Gimana "Posisi Tidur" Kamu Sama Suami? Posisi Tidur Mengungkap "Kualitas Pernikahan" Kamu!

Setelah ada anak, banyak pasangan yang mencari alasan untuk tidur terpisah.Seringkali pasangan yang tidur di kamar terpisah itu menyiratkan suatu hal: hubungan suami istri retak! Apakah kamu mengakuinya? Meskipun ada banyak alasan untuk tidur terpisah, tapi itu bisa berbahaya.

Setelah menikah, bagaimana posisi tidur kamu dan suami?

Sponsored Ad

Sebuah penelitian dari University of Hertfordshire menemukan bahwa cara pasangan tidur bersama adalah cara yang bagus untuk menilai kualitas pernikahan.

Pasangan yang saling bergantung satu sama lain saat tidur, tingkat kebahagiaannya lebih tinggi 30% daripada suami istri yang tidur berjauhan.

Kriteria terbaik untuk menguji pernikahan adalah tidur.

Di pagi hari, teman saya menelepon dan menangis dengan sangat sedih, saya juga menemaninya menangis. Suami yang sudah menikah dengannya selama 5 tahun ternyata berselingkuh. Bagaimana kamu tahu? Teman itu berkata: "Karena perasaan tidur berbeda."

Sponsored Ad

Dulu, saat dia menemani anak tidur, suaminya akan selalu menunggunya di tempat tidur. Ketika dia datang, dia naik ke tempat tidur, menggelitik suaminya dan tertawa bersama, mengobrol dan kadang-kadang nonton film. Saat tidur pun selalu memeluk erat. Baru-baru ini, semuanya telah berubah.

Suami selalu melihat ke arah telepon, bahkan jika dia masuk ke kamar dan naik ke tempat tidur, suaminya tidak menoleh sama sekali. Awalnya dia mengira semua gara-gara pekerjaan suaminya yang terlalu lelah. Tanpa diduga, ini berlangsung selama sebulan. Dia mulai berpikir pasti ada masalah.

Sponsored Ad

Dengan cepat, di tahu bahwa suaminya berselingkuh. Kejadian itu terjadi satu bulan sebelumnya, suaminya bertemu dengan cinta pertamanya lagi.

Sebuah plot dalam drama Amerika, "bagaimana kita ada di atas tempat tidur itu menunjukkan bagaimana kita hidup."

Sponsored Ad

Reaksi kita di tempat tidur mengungkapkan bagaimana kita memperlakukan pasangan kita. Penampilan kita di tempat tidur mencerminkan kualitas pernikahan kita.

Dalam sebuah komunitas ibu-ibu, ada sekali mereka mendiskusikan topik tentang tidur sama suami. Yang mengejutkan adalah banyak ibu-ibu yang tidur terpisah dengan suaminya.

"Ranjang begitu besar, tiap dia datang tidur, langsung bikin sempit aku dan anakku."

Sponsored Ad

"Suamiku selalu ngorok, bikin anak jadi kebangun terus. Ya dia harus tidur tempat lain dong?"

"Setiap dia datang ke kamar, aku rasanya mau usir dia keluar. Sekarang rasanya gak tidur sama dia lagi."

Dan masih banyak lagi…

Semua orang berkata: Setelah ada anak, suami menyerahkan tempatnya untuk anak dan tidur di kamar lain. Lagipula sudah ada anak, anak itu butuh ibunya dan suami itu orang dewasa, ngapain di temenin lagi?

Sponsored Ad

Apakah pernikahan seperti ini bahagia? Sebagian besar jawaban orang: "masa seperti memang harus dilalui."

Seorang ibu yang sudah memiliki 2 anak bernama Bu Eni sudah tidur terpisah dengan suaminya selama 3 tahun. Hatinya penuh dengan rasa sakit, "setelah melahirkan anak kedua, hubungan aku sama suami makin kacau, sering berantem, kalau gak berantem ya diem-dieman, sedih rasanya." Sering pisah ranjang mungkin suatu hari nanti akan benar-benar berpisah. Kalaupun tidak, pasti hati terasa dirobek-robek.

Sponsored Ad

Tidur bersama, bersembunyi di balik selimut bersama, akan muncul kehangatan, beberapa orang tahu bahwa dingin itu menjadi hangat.

Tidur terpisah, kesedihanmu tidak dimengerti olehnya, kesepiannya juga tidak kamu mengerti. Hati ini semakin lama semakin jauh.

Sponsored Ad

Ada sebuah pertanyaan dan jawaban yang berhubungan dengan pisah ranjang:

"Usia sudah 40 tahun dan pisah ranjang selama 10 tahun karena anak sudah umur 10, 10 tahun yang lalu anak selalu ditemani tidur oleh ibunya. Apakah ini mempengaruhi perasaan? Iya."

