Anaknya Suka "Mencuri Roti" Jualannya, Alasan Dibaliknya Bikin Ia Menangis!

Danny adalah pemilik toko roti di sebuah pedesaan.


Ketika dia masih kecil, dia sering membantu ibunya memasak dan mengukus roti kukus. Sekarang, dia jadi mahir membuat roti kukus. Roti kukus buatan Danny berbeda dengan yang lainnya. Roti kukusnya sangat enak sehingga pengunjungnya juga ramai. Roti kukus kukus lebih enak dari rata-rata orang.

Karena faktor ekonomi, Danny juga berhenti menempuh pendidiknya dan mulai membuka sebuah toko roti kukus. Dalam beberapa tahun, toko rotinya semakin laris dan menghasilkan pendapatan yang lumayan. Danny juga telah menikah dan dikaruniai seorang anak.

Sponsored Ad

Danny selalu memiliki impian untuk pindah ke kota. Pada tahun ini, dia membawa istri dan anak-anaknya ke ibukota untuk memulai bisnisnya sendiri. Dikota, dia juga membuka satu toko roti kukus. Setelah beberapa bulan, pendapatannya termasuk lumayan. Banyak orang yang memuji roti kukusnya enak, ada juga yang memujinya hebat karena sebuah toko roti kukus bisa berdiri teguh dikota.

Danny dan istrinya adalah orang yang baik hati. Jika melihat ada pengemis, Danny akan memberikan roti kukus kepadanya.

Sponsored Ad


Tiga tahun pun berlalu, anaknya sudah berusia 6 tahun. Sudah waktu anaknya untuk sekolah namun lokasi sekolahnya agak jauh dari tokonya. Namun, anaknya sangat menyukai sekolah itu, Danny pun membiarkan anaknya untuk tetap sekolah disana.

Sejak saat itu, kesibukan Danny dan sang istri bertambah. Danny dan istri harus bergantian menjemput dan mengantar anaknya.

Sponsored Ad

Setiap kali menjemput anak, mereka akan melewati limbah sampah. Disana, banyak pengemis yang berkeliaran. Baik Danny maupun istri akan menyiapkan roti kukus untuk memberikan kepada para pengemis.

Dalam sekejap mata, dua tahun pun berlalu. Toko Danny semakin hari semakin laris manis. Sangking ramainya, Danny memutuskan untuk memperluas skalanya dan merekrut tiga karyawan. Dari dua orang jadi lima orang. Danny adalah bos yang baik, para staf jadi giat bekerja, toko Danny menjadi semakin makmur.

Sponsored Ad

Putra Danny, Putra, sekarang berusia 8 tahun. Melihat orangtuanya sangat sibuk, Putra pun mengusulkan agar orangtuanya tidak menjemput atau mengantarnya lagi. Putra mengatakan bahwa dia bisa pergi dan pulang sendiri. Merasa bahwa putranya dewasa, dia pun mengiyakan anaknya. Dua hari pertama, Danny diam-diam mengikuti anaknya pergi ke sekolah. Melihat anaknya aman-aman saja, Danny pun dengan tenang fokus ke tokonya.


Anaknya tidak apa-apa, tetapi ada sesuatu aneh di toko. Setiap malam, uang yang dikasir selalu tidak pas dengan penghasilannya yang sesungguhnya. Danny tahu betul ada yang salah disini. Apakah karyawannya mencuri uangnya? Apakah ada yang diam-diam makan roti kukusnya?

Sponsored Ad

Danny mengusir pikiran itu dalam benaknya, karyawannya semua jujur dan baik. Semuanya seperti keluarganya sendiri. Rasanya tidak mungkin.

Istri Danny mengusulkan untuk memasang dua kamera di toko. Danny pun mendengar saran istri dan memasang kamera pengawas.

Tidak disangka, yang mencuri roti kukus adalah putranya sendiri. Pada saat ini, Danny sangat bingung. Setiap hari anaknya makan kenyang dan tidak kelaparan, kenapa perlu mengambil roti kukus secara diam-diam? Lagian, mana mungkin putranya makan roti kukus segitu banyak. Danny tidak menemukan jawaban dari pertanyaannya, namun dia juga tidak menanya putranya secara langsung.

Sponsored Ad

Esokannya, Danny diam-diam mengikuti putranya ke sekolah. Sebelum pergi, Putra diam-diam mengambil beberapa roti kukus dan menaruhnya ke dalam plastik. Danny bingung, untuk apa anaknya mengambil roti kukus sebanyak itu? Danny pun mengikuti Putra ke sekolah. Sesampainya di tempat sampah, Putra melirik ke kiri kanan kemudian menaruh roti kukus di tempat yang tersembunyi. Setelah itu, dia pun pergi.

Tidak lama setelah itu, ada seorang pengemis datang mengambil roti kukus itu. Ternyata anaknya mengambil roti kukus untuk memberi makan para pengemis.

Sponsored Ad

Putranya mengikutinya melakukan hal yang baik. Sebenarnya Danny tidak merasa bahwa Putra akan memberi roti kukus untuk pengemis. Ia tidak menyangka anaknya juga mengikuti jejaknya dan peduli terhadap pengemis. Ternyata hal kecil yang dilakukannya berdampak besar kepada anaknya.


Danny pun berkata, "Nak, lain kali gak usah ambil diam-diam. Hal yang kamu lakukan ini baik."

Sumber: injurylawyernewportnews

Kamu Mungkin Suka