Jangan Mau Tinggal di "Kamar Hotel Paling Ujung", Begitu Tahu Alasannya, Kamu Pasti Bakal Merinding!

Ceritanya terjadi di Shanghai pada awal musim gugur 2015. 

Setelah lulus, aku merencanakan sebuah perjalanan dengan teman dekatku, Lili. Hari pertama, kami menghabiskan sepanjang hari di beberapa tempat wisata di Shanghai. Malamnya, kami mencari-cari hotel di daerah di Xuhui District. Meskipun hari itu bukan liburan nasional, juga bukan hari sabtu minggu, tapi banyak hotel yang sudah penuh. Kami mulai menyesal tidak booking duluan di internet.


Sponsored Ad

Akhirnya, kami menemukan satu hotel yang punya satu kamar kosong. Sejujurnya, kami berdua tidak punya banyak uang. Kami tidak mampu untuk tinggal di hotel bintang empat. Untungnya hotel yang terlihat lumayan ini masih ada kamar kosong. Aku pun segera menyerahkan uang dan mengambil kunci kamar no. 625 dari meja resepsionis.

Ternyata kamar no. 625 adalah kamar di ujung koridor lantai enam. Entah mengapa hatiku mulai bergetar. Aku dengar banyak orang yang mengatakan bahwa kamar di ujung koridor adalah kamar yang paling mengerikan dan tidak bisa ditinggal. Namun, Lili yang sudah lelah tidak ingin mencari hotel lain lagi. Melihat kamarnya juga bersih dan rapi, aku pun memutuskan untuk menyimpan perasaan tidak enak itu di dalam hati.

Sponsored Ad

Aku beranjak ke ujung kamar untuk membuka tirai. Namun anehnya, tidak ada jendela, hanya ada tembok saja. Lili berkata ini mungkin hanya untuk dekorasi saja. Tapi tetap saja, kamar ini membuat bulu kudukku berdiri.


Setelah itu, kami pun selesai mandi dan segera tidur. Di tengah malam, aku terbangun karena suara jeritan Lili. Aku melihat Lili sedang duduk di samping ranjang sambil menunjuk ke arah tirai yang tergantung di dinding. Katanya, ada orang disana. Pada saat itu, aku tidak memikir terlalu banyak. Mungkin Lili berhalusinasi. Lili pun mengajakku untuk ke toilet, katanya dia mulai takut.

Sponsored Ad

Aku pun menemaninya. Di dalam toilet, ada sebuah kaca. Kaca tersebut memantul ke arah tirai. Tiba-tiba, aku melihat ada bayangan hitam berdiri di dekat tirai. Aku langsung menoleh ke arah tirai, namun tidak ada siapa-siapa disana. Aku pun segera lari ke arah tirai dan mengecek dinding disana, memastikan bahwa itu benar-benar dinding.

Lili menatapku, bertanya apakah aku melihat sesuatu. Jika aku panik, dia pasti akan semakin ketakutan. Aku pun mengatakan bahwa aku ingin memastikan saja. Kami pun kembali berbaring di atas ranjang. Rasanya susah sekali untuk tidur.

Sponsored Ad


Tidak tahu sudah lewat berapa lama, aku merasa badanku berat. Rasanya seperti ditindih. Aku tidak bisa bergerak, namun aku bisa membuka mataku. Aku melihat ada bayangan hitam yang keluar dari tirai itu. Aku tidak jelas seperti apa wajahnya, namun dia berjalan seperti melayang.

Aku tahu betul bahwa itu bukanlah manusia, tetapi hantu. Namun aku sudah tidak bisa bergerak, hanya bisa melihat. Bayangan itu berjalan ke arah meja dan kemudian duduk untuk makan makanan sisa kamu. Setelah itu, bayangan itu duduk di ranjang dan menonton TV. TV sama sekali tidak menyala, tapi dia seperti menikmatinya.

Sponsored Ad

Perilaku bayangan itu membuat aku merasa bahwa dia adalah pemilik kamar ini, sedangkan kamu adalah penyusupnya. Dia akhirnya datang dan menatapku. Bahkan pada jarak sedekat itu, aku masih tidak bisa melihat penampilannya. Dia seperti gas hitam yang tidak memiliki fisik.


Ototku mengencang, keringatku terus bercucuran. Tubuhku masih tidak bisa bergerak. Lili yang di sebelahku terlihat tertidur pulas. Aku tidak tahu apakah dia mengalami hal yang sama atau tidak. Kesadaranku perlahan-lahan mulai kabur. Ketika terbangun, langit sudah terang, jalanan dan suara klakson mobil juga mulai terdengar.

Sponsored Ad

Aku langsung terduduk diranjang, badanku terasa pegal-pegal. Aku melihat Lili masih tertidur pulas. Aku pun membangunkannya, dia berkata bahwa dia tidur nyenyak dan tidak merasakan apa-apa.

Aku melihat makanan dimeja memang benar tampak dimakan, TV juga menyala. Karena hari sudah terang, aku menceritakan pengalamanku kepada Lili. Meskipun masih ada beberapa hari di Shanghai, kami memilih untuk pindah hotel. Terserah pindah ke mana saja, yang penting jangan tinggal di kamar terakhir di koridor hotel.

Sumber: coco02

Kamu Mungkin Suka