Setelah Menikah, Jangan Anggap Suamimu Sebagai Keluarga! Penjelasan Sang Ibu Bikin Mata Jutaan Wanita Terbuka Lebar!

Setiap orang tua menginginkan anak perempuannya menikah dengan pria yang tepat. Mereka ingin anaknya hidup bahagia dan tidak menyesal dengan pilihannya tersebut. Orang tua mana yang hatinya tidak perih ketika melihat anaknya menangis meratapi hidupnya.

Ibu tidak akan rela anaknya disakiti oleh orang lain, terlebih lagi oleh suami anaknya. Maka dari itu ada seorang ibu yang mengatakan bahwa setelah menikah jangan anggap suamimu sebagai keluarga. Tentu saja hal ini membuat semua orang yang mendengarnya menjadi bingung.

Sponsored Ad

Ibu ini mengatakan hal tersebut berdasarkan pengalamannya setelah menikah selama 20 tahun. Ketika wanita menikah dengan pria yang ia cintai, pada umumnya seorang akan menyerahkan seluruh hidupnya dan menuruti perkataan sang suami.

Dalam proses cinta menjadi keluarga, itu berarti wanita harus menyerahkan banyak hal. Kebanyakan wanita memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri untuk menjadi keluarga setelah menikah.

Sponsored Ad

Saat suami marah pada kita, kita memilih untuk menanggungnya seorang diri. Saat suami sedang sakit, kita harus fokus untuk merawatnya sehingga ada banyak hal yang jadi terbengkalai. Ketika menikah, kamu harus meninggalkan pekerjaan impianmu.

Oleh karena itu, seorang wanita menganggap suaminya sebagai pusat kehidupan sehingga ia tidak akan memiliki hidupnya sendiri. Apakah seumur hidupnya wanita harus menjalani hidup yang seperti ini?

Sponsored Ad

Menikah memang tidak hanya berarti menggabungkan dua cinta menjadi satu, tapi juga menggabungkan dua keluarga menjadi satu. Menurut pemaham ini, suamimu sudah menjadi keluargamu, tapi bukan berarti kamu kehilangan segalanya.

Wanita juga memiliki hak untuk berkembang dan berkarir. Wanita juga berhak untuk berpendapat dan menikmati hidupnya. Wanita berhak untuk memiliki waktu untuk dihabiskan seorang diri dan beristirahat, kalau bahasa yang sekarang sering disebut sih “me time”.

Sponsored Ad

Dalam pernikahan harus ada komunikasi dua arah. Cinta bukan hati untuk mengalahkan hati yang lain, tetapi sebuah percikan yang membuat dua hati bertabrakan. Istri bukanlah “budak” dari seorang suami yang berada di bawahnya.

Kamu adalah kamu dan suami adalah suami. Dalam pernikahan, lebih penting menjadi diri sendiri. Meski sudah menikah, jangan pernah abaikan hidupmu sendiri dan bersyukurlah setiap hari. Jangan pernah 100% bergantung pada orang lain karena hidupmu adalah tanggung jawab dirimu sendiri.   

Sumber : pretties

Kamu Mungkin Suka