Ternyata "Gini" Perubahan Jagung dari Tahun 1960 Hingga Sekarang! 10x Lebih Kecil?

Arkeologi adalah ilmu yang sangat menarik. Dengan arkeologi, manusia modern dapat memahami sejarah yang terjadi di masa lalu.


Nah baru-baru ini, para arkeolog menemukan fosil tongkol jagung di beberapa gua di lembah Tehuacan, Meksiko. Yang diperkirakan fosil tersebut telah berumur 5.310 tahun.

Sponsored Ad


Makanya tongkol jagung itu dinamai Tehuacan162. Yang artinya ditemukan pada tahun 1960-an di lembah Tehuacan.


Para ilmuwan telah mengurutkan DNA lengkapnya, dan hasilnya menunjukkan bahwa jagung yang ditanam di Meksiko ini secara genetik lebih mirip dengan leluhurnya daripada keturunannya.

Sponsored Ad


Fakta ini dibenarkan dengan pernyataan Dr. Nathan Wales dari Museum Sejarah Alam Denmark menjelaskan: "Di Meksiko, sekitar 9000 tahun yang lalu, orang-orang mulai mengumpulkan dan memakan gulma”

Jagung dianggap sebagai keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung, yang bernama teosinte.

Sponsored Ad


Ini adalah penemuan salah satu dari lima tongkol jagung tertua di dunia. Dan fosil tongkol tersebut ditempatkan di museum milik Robert S. Peabody.


Para ahli pun menjalani penyelidikan lebih lagi, dimana Tehuacan162 memiliki jumlah bakteri lebih banyak di DNA-nya. Hal itu disebabkan karena dekomposisi dan kontaminan tanah.

Sponsored Ad

Ada banyak perbedaan antara jagung kuno dan jagung modern, diantaranya hilangnya kulit biji keras dan perubahan waktu berbunga, serta panjangnya kurang lebih 2cm. Yang artinya panjangnya tongkol jaman dulu hanyalah sepersepuluh lebih kecil dari tongkol jagung modern.


Selain itu, Tehuacan162 hanya memiliki 8 baris kernel, sedangkan jagung jaman sekarang rata-rata 16 kernel.

Sponsored Ad

Penemuan ini bisa mengungkapkan sejarah evolusi jagung selama 10.000 tahun yang lalu. Penemuan itu juga bisa menjelaskan bagaimana jagung bisa menjadi makanan dasar bagi peradaban orang jaman kuno, dan studi ini dapat membantu meningkatkan perkembangan jagung modern.


Sponsored Ad

Jasmin Ramos Madrigal mengatakan bahwa orang-orang jaman dulu sering berpindah-pindah dan sebagian besar mengonsumsi tanaman liar dan hewan, serta melengkapi pola makan mereka dengan beberapa tanaman budidaya, seperti jagung.


Namun beberapa waktu kemudian, karena jumlah populasi meningkat, menjadikan jagung sebagai makanan pokok.

Sponsored Ad


Tidak berharap bahwa tongkol jagung yang terlihat biasa saja, ternyata memiliki posisi yang begitu penting di bidang arkeologi.

Apakah kamu suka dan tertarik dengan artikel ini? Jangan lupa LIKE dan SHARE ke teman-temanmu ya!

Sumber: Gigcasa 

Kamu Mungkin Suka