Aku Sewa "Pengasuh" Untuk Ayah. 3 Hari Kemudian, Aku Malah Lihat "Hal Nyesek" Ini!

Fahri adalah anak desa. Kemudian, melalui upayanya sendiri, dia berhasil diterima di universitas ternama di kota. Setelah lulus, ia ingin membawa ayahnya yang sudah lanjut usia untuk tinggal di kota bersamanya karena ibunya sudah tiada dan ayahnya telah berkorban banyak untuk mengurusnya hingga dewasa.

Sejak kecil, ia diajari oleh ayahnya untuk rajin belajar agar bisa sukses di masa depan. Fahri tidak pernah mengecewakan ayahnya, dari SD hingga S2 ia selalu jadi juara kelas dan sering jadi modal yang dipamerkan sang ayah ke kerabat serta teman-temannya di desa.

Sponsored Ad

Tapi, ketika Fahri mengatakan bahwa ia akan membawa ayahnya tinggal di kota, ayahnya tiba-tiba terdiam di ujung telepon selama beberapa detik dan kemudian berkata:

"Atau ayah tetap tinggal di desa saja karena ayah sudah terbiasa di sini, kalau di kota takutnya gak kebiasa…"

Sponsored Ad

Lalu, Fahri terus membujuk ayahnya untuk tinggal di kota. Ia mengatakan sangat nyaman untuknya merawat sang ayah di kota, perawatan medis di kota juga lengkap dan sangat cocok untuk ayahnya yang sudah pensiun. Dan karena dibujuk terus, sang ayah pun setuju untuk pindah ke kota.

Sesampainya di rumah Fahri di kota, ia mengajak sang ayah mengelilingi rumahnya dan ayahnya sangat bangga karena anaknya kini sudah bisa membeli rumah dan menetap di kota.

Setelah itu, Fahri membiarkan ayahnya duduk di sofa dan berkata bahwa dia sudah menemukan pengasuh untuk merawat sang ayah ketika ia tidak di rumah. Setelah berkata seperti itu, ia menunjuk Giska yang sedang memasak di dapur, Giska pun tersenyum sejenak kepada ayahnya dan kemudian kembali memasak.

Sponsored Ad

"Yah, kalau mau makan apa tinggal bilang sama Giska aja, ya." kata Fahri

"Anak bodoh, kenapa kamu menghabiskan uang untuk ini? Ayah mau makan apa ayah kan bisa masak sendiri. Sewa pengasuh mahal tau!"

Sponsored Ad

"Yah, anakmu sekarang sudah ada uang, ayah tenang saja! Kita harus makan makanan enak sekarang!"

Meski kondisi rumah di kota itu bagus, tapi Fahri jarang pulang ke rumah. Dalam seminggu, ada sehari untuk istirahat aja udah lumayan banget, dan dia sering melakukan perjalanan bisnis. Di rumah besar itu cuma ada ayah dan pengasuhnya.

Kaki ayahnya tidak begitu baik, gak bisa sering-sering jalan ke taman. Lama kelamaan dia merasa bingung dan tampaknya pengasuhnya ini mulai kehilangan kesabaran pada ayahnya…

Sponsored Ad

Sang ayah tidak bisa menahannya hari ini, jadi dia menelpon putranya dan berkata bahwa dia belum makan selama tiga hari. Fahri pun bertanya dimana pengasuhnya, ayahnya pun berkata bahwa semenjak Fahri tidak di rumah, pengasuhnya itu berubah dan sering tidak memberinya makan.

Sponsored Ad

Fahri menjadi sangat marah dan langsung ijin dari kantor untuk pulang ke rumah. Tapi, setelah buka pintu rumah, pemandangan di depannya bikin Fahri cengo! Karena ia melihat di atas meja makan ada banyak makanan enak dan terlihat Giska lagi masak di dapur. Ayahnya juga lagi duduk di meja makan.

Fahri bertanya pada ayahnya apa yang terjadi? Ayahnya menjelaskan:

"Nak, ayah sudah bohongi kamu, Giska itu sangat baik sama ayah, setiap hari masak yang enak, tapi ayah ingin makan sama kamu. Makan sendirian sangat tidak nyaman…"

Sponsored Ad

Mendengar ini, Fahri menangis, ia pun berjanji akan sering-sering pulang untuk menemani ayahnya makan.

Meskipun ini hanyalah kisah fiktif, tapi kisah ini mengingatkan pada kita bahwa seberapa sibuknya kita mencari uang di luar, ingatlah untuk pulang ke rumah. Temanilah orang tua kita, karena yang mereka butuh bukanlah uang kita, tapi waktu kita.

Sumber: lookingforward

Kamu Mungkin Suka