Ibu dan Ayah Lebih Sayang Anjingnya, Gadis 13 Tahun Hilang dan Ditemukan Dalam Kondisi Mengejutkan!

Bagi anda para orangtua baiknya belajar dari kisah menyedihkan ini.

Gara-gara sang ibu lebih menyayangi anjing peliharaannya, seorang gadis 13 tahun di Nottinghamshire, Inggris, memilih mengakhiri hidupnya dengangantung diri. Gadis itu, bernama Amber Peat, memilih mengakhiri hidupnya karena merasa tidak diperhatikan oleh ibunya. David Wallace, salah seorang guru Amber, sempat mengantarkannya pulang ke rumah. Sebelumnya, Amber menceritakan kondisi keluarganya di rumah kepada gurunya itu.

Sponsored Ad

Amber bercerita kepada si guru bahwa ibu dan ayah tirinya lebih menyayangi anjing peliharaannya dibanding dirinya. Kasus Amber Peat sejatinya terjadi pada 2015 silam. Amber ditemukan di semak-semak, setelah tiga hari dinyatakan hilang. Penemuan jasad Amber berawal dari kecurigaan Wallace terhadap Paet yang sudah diantarkan pulang setelah mengadu kepadanya beberapa hari sebelumnya.

Amber ditemukan tak bernyawa bersama sepucuk surat terakhirnya yang memilukan. Dalam surat tersebut, Amber mengungkapkan kesedihannya karena sang ibu lebih peduli pada anjingnya daripada dengan anaknya. Dari surat itu juga diketahui bahwa setahun sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya, Amber sempat melarikan diri dari rumah.

Sponsored Ad

Persisnya pada 3 April 2014, ketika itu dia dan keluarganya masih tinggal di Tibshelf, Inggris. Sialnya, pada percobaan melarikan diri yang pertama itu, ibu dan ayah tirinya tak mencarinya. Dari situ Amber berkesimpulan bahwa orangtuanya lebih peduli kepada anjing dibanding dirinya.

Sponsored Ad

Wallace menceritakan bagaimana Amber dipanggil ke sekolah setelah percobaannya melarikan diri dari rumah. Karena masalah tersebut, Wallace berjanji akan menghubungi keluarganya untuk membawa Amber pulang. Sayangnya, orangtua Amber justru menolak permintaan Wallace dengan alasan anjing mereka sedang melahirkan. Tanpa berpikir panjang, Wallace memilih mengantarkannya daripada Amber harus pulang sendiri sementara keadaannya mengkhawatirkan.

“Dia mengatakan bahwa mereka (orangtua Peat), tidak akan peduli. Mereka lebih tertarik dengan anjingnya," ujar Wallace saat dimintai keterangan.

Sponsored Ad

Pada kesempatan berikutnya, Wallace mencium bau kecurigaan yang tidak beres tengah terjadi di rumah keluarga Amber. Hal tersebut membuat Peter Kenworthy, pemimpin pastoral di sekolah Amber, mengatakan bahwa sekolah bisa turun tangan untuk merujuk kasus Amber sampai ke layanan perawatan sosial. Namun, Kenworthy mengatakan akan memastikan perbaikan perilaku Amber sejak bergabung di sekolah.

Nahasnya, setelah ditemukan tak bernyawa, teman-teman sekolah Amber memberi kesaksian lain yang tak kalah mengejutkan. Mereka bilang bahwa Amber kerap kepergok tengah mencekik dirinya sendiri, tetapi usaha tersebut selalu digagalkan teman-temannya. Atas yang terjadi pada Amber berikut fakta dan juga kesaksian pihak sekolah, ibu dan ayah tiri Amber merasa menyesal. Meski begitu, proses hukum trus berjalan mulai 14 Januari 2019 silam.


Sumber : Grid

Kamu Mungkin Suka