Beni adalah orang desa. Seperti biasa, hari itu ia dan temannya naik gunung untuk mencari kayu
Siapa sangka, ia melihat sepotong kayu besar di tengah jalan. Kayu itu begitu besar dan kering, membuat Beni berdua bersama temannya membutuhkan waktu lama membawanya hingga ke rumah
Sponsored Ad
Saat sudah di rumah, mereka berencana memotong kayu tersebut menjadi 2 bagian, dengan masing-masing orang mendapatkan setengah bagian
Pada saat itu tiba-tiba seorang pria tua datang dan menanyakan jalan. Pria asing yang melihat kayu besar itu merasa bahwa kayu itu mirip dengan "Sichuan thuja" dan menyarankan mereka untuk membuka kayu tersebut
Sponsored Ad
Dan benar, itu adalah "Sichuan thuja"!
Pria asing tadi langsung menawarkan harga 1 juta dolar Taiwan (sekitar 450 juta rupiah) untuk benda itu. Namun Beni pun menolaknya..
Sponsored Ad
Sebenarnya apa itu "Sichuan thuja"?
Thuja adalah pohon konifer di keluarga cemara Cupressaceae. Karena ia butuh di lingkungan yang keras, menerima hantaman angin dari tebing, membuatnya bengkok dan terlihat lebih elegan. Ia memiliki kepadatan kayu yang tinggi, berminyak dan memiliki aroma lembut. Sedangkan pada bagian akarnya, karena tumbuh di lingkungan yang relatif nyaman, bentuknya jadi lebih halus, dan baunya lebih sedap, biasa digunakan sebagai dasar dekorasi bantal dan tasbih Buddha.
Sponsored Ad
Thuja memiliki nama ilmiah "Thuja sutchuenensis", dimana merupakan pohon asli Tiongkok dan terancam punah di Kabupaten Chengkou (sebelumnya adalah bagian dari provinsi Sichuan), yang berada di lereng selatan Pegunungan Daba.
Sponsored Ad
Tingginya bisa mencapai 20 meter, namun sekarang sudah tidak ada lagi pohon dengan ukuran ini. Dedaunannya berbentuk datar dengan daun seperti sisik sepanjang 1,5-4 mm
hijau di atas, dan dengan pita stomata putih sempit di bawah. Kerucutnya oval, hijau matang coklat, dengan panjang 5-8 mm dan lebar 3-7 mm.
Thuja pertama kali muncul pada tahun 1899 dari spesimen yang dikumpulkan oleh botani Perancis, Paul Guillaume Farges di tahun 1892 dam 1900. Namun setelahnya sudah tidak ditemukan lagi dan dipercaya telah punah. Baru kemudian pada tahun 1999, Thuja tumbuh di tebing curam yang sangat sulit dijangkau, tempat dimana Paul menemukannya pertama kali. Tempat tersebut sekarang ditetapkan sebagai Kawasan Perlindungan Khusus untuk melindungi spesies tersebut
Wah, langka banget nih! Pantes aja mahal banget
Sumber: coco01