Keluarga yang Baik "Tidak Menempatkan Anak" Sebagai Prioritas Pertama. Baca Sebelum “Tragedi” Ini Menimpa Keluargamu!

Dalam sebuah artikel pernah ditulis "jangan menempatkan anak sebagai prioritas pertama, siapa pun yang menempatkan anak terlebih dulu, ia sedang menunggu 'tragedi' terjadi pada keluarganya.

Kata 'tragedi' membuat banyak orangtua merasa panik, tapi kata ini mengandung pesan yang mendalam. Jika dalam keluarga, kamu menganggap anak sebagai masalah yang utama dan serius, itu artinya kamu egois! Karena kamu mengabaikan kepentingan dirimu sendiri dan rasa kepedulian terhadap pasanganmu.

Sponsored Ad

Keluarga yang baik tidak akan membiarkan masalah anak menjadi yang utama dan segalanya!

1. Saat kau mencintai anak, jangan biarkan posisinya lebih tinggi dari dirimu

Ada seorang mama bercerita di sebuah acara variety show "kemarin aku tanya anakku, kalau mama sudah tua nanti, kamu masih mau gak pergi bermain bersama mama?"

Sponsored Ad

Mama : Anakku dengan keras berkata "TIDAK!"
Pembawa acara: Lho mengapa? Apa dia kurang bisa menghargaimu?

Mama : Bagaimana bisa kurang menghargai! Aku selalu mengutamakan kepentingan dia jadi yang utama di keluarga kami.

Pembawa acara: Kamu jangan biarkan posisi anakmu lebih tinggi dari dirimu. Kalau dirimu bertambah tua, ia tidak akan bisa menghargaimu dan menganggap posisimu lebih rendah darinya.

Mendengar percakapan seorang mama dan pembawa acara ini banyak orangtua lain yang setuju. Bahwa benar jika semakin tinggi status anak maka akan semakin rendah status orangtua, maka akan semakin sulit untuk mendidik anak. Ketika orang tua berpusat pada anak, anak itu percaya bahwa dia adalah satu-satunya dalam keluarga. Semua permintaannya dan kemauannya, orang tua harus tunduk dan menurutinya.

Sponsored Ad

Akhirnya anak hanya peduli tentang apa yang dia inginkan, ia tumbuh menjadi anak egois dan tidak peduli terhadap orang di sekelilingnya. Karena itu, jangan biarkan anak berada dalam posisi 'raja atau ratu' di rumah. Jika tidak, ketika Anda sudah tua, Anda akan merasakan buah pahit yang telah Anda tanam.

2. Saat kau mencintai anak, jangan melihat kebutuhannya lebih penting dari pasanganmu

Di beberapa keluarga, anak-anak tanpa disadari menjadi "pihak ketiga" antara hubungan suami dan istri. Contohnya ada seorang wanita muda bekerja yang bekerja di sebuah perusahaan, sebelum menikah hubungannya dengan suami berjalan harmonis. Tapi setelah anak itu lahir, ia menaruh semua pikiran dan perhatiannya pada anak, sehingga posisi suami tampai tidak berguna. Bahkan suaminya bercerita “sejak anakku lahir, kehidupan kami berdua banyak berubah. Bahkan saya sudah lama tidak makan bersama dan nonton bareng istriku lagi”

Sponsored Ad

Dari pengalaman ini ketika anak lahir, banyak orang yang malah mengabaikan pasangannya. Sebenarnya, suami dan istri adalah inti dari setiap keluarga, hubungan suami dan istri harus selalu menjadi yang pertama dalam keluarga. Bagi anak-anak, cinta dan kelembutan yang mengalir diantara orangtua adalah makanan terbaik untuknya.

3. Saat kau mencintai anak, jangan lupa untuk cintai diri sendiri

Sponsored Ad

Demi anak seringkali seorang ibu melepas pekerjaannya dan fokus sepenuh waktu untuk mendidik dan membesarkan anak. Bahkan kegiatan dan tanggung jawab lainnya seringkali terbengkalai hanya karena anak.

Isi Facebooknya berisi foto dan informasi tentang anak, waktu istirahat pribadi dipakai untuk menemani les anak, bahkan saat bertemu teman-teman juga topiknya seputar anak.

Sponsored Ad

Seorang ibu pernah berkata "setiap hari saya telah memberikan segalanya untuk anak. Tapi anakku masih penuh masalah dan semakin memberontak". Dari kasus ini bisa disimpulkan bahwa ibu ini bekerja sepenuh waktu di rumah dengan anak-anaknya, bahkan ia sudah tidak punya waktu istirahat dan hobinya lagi. Hubungan dengan suaminya pun menjadi renggang karena kesibukannya dengan anak.

Tanpa sadar keluhan dan emosinya ia bagikan dan keluarkan pada anaknya. Bahayanya jika anak sudah bertumbuh dewasa, mereka bisa belajar menolak dan membangkang, serta menjadi lingkaran setan baginya.

Wahai para orangtua, ingatlah untuk mencintai dirimu terlebih dahulu, karena pada saat mencintai dirimu, Anda baru akan mengerti bagaimana cara mencintai anak, keluarga, dan orang-orang di sekelilingmu.

Sumber: horo88 

Kamu Mungkin Suka