Begini Perubahan Drastis Lidya Pratiwi Setelah 14 Tahun di Bui Usai Habisi Nyawa Kekasihnya

Pesinetron Lidya Pratiwi sempat bikin geger dunia hiburan Tanah Air. Jauh sebelum ramai sosial media, Lidya jadi sorotan karena membunuh model yang diduga sebagai kekasihnya, Naek Gonggom Hutagalung.

Kini setelah hampir 14 tahun, Lidya yang dipenjara di Rumah Tahanan Perempuan Klas IIA, jalan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu kini berubah drastis.

Sponsored Ad

Petugas sempat mengungkap kegiatan Lidya di dalam rutan. Menurut petugas, Lidya yang sudah masuk Islam itu saat ini jadi lebih rajin beribadah dan menyesali perbuatannya.

"Beberapa kali sih saya lihat dia salat. Dia rajin ibadah," kata seorang petugas di Rutan Pondok Bambu. Saat ini, Lidya sudah menjalani masa hukuman 13 tahun penjara. Menurut rencana, ia akan bebas sekitar satu tahun lagi.

Dalam tragedi 2006 silam itu, Lidya yang saat itu masih berusia 19 tahun ini diputus bersalah dan terlibat pembunuhan bersama ibunya, Vince Yusuf, dan sang paman Tony Yusuf. Lidya bertugas mengajak Naek menginap sedangkan Tony dibantu satpam bernama Ade menjadi eksekutor dalam pembunuhan di Putri Duyung Cottage, Ancol.

Sponsored Ad

Motif pembunuhan Naek bermula saat Tony yang terlibat hutang berniat menguras harta teman dekat Lidya itu. Model sekaligus bintang iklan tampan berusia 33 tahun itu akhirnya dihabisi lantaran Tony tak ingin karir Lidya sebagai artis jadi ternoda.

Dalam kasus pembunuhan Naek, Lidya sempat menyangkal keterlibatannya. Namun walau tak ikut turun tangan membunuh, Lidya tetap harus bertanggung jawab karena tahu rencana ibu dan pamannya untuk merampok serta menghabisi Naek.

Sponsored Ad

Akibat kejadian itu, Lidya divonis 14 tahun penjara. Ini 3 tahun lebih ringan jika dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), 17 tahun pidana penjara. Disisi lain, ibu dan paman Lidya dijatuhi hukuman mati atas perbuatan keduanya.

Sponsored Ad

Sementara itu, sosok bintang sinetron "Untung Ada Jinny" itu sempat mencurahkan isi hatinya saat awal-awal mendekam di penjara. Lidya mengaku menangis dan tak kuat harus hidup dibalik jeruji besi.

"Kehidupan di tahanan, makan terbatas. Saya cuma makan dari jam 10 pagi. Standar makanannya kalau saya boleh ngomong tidak memenuhi standar kesehatan," keluh Lidya. "Terus makan lagi jam 5 sore, makan minum terbatas, komunikasi serba terbatas. Nggak kuat secara psikologis. Ingin cepat pulang."

Dua tahun lalu, Lidya memutuskan untuk menjadi mualaf setelah bermimpi tentang Ka'bah. "Aku bermimpi Ka'bah sampai tiga kali, makanya aku yakin Islam adalah agama yang benar," ujarnya.


Sumber: Wow Keren

Kamu Mungkin Suka