Aku Senang Papa Membawaku Lihat Rumah Baru, Namun "Suara" dari Dalam Kamar Bikin Aku Dapat Kutukan Ini Seumur Hidup!

Aku ingat, bagaimana pengalaman pertama aku, melihat sosok yang selama ini gak ada di dunia ini, dan yang kita kenal sebagai H A N T U!

Aku ingat sekali, waktu itu aku masih duduk di bangku 5 SD, sekitar umur 10-11 tahun. Papa baru saja dapat bonus yang sangat besar dari perusahaannya karna mengabdi sebagai karyawan yang setia sehingga bos senang dengan hasil kerjanya dan menghadiahkannya budget untuk beli sebuah rumah.

Sponsored Ad

Karna mama yang berprofesi sebagai guru gak bisa ambil cuti waktu itu, jadi papa ngajak aku untuk pergi lihat - lihat rumah di pinggiran kota sebelah.

Sesampai di depan rumah yang papa cari, aku langsung,"Pa, yang bener aja masa di sini? Rumah setua ini?". Papa yang sebenarnya bingung juga kalau diartikan dari ekspresi raut wajahnya, tapi mencoba tetap tenang dan dia bilang,"gak pa pa, kita coba lihat dulu aja, toh udah nyampe sini..."

Sponsored Ad

Rumah ini kalau mau digambarkan dengan kata - kata, mirip dengan rumah bekas peninggalan zaman belanda dulu, yang tidak memiliki lantai atas (cuma 1 lantai), berpagar dan memiliki halaman belakang. Begitu kami masuk, aku mulai lihat, wah tua sekali ya rumah ini... Pintunya pun bahkan model - model zaman dulu gitu dan susah untuk dibuka.

Sponsored Ad

Namun, kejadian aneh mulai terjadi, papa ngajak aku ke halaman belakang rumah untuk lihat - lihat. Sebegitu aku injak rumput halaman belakang, ASTAGA TUHAN! Entah kekuatan dari mana, bulu kuduk aku langsung berdiri dari ujung kaki hingga ke atas kepalaku! RASANYA SEPERTI DIHINGGAPI JUTAAN SEMUT! Geli...! Geli Banget! Aku gak tahan, aku langsung teriak,"Papa! Aku gak mau pergi ke belakang! Takut! Aku di dalam saja!", sembari berteriak seperti itu aku langsung berlari masuk ke dalam rumah tua itu lagi.

Sponsored Ad

Tepat di belakangku menunggu, ada sebuah kamar yang pintunya terbuka. Bulu kudukku tak berhenti berdiri dan disusul oleh sebuah suara seperti bunyi tali goni panjang yang diayunkan kesana kemari [ Ngikkk... Ngekkk... Ngikkk... Ngekk...].

Semakin kudengar, semakin aku merinding, tapi suara itu semakin lama semakin jelas! Tuhan apa yang harus aku lakukan!? pintaku waktu itu?

Sponsored Ad

Dengan memberanikan diri, aku pun menoleh ke belakang, aku melihat sesosok wanita berpakaikan baju dress putih panjang, tergantung terayun - ayun di kamar itu dengan tali goni yang tebal dan seperti orang yang gantung diri! Di tangannya ada sebuah tali tipis dan tergulung pada seorang anak bayi laki - laki berkisar 1 tahun gitu, merangkak ke kiri dan ke kanan sehingga wanita tergantung tadi ikut terayun - ayun mengikuti gerakannya.

Sponsored Ad

Entah perasaan darimana, aku tahu dengan JELAS, mereka BUKAN MANUSIA, tapi Bayangan yang ingin ngasih tahu ke aku kalau, mereka pemilik rumah ini! anak yang merangkak tadi tahu kalau aku melihatnya, SEKETIKA DIA MERANGKAK MENUJU KE ARAHKU DAN BETERIAK DENGAN SUARA NYARING

"PERGI KALIAN DARI SINI! JANGAN GANGGU AKU DAN IBUKU.... PERGI...!!!!!!"

Baru kali itu aku gak bisa berkata apa - apa, aku beranikan diriku keluar dan mendapati papaku di kebun belakang,"PAPA..... PAPA...! TOLONG!!! Aku TAKUT!! Tolong!!", pintaku sambil menangis seperti orang yang mau dibunuh. Papaku panik dan aku ceritakan apa yang aku alami tadi. Tanpa banyak kata banyak tanya (papaku gak sok kepo sih orangnya), dia langsung tarik tanganku,"Yuk kita langsung keluar sekarang. Lewat samping saja jangan masuk ke rumah itu lagi."

Sponsored Ad

Sewaktu perjalanan pulang, kami pun berhenti di sebuah kedai dekat rumah tua itu untuk beli minum untukku. Papa pun bertanya ke pemilik kedai dan katanya,"Nak untung saja kau tidak beli rumah itu. Rumah itu memang terkenal angker, tidak ada yang betah tinggal di rumah berhantu itu. Kalau kalian bertemu seorang anak kecil yang terlilit oleh tali, itu adalah hantu anak yang mati dalam rahim ibu hamil yang mati gantung diri. Dia ditinggal suaminya saat hamil tua, tak bisa terima keadaan, wanita itu bunuh diri."

Papaku sontak kaget dengar ceritanya, dan aku hanya bisa terdiam. Namun pelukan papa, dan cara dia menenangkan aku patut diacungkan jempol. Papa hanya bilang,"Kalau memang kamu dikaruniai penglihatan itu, jangan takut, kamu pasti bisa menang melawannya!"

Sejak hari itulah saya jadi anak yang sangat sensitif dengan dunia - dunia seperti itu, sebelum aku bisa melihat keberadaan mereka, aku sudah terlebih tahu kalau mereka ada di situ menunggu saya atau orang lain untuk DIAJAK KOMUNIKASI!

Kamu Mungkin Suka