagi tak enak hati, dia pun berkata padaku, "Sayang, kamu sudah capek-capek masak, buat aku ini jauh lebih enak daripada makanan di restoran. Kamu sudah susah-susah masak, mending kita makan berdua aja. Satu lagi, besok kita lihat-lihat rumah yuk. Tabungan kita sudah mencukupi. Lebih cepat lebih baik!"

Mendengar perkataan istriku, aku senang sekali karena ternyata istriku selalu mendukungku dan menghargaiku walaupun aku tak punya apa-apa. Aku benar-benar beruntung punya istri sebaik ini!

Sumber: gohealth

Kamu Mungkin Suka