Suami Ajak Cerai Karena Wanita Lain, Siapa Sangka "1 Kalimat" Istri Selamatkan Pernikahan!

Feni yang sudah menyiapkan makan malam sedang menunggu kepulangan Andi, suaminya. Karena tidak kunjung pulang, Feni pun menelepon Andi.

Siapa sangka Andi saat itu ternyata sedang berduaan dengan wanita lain. Dengan kesal Andi mengatakan bahwa dia sedang sibuk bekerja.

Sponsored Ad

"Aku sudah siapin makanan kesukaanmu.. Cepat pulang yah.." kata Feni dengan lembut.

"Kamu nggak tahu yah aku lagi sibuk?!" Andi malah membalas dengan kasar.

Feni belum selesai berkata, Andi langsung menutup teleponnya. Pacar gelapnya yang bernama Tina langsung berceletuk, "Sayang, kapan sih kamu ceraikan dia?!"

Sponsored Ad

"Aku juga sudah nggak tahan lagi dengan dia.. Aku akan segera ceraikan dia, kamu tunggu yah.."

10 tahun lamanya Andi menikah dengan Feni, ternyata berhasil digoyahkan oleh Tina. 

Sponsored Ad

Waktu Feni menikah dengan Andi, Andi masih belum punya apa-apa. Andi masih miskin dan mengontrak rumah. Fenilah yang selalu berada di sisinya dan selalu mendorongnya untuk giat bekerja.

Alhasil, kerja keras Andi pun berbuah. Usahanya yang dulunya kecil kini telah berkembang, uang pun terus mengalir masuk ke rekeningnya.

Siapa sangka, setelah sukses, Andi malah melupakan kebersamaannya dengan Feni dan memilih menceraikannya.

Saat Andi pulang, Feni langsung memanaskan makanan dan mencoba menyuapi Andi. Andi menolak dan malah mengatai Feni dengan kasar.

Sponsored Ad

"Kamu ini tahunya cuman jaga anak dan masak di rumah! Lihat bajumu yang jelek ini! Lihat badanmu yang melar ini?! Kayak orang desa tahu nggak?"

"Aku mau kita cerai!" ujar Andi.

Sponsored Ad

"Kamu tega ceraikan aku?!" kata Feni dengan sedih.

"Ya, aku sudah muak dengan kamu! Pikirkan baik-baik!" ujar Andi lalu pergi dari rumah itu.

Beberapa hari kemudian, Feni pun menelepon Andi dan memintanya pulang.

Sponsored Ad

"Gimana, sudah dipikirkan belum?" tanya Andi sambil merokok.

"Yah, tapi aku ada satu syarat." ujar Feni.

"Jangankan satu syarat, 10 syarat pun aku bisa penuhin." kata Andi.

"Hanya satu saja. Waktu nikah dulu, kamu yang gendong aku masuk ke rumah. Sekarang, aku minta kamu gendong aku dari rumah keluar selama 1 bulan." kata Feni dengan pedih.

"Gitu saja? Oke. Deal" kata Andi. Dipikirnya, Feni mau meminta uang atau rumah, ternyata hanya hal segampang itu.

Sponsored Ad

Lalu hari pertama gendong pun dimulai. Andi mengeluh terus menerus dan mengatakan kalau Feni sangat berat.

Saat Feni mengajak ngobrol pun, Andi hanya membalas dengan jawaban pendek.

Sponsored Ad

Hari kedua dimulai, sikap Andi masih sama seperti hari pertama. Feni menceritakan masa-masa pacaran dulu dan membuat Andi mengingatnya kembali.

Sponsored Ad

Hari demi hari, sikap Andi berubah banyak. Dari yang awalnya dingin dan kasar menjadi sangat lembut dan perhatian. Setiap langkahnya diperlambat agar dia dan Feni bisa bercakap-cakap lebih lama.

Dan akhirnya, hari ke 30 pun tiba. Dengan sedih, Feni berkata, "Suamiku, ini hari terakhir kita bisa bersama...Baju-bajumu sudah kupisah sesuai dengan musimnya. Semuanya sudah kusetrika dan tinggal kamu pakai. Aku ada membuat pangsit kesukaanmu dan sudah kubekukan. Kalau kamu mau makan, kamu tinggal panaskan dan hati-hati pakai kompor yah. Kalau keluar rumah, jangan lupa pastikan sudah matikan kompor." 

Mendengar perkataan Feni, hati Andi terasa seperti tersayat-sayat. Dia hanya bisa mengangguk pelan sambil menelan ludahnya. 

Di hari ke 31, Tina menelepon Andi dan mengajaknya bertemu. Dengan sangat riang Tina menyambut kedatangan Andi dan memeluknya.

"Sudah cerai kan?!"

Siapa sangka, Andi langsung menjauh dari Tina dan berkata, "Aku tidak bisa ceraikan istriku. Kita putus saja."

"Kenapa? Bukannya kamu sudah muak dengan istrimu??! Bukannya kamu sayang aku??!" kata Tina yang kesal.

"Aku mencintai istriku, dan aku ingin menemaninya sampai akhir hayat. Aku tidak ingin berpisah dengannya." kata Andi lalu pergi dari tempat itu.

Andi lalu membeli bahan makanan dan membawanya pulang ke rumah.

Feni sudah duduk di sofa, menunggunya untuk menandatangani surat perceraian. "Dari mana saja kamu? Aku sudah tunggu dari tadi."

"Aku tidak mau bercerai denganmu. Aku membeli bahan makanan dan ingin makan masakanmu selamanya..." ujar Andi dengan mata berkaca-kaca.

Feni yang mendengarnya pun tersenyum dan mulai menangis terharu. Mereka pun berpelukan erat dan tidak jadi bercerai.

Sejak hari itu, hubungan pernikahan mereka semakin mesra dan harmonis.

Cara Feni sungguh mujarab yah?! 

Ada beberapa drama yang sempat menuliskan kisah yang hampir sama dengan cerita di atas, namun dengan akhir cerita yang berbeda.

Kamu bisa menontonnya di sini:

Sumber: micelle

Kamu Mungkin Suka