Setelah Tahu "Sisi Ini" Dari Rowan Atkinson, Pandangan Kamu Tentang Mr. Bean Bakal Berubah 180 Derajat!

Nama Mr. Bean pasti sudah tidak asing lagi di telingamu.


Karakter ikonis Mr. Bean ini terkadang bikin penonton gemesnya bukan main.

Film serial ini tidak menggunakan efek khusus, tidak ada plot aksi yang menegangkan, bahkan kalimat yang diucapkannya sangat sedikit. Peralatan yang digunakan juga sangat sederhana. Pakaian yang dipakainya itu-itu saja, boneka beruang dan mobil hijaunya.

Sponsored Ad

Tetapi Mr. Bean berhasil memikat banyak fans dari seluruh penjuru dunia melalui bahasa tubuhnya dan ekspresinya yang berlebihan.


Meskipun terkenal, nyatanya Mr. Bean hanya ada 14 episode yang disiarkan dari tahun 1990 sampai 1995. Masing-masing episode hanya berdurasi 25 menit.

Sponsored Ad

TV serial ini berhasil mendapat penghargaan Film dan Seni Televisi Inggris, Penghargaan Emmy, dan banyak penghargaan lainnya. IMDb yang lebih otoratif juga memberinya nilai 8,5 poin.


Facebook juga pernah melakukan survei populer dan Mr. Bean memenangkan lebih dari 61 juta likes. Bahkan drama Amerika yang terkenal seperti  "The Walking Dead" dan "Game of Thrones" tidak mendapat setengah jumlah likesnya Mr. Bean.

Sponsored Ad

Sampai sekarang, orang akan menyebutnya dengan panggilan Mr. Bean. Ekspresi ikoniknya yang unik ini sangat populer di mana saja.

Namun tahukah kamu, pemeran Mr. Bean, Rowan Atkinson aslinya sangat pintar. Sebenarnya, dia bisa saja menggunakan kepintarannya untuk menjadi seorang profesor, tetapi dia memilih untuk memainkan peran bodoh yang membuat dunia tertawa.

Rowan berhasil meraih gelar sarjana untuk jurusan Teknik Elektro di Oxford University. Dia meraih nilai tertinggi di antara mahasiswa lain yang lulus seangkatan dengannya.

Sponsored Ad

Pada 6 Januari 1955, Rowan Atkinson lahir di sebuah keluarga kelas menengah di Inggris. Ketika masih kecil, Rowan sering diganggu oleh teman-teman sekelasnya karena penampilannya yang lucu dan gagap, bahkan gurunya pun tidak mau mengajarinya.


Di kelas membaca, Rowan terus menggelengkan kepalanya ketika membaca teks. Teman-temannya menertawakannya karena kelakuannya seperti seorang badut. Guru pun menganggap bahwa Rowan sedang mengacaukan kelas dan memintanya untuk pindah kelas.

Sponsored Ad

Pada akhirnya, Rowan menemukan bahwa dia tertarik dengan mesin. Dia pun mengambil jurusan teknik elektro di Universitas Newcastle. Kemudian, mengambil gelar Ph. D di bidang teknik elektro di Oxford University.

Di masa kuliah, Rowan bergabung dengan beberapa klub di kampusnya, di antaranya adalah klub drama dan teater. Disitulah dia menemukan bahwa dia suka akting. Dia pun mulai menekuni hobi barunya ini dan suka berlatih berekspresi di depan cermin setiap hari. Meskipun tidak memakai nama Mr. Bean pada karakter buatannya, dia sudah mengembangkan karakter Mr. Bean semenjak bergabung di klub tersebut.

Sponsored Ad


Dibalik sosoknya yang lucu dan pintar itu, Rowan ternyata adalah seseorang yang mengalami susah berbicara lancar atau gagap dalam berbicara. Karena kegagapannya, banyak acara TV yang menolaknya. Akan tetapi dia segera menyadari bahwa kegagapannya hilang ketika dia memainkan sebuah karakter. "Aku menemukan bahwa kegagapan aku hilang ketika aku memainkan sebuah karakter selain diriku," ujar Rowan di sebuah wawancara.

Dapat dilihat bahwa apa yang dilihat sebagai nilai negatif oleh orang lain berhasil diubah oleh Rowan menjadi suatu nilai unik untuk dirinya sendiri. Rowan berhasil mengubah kegagapannya menjadi suatu karakter yang terkenal dengan kerja kerasnya.

Sponsored Ad


Rowan juga adalah seorang yang sederhana. Ketika dia pergi ke Shanghai untuk sebuah acara TV, dia tidak membawa asisten atau pengawal. Dia mengambil semua koper dan barang-barangnya sendiri.

Alasan mengapa Rowan menjadi orang yang hebat bukan hanya karena bakat dan kepintarannya, tetapi juga karena pembawaan diri dan rasa tanggung jawab sosialnya yang kuat. Rowan tidak sombong, tidak ada berita skandal dan suka beramal. Rowan bahkan pernah menyumbang 300 juta USD untuk pengungsi Afrika tanpa syarat apa pun.

Sponsored Ad

Dua puluh tahun telah berlalu dan karakter Mr. Bean masih muda di dalam hati kita. Rowan berkata, "Saya merasa saya sudah terlalu tua untuk peran ini. Saya selalu menganggap bahwa Mr. Bean sebagai sosok yang yang tidak akan pernah tua. Tapi sebenarnya saya tidak."

Masih ingat tidak intro pembukaan film Mr. Bean?

Mr. Bean jatuh dari atas langit di sebuah jalanan kota London yang sepi. Kemudian ada lagu yang terdengar. Ini liriknya:


Ecce homo qui est faba. Vale homo qui est faba, qui est faba, qui est faba

Sponsored Ad

"Lihatlah seorang manusia yang sebetulnya adalah kacang.

Selamat tinggal, seorang manusia yang sebetulnya adalah kacang."

Mungkin lagu ini sengaja diciptakan untuk Mr. Bean, seiring dengan tema pembukanya yang mengindikasikan Mr. Bean adalah seorang mahluk asing dari planet lain yang diturunkan dari angkasa ke jalanan kota London.

Salut banget yah sama Rowan. Dia berhasil mengubah suatu hal yang diejek orang lain menjadi suatu hal yang positif. Makin ngefans deh sama doi! Jadi pengen nonton Mr. Bean lagi yah sob! Yuk, SHARE dan LIKE artikel ini!

Sumber: shareit

Kamu Mungkin Suka