Pulang dari Luar Negeri, Pemuda 22 Tahun Menjalani Hidup Seperti Bayi! Alasan Dibaliknya Bikin Geleng Kepala

Sekarang ini bisa dikatakan bahwa standar kehidupan manusia semakin lama semakin tinggi. Salah satu yang yang menjadi standar kehidupan adalah masalah pendidikan.

Banyak orang tua sekarang ini rela mengeluarkan banyak uang demi menyekolahkan anak-anaknya di sekolah ternama, atau bahkan disekolahkan ke luar negeri. Setelah menempuh pendidikan tinggi, orang tua pasti berharap agar anak-anaknya bisa tumbuh menjadi anak yang berkualitas dan memiliki masa depan yang cerah. Namun, bagaimana jadinya jika begitu pulang dari sekolah di luar negeri, anak malah jadi seperti ini…

Sponsored Ad

Seperti yang kita ketahui bahwa ada perbedaan yang begitu tipis antara mencintai anak dan memanjakan anak. Keduanya memang tanda kasih sayang orang tua terhadap anak, namun terlalu memanjakan anak pastinya malah akan mendorongnya jatuh ke jurang. Baru-baru ini, ada seorang ibu yang menceritakan keluh kesahnya.

Ia mengatakan,”Anakku ketika itu berusia 20 tahun. Ia sekolah di luar negeri selama 2 tahun dan sudah menghabiskan biaya sebesar 2 juta RMB (sekitar 4M rupiah). Sekarang ini ia memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan pulang ke rumah. Ia menuntut makan harus disuapi dan tidur harus dikeloni. Ia telah menjadi ‘bayi raksasa’.”

Sponsored Ad

Setiap orang tua pastinya berharap bahwa begitu anak pulang dari luar negeri, bisa mendapat pekerjaan yang menjanjikan, atau menjadi entrepreneur yang hebat. Hal ini nampaknya tidak dapat diwujudkan oleh Xiaohua. Begitu pulang dari luar negeri, kamarnya penuh dengan berbagai mainan, aksesoris game dan barang-barang lainnya.

Di meja belajar dan ranjangnya terpampang 3 buah komputer. Terlihat bahwa anak ini sungguh tenggelam dalam dunia permainan dan tidak ingin berinteraksi dengan dunia luar. Sang ibu mengatakan bahwa Xiaohua sudah hidup seperti ini selama 2 tahun. Xiaohua hanya bisa minta makan dan minta uang. Selain itu, Xiaohua tidak pernah berkomunikasi atau membicarakan hal lainnya.

Sponsored Ad

Setiap harinya, nenek dari Xiaohua akan dengan sabar satu suap demi satu suap menyuapi Xiaohua makan. Lalu, di malam hari, sang nenek akan menemani Xiaohua tidur. Bayangkan saja, pemuda berusia 22 tahun, di masa-masa mudanya yang harusnya penuh dengan warna-warna kehidupan dan mencoba banyak hal, ia malah berubah menjadi ‘bayi raksasa’. Sebenarnya apa yang membuatnya jadi seperti itu?

Xiaohua dari kecil memang merupakan anak yang tidak banyak bicara, ia adalah anak yang sangat introvert, apalagi setelah orang tuanya bercerai, kepribadian Xiaohua menjadi semakin tertutup pada dunia luar. Maka dari itu, demi menutupi ‘hutang’ dan tidak mau menyakiti anak semakin dalam, sang ibu berusaha keras untuk menciptakan kehidupan yang sesuai dengan kemauan sang anak.

Sponsored Ad

Selain itu, sang nenek pun sejak kecil selalu mengasuh Xiaohua dan sebagai seorang nenek yang sangat memanjakan cucunya, sang nenek pun tidak rela jika Xiaohua harus merasa sedih atau mengalami kepedihan hidup. Bisa dibayangkan bukan, betapa ‘indahnya’ kehidupan Xiaohua di mana ada ibu yang selalu memberikan apa yang dia mau, dan neneknya yang selalu mengurus dirinya.

Saat dirinya berusia 18 tahun, sang ibu sedang berada di puncak karir dan memiliki banyak uang. Sang ibu lalu ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya dan berharap Xiaohua bisa kembali dengan memiliki banyak ilmu dan teman baru. Siapa sangka, selama 2 tahun di luar negeri, Xiaohua malah semakin menutup diri dari dunia luar dan asyik dengan komputer.

Sponsored Ad

Xiaohua pun terlihat seolah-olah tidak peduli dengan kerja keras ibunya yang mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan dirinya yang begitu tinggi di luar negeri. Baru 2 tahun sekolah di luar negeri, Xiaohua sudah menghabiskan uang ibunya sebesar 2 juta RMB! Xiaohua lalu kembali ke negara asalnya dan menjalani hidup sebagai ‘bayi raksasa’.

Xiaohua pun hanya berkomunikasi menggunakan Wechat, dan kata-kata yang diucapkan hanyalah,”Aku ingin membeli xxx atau berikan aku uang sebesar xxx .” Menghadapi anak seperti Xiaohua ini, sang ibu hanya bisa pasrah dan menangis setiap harinya. Sang ibu sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. Ada beberapa pihak yang menyarankan agar sang ibu mau bersikap tega dengan tidak lagi memberikan uang sepeserpun pada anaknya.

Sponsored Ad

Walau demikian, sang ibu merasa bahwa saran itu terlalu berlebihan dan ia pun tidak akan tahan jika melihat anaknya menderita. Jika sudah begini, orang-orang sekitar pun sudah tidak tahu bagaimana lagi harus membantu sang ibu dan menyelamatkan masa depan Xiaohua.

Setiap orang tua nampaknya harus sadar bahwa mendidik dan membesarkan anak yang berkualitas jelas bukanlah hal yang mudah. Sekali lagi, jangan didik anak menggunakan materi, tapi didik anak agar bisa hidup mandiri dan menjadi sukses dengan caranya sendiri. Memanjakan anak bukanlah tanda kasih sayang, melainkan cara untuk menghancurkan masa depan anak sendiri. Benar bukan?


Sumber: Toutiao

Kamu Mungkin Suka