Anak Ini "Bolos Sekolah", Saat Gurunya Datang Tengok, Ia Sudah Menjadi "AYAH"?

Keseharian anak umur 9 tahun hanyalah duduk manis di ruang kelas, lalu pulang sekolah bisa dengan bebas main di rumah. Tanggung jawab terberatnya hanyalah mengerjakan Pr dan belajar untuk ulangan.


Bahkan jika ia tidak mau makan, masih bisa disuapin, tidur ditemani orangtua, dan semuanya masih serba dilayani.

Sponsored Ad


Namun hal demikian tidak berlaku di daerah miskin. Setelah pulang sekolah, anak-anak di sana masih perlu beres-beres rumah ataupun bekerja. Ataupun sama sekali tidak ada kesempatan untuk bersekolah.


Sponsored Ad

Baru-baru ini ada seorang guru di Tiongkok bercerita, dimana ia mendapati muridnya sudah lama tidak datang sekolah.


"Ia sudah tidak masuk kelas selama seminggu. Tidak ada kabar pemberitahuan darinya, saya khawatir apa karena ia tidak enak tubuh atau ada masalah keluarga!"

Sponsored Ad

Akhirnya sang guru memutuskan untuk mencari tahu keadaannya. Sang guru pun mencari alamat rumah murid itu dan mulai pergi ke rumahnya.

Ternyata jarak rumah dari sekolah ke rumah tersebut membutuhkan waktu sejam. Dan juga rutenya sangat berat, karena harus melewati jalan gunung yang berbahaya dan licin.


Sesampainya di rumah murid tersebut, sang guru mengetuk pintu. Dan betapa kagetnya menemukan murid itu sudah menjadi "seorang ayah?"

Sponsored Ad


Ternyata muridnya ditemukan sedang menggendong anak berusia 5-6 tahun.


Sponsored Ad

Sang murid bercerita bahwa yang ia gendong adalah adiknya. Tiap pagi ia pergi ke gunung untuk menggembalakan domba di gunung.

Ia juga selalu membawa adik lakinya, namun karena sang adik bermain terlalu lelah ia pun mengantuk. Jadi sang kakak itu harus menggendong adiknya, sambil satu tangannya lagi memegang domba.


Pakaian kedua anak itu sudah usang dan bau, dan banyak pakaian anak-anak di gunung disumbangkan oleh organisasi masyarakat kota.

Sponsored Ad

Murid itu bercerita bahwa ia sulit untuk membeli sepotong baju, dan tidak ada toko baju di dekatnya. Ia juga mengenakan sepatu tua yang sudah hampir rusak. Lalu mereka tidak memakai kaus kaki dan sepatu yang kebesaran.


Murid itu juga bercerita bahwa kedua orangtuanya pergi bekerja di kota dan ia tinggal di desa bersama sang nenek. Namun karena kondisi nenek melemah, jadi terpaksa murid itu yang harus merawat sang nenek.

Tanggung jawab dan bakti dari anak itu membuat banyak orang tersentuh.

Sponsored Ad


Untuk anak seusianya, pasti mengharapkan bisa hidup bahagia dan bisa dimanja oleh orangtuanya. Tetapi beberapa anak ditakdirkan untuk tidak bisa menikmati hal ini. Bagi mereka, definisi bahagia mereka ketika bisa makan secukupnya dan pergi sekolah.


Sponsored Ad

Oleh sebab itu dari kisah murid Tiongkok ini, mari kita belajar mensyukuri setiap pemberian yang Tuhan kasih kepada kita. Hiduplah mandiri dan berbakti kepada orangtua. Jangan suka mengeluh, karena kita tidak tahu berapa banyak anak miskin di luar sana yang menginginkan hidup seperti kita.

Sumber:Gohealth 

Kamu Mungkin Suka