Aubrey Fontenot adalah seorang anak laki-laki yang baru berusia 8 tahun dan tinggal di Texas dengan ayahnya. Aubrey sering dibuli oleh teman-teman sekelasnya dan lama kelamaan ia jadi tidak tahan lagi. Hingga suatu hari ia menceritakan semua kejadian ini pada sang ayah.

Awalnya Aubrey tidak mau bercerita dan memendamnya seorang diri. Dia berpikir kalau teman-temannya nanti juga akan berhenti membulinya sehingga ia pun tidak pernah melawan. Namun bukannya berhenti yang ada teman-teman sekelasnya itu malah semakin menjadi.

Akhirnya Aubrey tidak tahan lagi dan menceritakan segalanya pada sang ayah. Pertama kali mendengar anaknya dibuli, sang ayah sangat terkejut. Dia tidak menyangka kalau anaknya mengalami hal seperti ini.

Sang ayah memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman sekelas Aubrey. Ia ingin menanyakan mengapa mereka melakukan semua itu pada anaknya? Apa yang salah? Tapi meskipun emosi, sang ayah bertekad untuk tetap menahan emosinya itu.

Ia baik-baik bertanya kepada anak-anak tersebut. Mereka tidak terlalu mau menjawab pertanyaan Ayah Aubrey karena mereka juga sebenarnya takut. Kemudian sang ayah melihat anak-anak itu dari atas sampai ke bawah.

Baju mereka terlihat kusam dan sepatu mereka sudah pada rusak. Ayah Aubrey melihat mereka dengan perasaan penuh iba. Setelah diajak berbicara selama beberapa waktu akhirnya sang ayah menyadari kalau kondisi keluarga anak-anak ini tidaklah baik. Mereka juga tidak mendapat perhatian dari kedua orang tuanya dan tidak mendapat pendidikan moral yang baik. Tidak heran mereka tega membuli Aubrey.

Tanpa berpikir panjang, Ayah Aubrey membawa mereka pergi ke toko baju. Seketika saja raut wajah anak-anak berubah, yang tadinya diam tertunduk langsung jadi ceria dan bersemangat. Ayah Aubrey membelikan mereka masing-masing pakaian dan sepasang sepatu.

Setelah itu ia membawa anak-anak itu ke rumahnya untuk bertemu dengan Aubrey dan menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Untungnya anak-anak itu mau berdiskusi dengan baik dan membuahkan hasil yang baik pula.

Tindakan sang ayah memang terdengar sangat konyol bagi sebagian orang. Masa mau membelikan baju dan sepatu kepada anak yang jelas sudah membuli anaknya? Kok tidak langsung dimarahi saja?

Coba deh kalau anak-anak tadi langsung dimarahi, apakah di akhir mereka mau berdamai? Belum tentu, malah mungkin bisa berakibat lebih fatal lagi. Kebaikan hati sang ayah sudah meluluhkan hati anak-anak nakal tersebut. Kebaikan memang selalu membawa kebaikan lagi, jadi perbanyaklah berbuat baik ya, Sobat!  

Sumber : micelle0926