Karen adalah seorang gadis remaja yang tinggal dengan kakak laki-lakinya. Keluarganya memang mengalami suatu masalah sehingga akhirnya kedua orangtuanya memutuskan untuk bercerai. Dari kecil, Karen dan sang kakak harus bekerja untuk membiayai uang sekolahnya.

Semakin bertambahnya umur, Karen tumbuh semakin cantik dan berhasil memikat seorang laki-laki yang kini sudah menjadi kekasihnya. Mereka berdua menjalani hubungan dengan baik dan harmonis. Hingga suatu hari terjadi hal tidak mengenakan ini.

Entah mengapa perut Karen semakin lama semakin besar seperti orang hamil. Kekasihnya itu cukup terkejut dan merasa tidak bertanggung jawab. Ia menuduh Karen punya hubungan dengan pria lain diluar sepengetahuannya. Tapi Karen membantah semua tuduhan tersebut.

Selama ini ia tidak pernah dekat dengan pria lain dalam hidupnya, bahkan ia berani bersumpah kalau ia tidak melakukan hal tersebut. Sang kakak pun membenarkan hal tersebut, ia menjelaskan pada kekasih adiknya itu kalau Karen tidak mungkin berbuat demikian.

Tapi sayangnya sang kekasih tidak mau mendengar semua penjelasan itu. Sekarang pada kenyataannya perut Karen besar seperti sedang hamil dan ia tidak pernah berbuat apa-apa, tidak masuk di akal sehatnya kalau Karen tidak menjalin hubungan dengan pria lain.

Karen sangat terpuruk akan kejadian ini. Di satu sisi dia sedih kekasihnya tidak percaya, di satu sisi yang lain dia juga bingung kenapa perutnya membesar. Sang kakak juga hanya bisa menemaninya karena tidak tahu harus berbuat apa.

Beberapa hari berlalu akhirnya sang kekasih kembali menghubungi Karen. Ia mengajaknya untuk pergi ke dokter dan melakukan pemeriksaan. Sebenarnya sang kekasih masih peduli dan cinta padanya.

Mereka berdua dan juga sang kakak sama-sama pergi ke dokter untuk menemani Karena menjalani pemeriksaan. Singkat cerita hasil pemeriksaan pun keluar dan dokter melihat hasilnya. Penjelasan sang dokter benar-benar diluar dugaan.

Dokter mengatakan kalau Karen tidak hamil, perutnya membesar karena ada tumor di dalamnya. Hal ini terjadi karena pola makannya yang buruk sehingga mulai mengganggu kesehatannya.

Begitu mendengar kalimat ini, air mata Karen pun tak terbendung lagi. Ia menangis sekencang-kencangnya. Ia terkejut sekaligus takut, pikirannya sudah kacau dan tidak tahu harus bagaimana.

Sang kakak dan kekasih Karen juga sangat kaget mendengar penjelasan dokter. Sungguh alasan yang sangat tidak diduga-duga. Akhirnya setelah tenang, Karen bersedia mengikuti saran dokter untuk dioperasi.

Kini Karen masih berada dalam tahap pemulihan pasca operasi. Untungnya sang kekasih mau menemaninya dan terus berada di sisinya. Guys, cerita ini hanya fiktif belaka yah!

Sumber : gohealth01