​Semakin Ibu "Berfoya-foya", Semakin Cerah Masa Depan Anak!? "Alasannya" Masuk Akal!

Pasti kamu bingung ketika membaca judul artikel ini… Apa hubungannya memfoya-foyakan uang dengan masa depan anak? Simak baik-baik!

Ada netizen yang cerita:

Sponsored Ad

Aku dulu punya satu temen kantor..

Kalau sudah menyangkut masalah duit, beh, perhitungannya bukan main!

Setiap habis makan siang, pasti ada temen yang traktir buah. Setiap kali dia yang paling semangat, makannya paling banyak, tapi dia gak pernah sekalipun traktir orang lain. Setiap kali beli, dia cuma beli buat dirinya sendiri. Bukannya pengen minta dibeliin atau apa yah, cuma aku merasa dia agak kikir aja...

Sponsored Ad

Kadang lembur pulang kerja, dia sama beberapa teman sekantor naik grab bareng mumpung sejalan. Ada temen duitnya gak cukup, dia langsung bilang sama temen yang lain, "Eh, siapa tuh yang bantu talangin? Entar juga dibalikin!" Sebenarnya, dia sendiri gak rela minjemin.

Pernah sekali, dia minta dikenalin cewek. Udah dikenalin, tapi seminggu kemudian, cewek itu ngoceh-ngoceh sama temen yang kenalin mereka berdua, "Minta ampun deh.. Masa aku bilang jalan jauh, kita naik taxi aja, dia bilang jalan aja biar ramah lingkungan? Terus aku bilang aku laper kita cari makan, dia tiba-tiba bilang ada kerjaan musti balik ke kantor, gak bisa temenin aku makan… Masa ada orang begitu sih? Aku sendiri punya duit, aku gak minta dia traktir aku juga, tapi ngapain sampai segitunya?"

Sponsored Ad

Sebenarnya temenku ini gajinya gak kecil juga. Dia bukannya gak punya uang. Tapi entah kenapa, dia hidup seakan dia gak punya uang. Temen juga gak punya, cewek apalagi.

Ternyata terakhir aku baru tahu kalau temenku ini dulu tinggal di kampung, udah kebiasaan hidup hemat, apapun gak rela beli, pokoknya bisa hemat ya hemat. Dari kecil dia gak pernah makan enak, beli mainan, jalan-jalan ke mall pun gak pernah. Tiap kali dia bilang "mau ini", ibunya langsung bilang, "Kita miskin nak, gak sanggup beli." Dia sama sekali gak pernah punya apa yang dia mau atau makan makanan mahal sekali saja. Dia juga terima kenyataan itu dan gak berani minta yang berlebihan sama orang tuanya.

Sponsored Ad

Pernah sekali, temenku telepon ibunya bilang rumah mau dipasang AC. Ibunya langsung bilang, "Ngapain pasang AC, mahal begitu! Nanti listriknya mahal! Gak usah, gak usah!" Padahal cuaca waktu itu panas sampai gak nafsu makan.

Sampai di sini, aku mengerti kenapa temenku bisa seperti itu. Tumbuh di keluarga yang serba hemat, ditambah lagi ibunya yang hematnya keterlaluan, ini gak boleh, itu gak boleh, mending uangnya disimpan, membuat anak itu jadi cuma tahu "meminta" tapi tidak tahu "memberi". Dia hanya bisa menikmati kebaikan orang lain tetapi tidak tahu berterima kasih dan memberi kembali.

Sponsored Ad

Sebenarnya, ibu yang berfoya-foya bukan berarti ibu yang sembarangan menghambur-hamburkan uang. Mereka tahu uang apa yang harus dikeluarkan dan mana yang tidak. Kebutuhan anak harus terpenuhi terlebih dahulu, bila sudah berlebihan baru distop. Buat anak mengerti konsep uang dan mengatur keuangannya sendiri.

Kalimat ini sering dikatakan ibu-ibu yang rajin berhemat, "Kamu tidak membutuhkan barang ini (apakah benar begitu?), jangan ikut-ikutan lihat orang lain beli, kamu juga mau beli! Ini terlalu mahal, kita gak sanggup beli."

Sponsored Ad

Secara tak sadar, ibu akan menanamkan pemikiran di dalam anak bahwa dia itu miskin. Ketika anak besar nanti, dia akan sangat hati-hati dalam hal uang. Bahkan menggunakan uang sedikit saja untuk keperluan dia, dia merasa bersalah.

Perlu kita ketahui bahwa dewasa ini, uang bukan didapat dengan cara "berhemat", tapi dengan "mencari lebih banyak uang"!

Sponsored Ad

Ketika anak menginginkan sesuatu, jika itu masih dalam batas kemampuan dan wajar, belikanlah dengan catatan, "Lihat nih, uang mama semua dari hasil kerja keras mama. Kamu juga, kalau kamu pengen barang ini, kamu harus usaha." Setelah itu, berikan kepada anak tugas untuk dikerjakan.

Dengan begitu, anak akan tahu bahwa uang itu diperoleh dari hasil kerja keras. Jika ingin punya uang, ingin beli barang yang diinginkan, maka ia juga harus bekerja keras, berusaha untuk mendapatkannya. Dengan cara ini, anak akan bekerja keras dan akan punya banyak harapan dalam hidup. Pemikirannya akan lebih positif dan dewasa.

Sponsored Ad

Ibu yang berani mengeluarkan uang bukanlah ibu yang tidak menghargai uang, melainkan ia punya visi untuk jangka panjang. Mungkin mereka bukan ibu yang kaya raya, tapi yang pasti, mereka tidak akan terjebak dalam "mental miskin" dan menurunkan mental tersebut kepada anaknya!

Sumber: torments

Kamu Mungkin Suka