Kaki dan Tanganku Tak Sempurna Karena Virus Polio. Hanya Pada Botol Bekas Aku Menggantungkan Hidup di Ibukota

Musibah memang bisa datang kapan saja ke setiap insan manusia. Tak ada seseorang yang dapat menolak nasib buruk jika memang itu adalah takdir kita. Sama seperti cerita Pak Miswan. Waktu kecil dirinya sama seperti orang - orang normal lainnya. Memiliki pertumbuhan yang normal dan bisa berlarian kesana kemari. Semuanya berubah ketika dirinya menginjak kelas 3 SD. Dirinya demam dan pertumbuhannya terhambat. Seperti apa cerita dari Pak Miswan Selengkapnya? Mari kita lihat

Sponsored Ad

Mencari sebuah pekerjaan yang halal di tengah Ibukota Jakarta memanglah sesulit mencari jarum dalam jerami. Hal ini disadari oleh Pak Miswan. Namun, mau tidak mau dirinya harus mengadu nasib ke Ibukota karena anak dan istrinya butuh uang untuk menyambung hidup. Demi keluarganya bahkan Pak Miswan jarang sekali pulang karena uang yang dia kumpulkan selama di Jakarta selama ini langsung di kirimkan ke anak dan istrinya di kampung. Uangnya pun tidak dalam jumlah yang banyak. Maka dari itu, Pak Miswan tak punya lagi uang untuk ongkos pulang ke kampungnya.

Sponsored Ad

Hidup Pak Miswan sangat sederhana. Dirinya hanya berbagi ruang bersama beberapa orang. Ya, Pak Miswan berprofesi sebagai pengumpul barang - barang bekas seperti botol, kardus, beling dan lain - lain. Hanya profesi ini lah yang bisa dia lakukan agar anak dan istrinya bisa hidup di kampung. Siang itu, kehadiran Pak Miswan sendiri sudah ditunggu oleh tim reality show yang bertajuk “Survivor”. Mereka mendapatkan info dari orang sekitar bahwa ada seorang pemulung yang mengidap Polio yang masih dengan sigap mengayuh gerobak sepeda yang dimodifikasi.

Sponsored Ad

Acara yang dipandu oleh Ruben Onsu ini mulai mendekati Pak Miswan setelah dirinya terkena musibah, ada orang tidak bertanggung jawab yang menyerempet Pak Miswan hingga jatuh dan kabur begitu saja. Untungnya beberapa kru dengan sigap menghentikan orang tersebut. Sang penabrak tersebut meminta maaf kepada Pak Miswan. Dengan legowo, Pak Miswan memaafkan perbuatan orang tersebut. Ruben pun mengajak Pak Miswan untuk pulang ke tempat diirnya tinggal. Pak Miswan menyanggupi permintaan Ruben karena dirinya memang ingin istirahat sejenak. Tempat tinggal Pak Miswan sendiri terdiri dari kardus - kardus dan beberapa triplek. Di sini dirinya berbagi tempat dengan sesama pemulung yang mengadu nasib di Jakarta. Pak Miswan dikenal sebagai pribadi yang rajin serta gemar beribadah.

Sponsored Ad


Hidup jauh dari anak dan istri membuat Pak Miswan kangen dengan keluarga. Apalagi dua anaknya kini dalam masa tumbuh kembang. Orang tua mana yang ingin melewatkan masa - masa berharga ini? Sambil setengah menahan air mata. Pak Miswan menceritakan semuanya ke Ruben. Ruben dan tim tergerak untuk membantu Pak Miswan. Mereka memberikan sejumlah uang sebagai ongkos untuk pulang kampung dan membuka usaha nantinya. Semoga, sikap pantang menyerah dari Pak Miswan ini tetap terjaga demi dirinya dan keluarga ya !


Sumber : Youtube

Kamu Mungkin Suka