Pria Ini Rela Meninggalkan Gaji Besar dan Bekerja Sebagai Dosen Dengan Gaji Rp 50 Ribu Tiap Bulan, Ternyata Inilah Alasan Dibaliknya

Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Prof Apridar meluncurkan buku berjudul "Beking Profesor" yang merupakan cerita perjalanan hidupnya. Acara peluncuran buku itu digelar di Gedung Academik Center Cunda, Unimal, Lhokseumawe, Rabu (21/11/2018). Buku setebal 170 halaman itu menggunakan format penulisan jurnalisme naratif dengan sentuhan redaktur pelaksana Harian Serambi Indonesia (Kompas Group), Yarmen Dinamika.

Dalam buku yang dicetak oleh Bandar Publishing Aceh itu bercerita tentang Apridar, putra dari pasangan Abdurrahman dan Dawiyah, yang sejak kecil hingga menduduki posisi rektor universitas negeri selama dua periode. Peluncuran buku itu sekaligus dies natalis ke-17 kampus tersebut. Dalam buku tersebut diceritakan bagaimana Apridar kecil pernah berjualan es lilin untuk membantu keuangan keluarganya.

Sponsored Ad


Walau lahir sebagai anak dari pegawai negeri sipil, namun Apridar perlu membantu keuangan keluarga sepulang sekolah. Sosok Dawiyah, ibunda Apidar, sangat menonjol di buku tersebut. Disebutkan Dawiyah mundur dari pegawai negeri sipil untuk membesarkan enam putra dan satu putrinya. Praktis hanya ayahnya saja yang menjadi tulang punggung keluarga, dengan gaji pas-pasan sebagai pegawai negeri golongan rendah.

Karena itu pula, Apridar kecil akrab disapa Ayin, menjadi penjaja es lilin keliling. Dari rumah ke rumah dan menyusuri gang-gang kecil di Lhokseumawe. Usai menamatkan pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Syiah Kuala, Apridar juga sempat bekerja sebagai karyawan sebuah merk rokok di Banda Aceh. Sebagai mahasiswa muda, Apridar pernah memimpin organisasi Ikatan Pelajar Aceh Utara (IPAU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Banda Aceh.

Sponsored Ad


Guru besar Ilmu Ekonomi itu bergabung ke Universitas Malikussaleh sebagai dosen tetap saat kampus itu masih berstatus swasta di bawah kepemilikan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Saat itu, gaji Apridar hanya Rp 50.000 per bulan. Untuk menjadi pendidik, dia rela meninggalkan gaji besar di perusahaan rokok. Sebab, di Lhokseumawe, dia bisa mengabdi pada ibunya sembari bekerja sebagai dosen walau dengan gaji seadanya.

Bagi saya, ibu adalah beking saya sesungguhnya. Karena itu pula judul buku ini 'Beking Profesor'. Beliau yang menjadi panduan saya, mendiskusikan banyak hal, dan beliau mendidik saya hingga hari ini, buku ini sesungguhnya untuk ibu saya,” kata Apridar. Dia berharap, buku itu bisa menjadi motivasi bagi generasi muda di Aceh. Walau berasal dari keluarga pas-pasan, Apridar tekun kuliah mengikuti jejak ibundanya, Dawiyah.

Sponsored Ad


Ibunya, bahkan menamatkan pendidikan magister di IAIN Ar Raniry ketika berusia 60 tahun. “Saya terus termotivasi, ibu memberi contoh nyata, bahwa sekolah itu untuk ilmu, bukan sekadar gelar. Ibu menamatkan magister di usia lanjut,” terang dia. Dalam buku itu juga diceritakan bagaimana dia memimpin kampus itu selama delapan tahun. Membenahi akreditasi dari mayoritas C menjadi B.

Termasuk langkahnya membangun sarana dan prasarana perkuliahan di Unimal. “Saya bekerja bukan untuk saya, tapi untuk semua sivitas akademika, kerja ini bukan saya saja, ini tim dan itu menghantarkan Unimal pada usia 17 tahun setelah dinegerikan saat ini,” terang dia. Sementara, Yarmen Dinamika, dalam pengantarnya menyebutkan, banyak sisi menarik yang diungkap buku tersebut.

Sponsored Ad


Sehingga, bisa menjadi motivasi generasi muda Aceh untuk terus berkarya di bidang masing-masing untuk kemajuan Indonesia. Peluncuran buku itu sekaligus dalam rangka acara sidang terbuka dies natalis Unimal ke-17. Hadir sejumlah pejabat seperti mantan bupati Aceh Utara Tarmizi Karim, Rektor UTU Meulaboh Prof Jasman, Komisaris Morgan Bank Adnan Ganto, perwakilan Kejati Aceh, Kapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda, Plt Gubernur Aceh.


Sumber : Kompas

Kamu Mungkin Suka