Ketika sebuah tindakan sudah menjadi kebiasaan, mau dirubah pun sudah susah. Pernikahan seperti ini bukanlah yang kita inginkan.

"Saya tidak setuju untuk tidur terpisah, orang yang hidup di dunia ini sudah cukup merasa kesepian. Pagi sepi, malam juga sepi. Demi anak, bertahanlah."

Sponsored Ad

Tidur dengan siapapun, kita bisa tahu siapa yang paling penting di hatinya. Demi anak, tidur pisah dengan suami. Kita tahu bahwa anak adalah yang paling penting. Agar tidurmu tidak terganggu, tidur terpisah dengan suami. Ini berarti diri sendiri lah yang paling penting. Saat posisi kedua pasangan itu jadi tidak begitu penting lagi, pernikahan itu sudah terpengaruhi.

Pernah ada sepasang suami istri yang ingin bercerai karena pekerjaan suami yang semakin sibuk. Entah berapa malam harus dilewati sang istri tidur sendiri. Suaminya pulang saat sudah tengah malam. Hubungan antar keduanya seperti sudah tidak ada. Istri sudah tidur, suami baru pulang. Istri berangkat kerja, suami masih di atas kasur. Sudah berapa lama mereka tidak mengobrol pun dia tidak tahu. Suami sama sekali tidak tahu apa yang diinginkan istrinya. Hatinya yang sudah berubah dingin memutuskan untuk bercerai.

Malam dimana dia siap untuk mengajukan perceraian pada suaminya, dia berbaring di atas kasur. Coba tidur pun tidak bisa. Tak berapa lama, suaminya pulang, masuk kamar, ganti baju dan langsung tidur. Dia masih memunggungi suaminya dan menutup mata, tapi hatinya sangat rumit.

Tanpa diduga, sebuah kecupan mendarat di pipinya dan terdengar suami berkata, "malam sayang, aku mencintaimu."

Jantungnya bergetar dan hampir meneteskan air mata..

Kecupan dan ucapan ini adalah perjanjian yang ia buat bersama suami dari awal pernikahan. Sebelum tidur, masing-masing wajib mencium dan mengucapkan selamat malam.

Dia tidak tahu apakah tindakan ini spontan atau memang setiap hari begini.

Selama beberapa hari, dia mencoba pura-pura tidur ketika suaminya pulang. Selama beberapa hari itu juga, suaminya akan selalu mengecupnya dan mengatakan kalimat yang sama. Hatinya pun kembali pulih.

Setelah itu, setiap malam ia akan selalu menunggu suaminya, mengobrol dan saling mengucapkan selamat malam baru tidur.

Sekarang dia seperti sedang jatuh cinta lagi. Tidur bersama baru ada kesempatan untuk quality time bareng pasangan. Ini bukan kinerja, tapi benar-benar membangun pernikahan itu dengan hati.

Dalam sebuah wawancara dengan artis wanita Ada Choi, dia berkata:

Dia dan suami memiliki perjanjian untuk selalu tidur bersama dan tidak pisah ranjang. Mau semarah apapun kamu, pokoknya setiap malam harus tidur bersama. Seringkali saat dia melihat suaminya, emosinya langsung reda. Tidak tahan untuk memuji suaminya, "kamu ganteng banget", dengan begitu suaminya akan tersenyum dan keduanya langsung baikan.

Setelah melahirkan putri, mereka masih tidur satu kamar. Suatu hari, dia melihat suaminya sangat kelelahan, dia langsung membawa dua putrinya tidur ke atas kasur dan membiarkan suaminya tidur di kasur lantai. Ia juga berkata pada suaminya, apapun yang terjadi dengan putrinya saat tengah malam, tidak usah pedulikan.

Suaminya juga akan merasa kasihan dengan istrinya, jadi sering bergantian dengan istrinya. Hal yang paling mereka nikmati adalah ketika anak-anak sudah tidur, mereka akan minum anggur dan ngobrol apapun yang ada di dalam pikiran dan hati.

Tidur adalah konsentrasi kehidupan perkawinan.

Pernikahan adalah kombinasi dari dua orang menjadi satu keluarga. Tidur adalah dua orang yang tidur di satu tempat tidur. Akan ada badai besar dan kecil dalam pernikahan, serta berbagai adegan, yang perlu dipakai bersama dan dihargai bersama.

Tidur juga sama saja. Angin hujan yang besar dan kecil akan terjadi, mungkin dia mendengkur Anda menggertak gigi, ia takut kedinginan, Anda takut panas, ia tidur larut, Anda tidur lebih awal. Ketika dua orang tidur bersama, tidak hanya tubuh jadi hangat, tapi hati juga. Bagaimana mungkin seseorang bisa menghangatkan dirinya sendiri? Semoga setiap pasangan bisa selalu tidur bersama, tidur nyenyak dan kehidupan pernikahannya selalu harmonis.

Sumber: cocomy

Kamu Mungkin Suka