Jam 1 Pagi, Tiba-tiba Alarm HPku Bunyi. Yang Terjadi "Selanjutnya" Buatku Minta Cerai!

Namaku Sunny. Aku berusia 35 tahun. Aku dan suamiku sudah menikah selama 10 tahun. Pada awalnya, pernikahan kami tidak disetujui oleh orangtua kami.


Suamiku adalah putra bungsu di keluarganya. Dia tinggal di pedesaan dan memiliki satu kakak perempuan. Ketika kami menikah, dia tidak dapat memberi keluarga kami uang banyak. Sedangkan keluargaku berasal dari kota. Meskipun keluargaku tidak sampai kaya banget, tetapi keluargaku mempunyai penghasilan yang cukup.

Sponsored Ad

Awalnya, aku dan suami mau tinggal dirumah keluargaku. Tetapi suamiku berkata bahwa orangtuaku memandang rendah dia. Oleh karena itu, dia pun memutuskan untuk menyewa sebuah rumah.

3 tahun setelah menikah, aku masih saja belum punya anak. Ibuku mulai khawatir. Setelah diperiksa, dokter mengatakan bahwa itu adalah masalah aku. Ibuku pun mulai bersikap lebih ramah terhadap suamiku. Ibu bahkan menyumbang 100 juta untukku agar bisa fokus punya anak.

7 tahun setelah menikah, aku hamil. Di hari aku mau melahirkan anak, orangtuaku dengan semangat segera datang ke rumah sakit. Namun tak disangka, mereka terlibat dalam kecelakaan mobil dan kehilangan nyawa mereka ditempat.

Sponsored Ad


Aku baru tahu berita tersebut 3 hari setelah melahirkan anak. Rasanya sakit bukan main, aku tidak menyangka bahwa dihari aku melahirkan anak, aku kehilangan kedua orangtuaku. Tanteku memberi selembar kertas. Ternyata itu adalah surat warisan. Ayahku memberikan hak rumah kepadaku.

Pada hari aku keluar dari rumah sakit, aku kembali ke rumah orangtuaku. Rumahnya masih ada, tetapi orangtuaku sudah tidak ada. Suami yang khawatir dengan keadaanku pun membawa orangtuanya datang untuk menjagaku. Selama masa pemulihanku, aku tidak pernah merasa lapar. Berat badanku turun 13 kilogram. Akhirnya, suamiku menyuruhku berhenti bekerja, aku pun menjadi ibu rumah tangga dan fokus menjaga anakku dirumah.

Sponsored Ad

Setelah badanku pulih, ayah dan ibu mertuaku tetap tinggal di rumahku. Ketika putriku berusia 2 tahun, perutku tiba-tiba sakit. Aku pun dibawa ke dokter dan disuruh istirahat dirumah sakit. Putriku juga datang menemaniku, karena dia terus mengangguku, aku memberinya ponsel untuk mengalihkan perhatiannya.


Malam itu ketika aku sedang tertidur, ponselku tiba-tiba berdering. Putriku menangis karena terkejut. Suamiku pun dengan kesal menendang perutku dan berteriak, "Anak lagi nangis buruan diurus!"

Sponsored Ad

Kakinya pas-pasan terkena bagian perutku yang dulu pernah sakit. Aku menjerit kesakitan. Dia berkata, "Besok juga sembuh."

Ternyata anakku memasang alarm di ponselku pada siang hari. Sekarang sudah jam 1 pagi. Aku tidak ada tenaga untuk menggendong anakku. Tetapi putriku terus menangis. Pada saat ini, ayah dan ibu mertuaku masuk ke dalam kamar dan berkata, "Apa gunanya kamu kalau kamu tidak bisa menjaga anak."

Aku sangat marah. Biasanya, mereka juga tidak pernah membantu apa-apa di rumah. Tapi sekarang ketika aku sedang tidak enak badan, mereka masih tidak mau membantu.

Sponsored Ad


Suamiku pura-pura tidak mendengar. Melihat itu, aku pun berkata, "Ini rumahku, rumah yang ayah berikan kepadaku. Semuanya pergi dari sini. Aku mau cerai."

Ibu mertuaku berkata, "Ini adalah properti pernikahan kamu dan anakku. Jadi, rumah ini setengahnya milik anakku."

Sponsored Ad

Aku mencibir dan berkata, "Rumah ini secara pribadi diberikan kepadaku. Jadi, rumah Ini adalah milik pribadiku. Jika kita cerai, anakmu tidak dapat mengambil apapun. Ya udah kalian gak usa tidur malam ini, buruan beres-beres barang dan pergi ketika matahari terbit!"

Aku tidak bisa tidur sama sekali, putriku juga selalu terbangun. Aku baru benar-benar mengerti mengapa orangtuaku tidak menyetujui aku menikah dengannya. Sedangkan lampu kamar mertuaku selalu nyala, suamiku juga tidak keluar dari kamar tersebut.

Sponsored Ad


Paginya, mertuaku bangun dan membuatkan sarapan untukku. Sikapku juga lebih membaik. Ibu mertua berkata, "Anakku benar-benar tulus terhadapmu. Bagaimana kalau nama rumah ini ditambah namanya?"

Amarahku langsung naik, aku langsung mengusir mereka dari rumahku. "Buruan keluar dari rumahku!"

Mereka benar-benar keterlaluan. Lebih baik tinggal sendiri daripada bersama dengan orang-orang seperti itu.

Sumber: foyuan.news

Kamu Mungkin Suka