Jika Anak Menunjukkan "4 Perilaku Ini", Artinya Dia Sudah Terlalu Dimanjakan! Segera Ubah!

Dalam proses tumbuh dewasa, anak-anak pasti akan membuat kesalahan. Pada saat ini, banyak orang tua yang akan menegur anak-anak mereka dan ingin anak-anak belajar untuk memperbaiki kesalahan mereka. Menegur anak adalah situasi yang sangat umum bagi orang tua. Namun, jika anak menunjukkan 4 perilaku ini, maka ada ada yang salah dalam cara peneguran orangtua:

1. Tawar menawar


"Jika aku harus mengerjakan pekerjaan rumah aku, ibu harus memberikan aku uang!"

Sponsored Ad

"Jika aku tidak boleh menonton TV, ibu harus membelikan aku mainan!"

Anak-anak sering tawar menawar dari orang tua.

Tidak memperbolehkan anak menonton TV terlalu lama itu demi kebaikan anak, tetapi anak-anak pasti akan tawar menawar.

Jika anak-anak sering tawar menawar, itu berarti tidak hanya anak-anak mengembangkan kebiasaan buruk, tetapi orang tua juga memperbolehkan anak-anak untuk tawar menawar. Apakah kamu sering menggunakan cara tawar menawar untuk mendorong anak-anak?

Sponsored Ad

Jika orangtua sering menggunakan cara tawar menawar untuk memotivasi anak, contohnya: "Kamu harus tulis PR dulu baru boleh..."

Pada saat ini, anak akan berpikir bahwa kalau sudah menulis PR, nanti ibu akan menyetujui apa yang aku mau.

2. Suka memukul dan marah-marah


Sifat yang paling menyebalkan adalah anak memukul orang tua. Sekali tidak senang, anak akan memukul orang tua. Sebenarnya, setiap anak akan ada masa dimana dia suka memukul orang. Suka berarti suka, tidak suka berarti tidak suka.

Sponsored Ad

Anak yang tidak bisa mengendalikan emosi mereka akan menunjukkannya pada wajah mereka. Jika anak memiliki perilaku memukul atau marah-marah, orangtua harus segera mengoreksi perilaku mereka.

Jangan menganggap hal ini adalah hal yang normal. Memanjakan mereka artinya sama dengan menyetujui perilaku buruk mereka yang akhirnya bisa menjadi suatu kebiasaan. Pada akhirnya, kebiasaan buruk yang perlahan dikembangkan ini sulit untuk diperbaiki.

Mulailah mengoreksi anak dari masa kecil, jangan menganggap bahwa mereka masih kecil, tunggu lebih besar baru dikembangkan. Pemikiran ini salah besar.

Sponsored Ad

3. Egois


Ketika membeli makanan yang enak, apakah anak akan berbagi atau menikmatinya sendiri?

Banyak orang tua yang akan membiarkan anak-anaknya makan terlebih dahulu dan memakan sisanya. Ada juga orangtua yang tidak mau makan sisanya.

Sponsored Ad

Sebenarnya cara ini akan mengembangkan karakter yang egois. Mereka tidak akan membagi ketika ada makanan yang lezat.

Jika anak bersedia membagi orangtua ketika ada makanan enak, artinya anak tersebut tidak egois dan mengerti untuk memberi. Kedepannya, anak ini akan selalu ingat kepada orangtua.

4. Marah di depan umum

Pernahkah melihat anak berteriakan di tempat umum?

Melompat di kereta, berteriak di pesawat, rewel di dalam bioskop, dan memberantakan benda-benda di restoran.

Sponsored Ad

Melihat perilaku anak seperti itu, kamu pasti ingin marah. Bagaimanapun juga, mereka masih anak-anak. Jika kamu tidak marah, maka akan terlalu berisik. Di Belakang anak yang nakal, pasti ada orangtua yang tidak bisa mengajar. Ada alasannya mengapa anak menjadi seperti ini:

"Ah dia kan masih kecil, perilaku ini normal"

Ya, anak memang masih kecil, tapi mereka juga butuh dididik oleh orangtuanya.

Lagipula jika mau tidak mulai mendidik, kapan anak akan tumbuh dan menjadi bijaksana?

Sponsored Ad


Jika anak-anak kamu memiliki sifat dan perilaku seperti ini, maka kamu perlu merenungkan perilaku diri sendiri sebagai orangtua.

Anak berusia 3-6 tahun adalah masa membentuknya karakter anak. Jangan sampai anak mengembangkan kebiasaan buruk karena akan sulit diubah setelah usia 6 tahun.

Semoga artikel ini bermanfaat yah, yuk SHARE dan LIKE artikel ini!

Sumber: story543

Kamu Mungkin Suka