Orang Tuaku Nikah Lagi dan Pergi Begitu Saja. Pada Seikat Ikan Segar Ini, Aku Menggantungkan Hidup

Namanya adalah Heri dia seorang anak laki - laki yang tinggal bersama neneknya. Dia bersama sang adik di rawat dengan penuh kasih sayang oleh sang nenek. Ayah dan ibunya sudah cerai. Namun, kedua orang tuanya tak ada yang mau mengambil dirinya serta sang adik. Usia sang nenek yang sudah renta membuat sang nenek tak lagi mampu bekerja dengan keras seperti pada umumnya. Terpaksa Heri menjadi tulang punggung keluarga. Dirinya harus putus sekolah demi mencari uang. Bagaimana kisah selengkapnya? Mari kita saksikan

Sponsored Ad

Matahari belum terlalu tinggi di pagi itu. Heri sudah menuju ke tempat nelayan biasa melabuhkan kapalnya. Biasanya nelayan yang pulang melaut akan menggunakan jasa pembersih kapal. Di sini lah tangan - tangan kecil Heri dengan cekatan membersihkan bagian - bagian kapal. Dengan upah yang tak seberapa. Heri terus melakukan aktivitas ini hingga matahari sedikit di atas kepala. Tak jarang, Heri yang berenang ke tengah untuk terlebih dahulu mencegat kapal nelayan yang belum berlabuh. Demi mengumpulkan pundi - pundi uang. Terkadang ada beberapa nelayan yang baik hati. Dirinya mengajak Heri untuk menangkap ikan - ikan kecil. Dengan tujuan Heri bisa berjualan ikan tersebut.

Sponsored Ad

Tanpa rasa takut Heri masuk ke dalam air setelah jaring - jaring yang di pasang dianggap sudah berat. Heri memilah - milah ikan dari jaring. Resiko dalam pekerjaan ini pun selalu ada. Terkadang ada ular laut yang ikut dan bisa saja mengigit jari dari Heri. Heri tetap harus melakukan pekerjaan berbahaya ini jika ingin mengumpulkan pundi - pundi uang. Setelah sukses mengumpulkan ikan, Heri akan merangkainya menjadi satu ikat. Setelah itu dirinya menjajakan ikan tersebut berkeliling dari satu desa ke desa lainnya. Tak ajrang ikan tersebut sudah busuk karena tak laku - laku. Heri terpaksa menjual 20 ikannya dengan harga 5 Ribu Rupiah saja. Yang penting, dirinya bisa mendapatkan uang untuk membeli beras.

Sponsored Ad


Di rumah juga nenek dari Heri mengumpulkan barang - barang bekas bersama sang adik. Heri mengabarkan dulu kepada neneknya bahwa diirnya sudah mendapatkan uang 10 Ribu Rupiah. Sang nenek pun menyuruh Heri untuk pergi membeli beras. Dengan senang hati Heri berangkat ditemani sang adik. Sebelum ke warung, Heri memetik terelbih dahulu beberapa pucuk daun singkong untuk ditukarkan dengan lauk lainnya. Untungnya pemilik warung sangat mengetahui keterbatasan dari Heri. dirinya pun mengizinkan Heri menukarkan daun singkong dengan beberapa butir telur. Heri pulang dengan dua jenis bahan makanan yang siap di masak oleh sang nenek.

Sponsored Ad

Sembari menunggu makanan matang. Biasanya Heri akan mengajarkan adiknya beberapa hal seperti membaca dan berhitung. Biaya yang terbatas membuat dua anak ini tidak bisa mengenyam bangku pendidikan di sekolah. Namun, semangat juang mereka untuk belajar selalu ada. Makanan telah matang dan dapat mereka santap. Mungkin bagi beberapa orang ini adalah lauk yang sederhana. Namun, bagi Heri dan adiknya ini adalah lauk yang cukup mewah untuk mengisi perut mereka.

Sponsored Ad


Ketika ditanya, Nenek dari Heri cukup malu karena selama ini dia mengandalkan hidup dari cucunya yang masih kecil. Namun, mau di kata apa lagi. Umur yang membatasinya untuk bekerja. Kini, Heri hanya bisa berjuang dengan segenap kekuatan yang dia miliki. Dengan harapan tentunya kehidupan dia ke depannya bisa lebih baik lagi. Semoga saja harapan Heri tercapai ya !



Kamu Mungkin Suka