Karena Kedatangan "Tamu Ini", Aku Langsung Hentikan Pesta Pernikahan Kakakku!

Pernikahan adalah momen penting dalam hidup manusia. Pasangan yang menikah dengan kita akan menjadi teman hidup kita, menemani kita baik suka maupun duka. Untuk bisa hidup bahagia, kita harus memilih pasangan yang sehati, memiliki tujuan hidup yang sama.

Namaku Irwan. Ayah ibuku bertani dan hidup kami serba kekurangan.

Aku masih punya seorang kakak bernama Indri. Karena miskin, orang tuaku hanya bisa menyekolahkan satu anak saja. Kakakku Indri pun mengalah dan membiarkanku sekolah, padahal prestasinya di sekolah lebih bagus dariku. Katanya, "Anak gadis cepat atau lambat bakal menikah dan jadi ibu rumah tangga. Kalau kamu bisa sekolah tinggi, masa depanmu akan lebih terjamin dek."

Sponsored Ad

Belum tamat SMP pun Indri keluar dari sekolah dan bekerja menjadi karyawan toko di ibu kota. Penghasilannya tidak banyak, tapi ia masih berhemat dan terus mengirimkan uang untuk menyekolahkanku sampai kuliah. Saat aku kuliah, Indri mengenalkan pacarnya kepadaku. Walaupun wajahnya biasa-biasa saja, keluarganya juga sederhana, namun pacarnya yang bernama Roni sangat baik dan jujur. Yang paling penting adalah Roni sangat menyayangi kakakku Indri. Sayangnya Indri mengatakan bahwa hubungannya dengan Roni jangan diberitahukan ke ayah ibu dulu. Mereka akan memberitahukannya setelah sudah cukup siap.

Sponsored Ad

Indri dan Roni berpacaran selama 4 tahun lebih dan berjalan harmonis. Kata Indri, Roni sangatlah perhatian dan penyayang. Selama berpacaran, mereka tidak pernah bertengkar sekali pun. Aku sangat senang karena Indri berhasil menemukan kebahagiaannya. Saking akrabnya, aku sudah menganggap Roni sebagai kakak sendiri dan memanggilnya kakak ipar.

Setelah lulus kuliah, aku pun menemukan pekerjaan pertamaku dan bisa meringankan beban Indri. Beberapa bulan kemudian, ibuku tiba-tiba menyuruhku pulang untuk menghadiri pernikahan Indri.

Sponsored Ad

Aku cukup terkejut tapi juga merasa senang. Ternyata Indri diam-diam sudah mempersiapkan pernikahannya tanpa sepengetahuanku. Dari dulu dia selalu mengingatkanku untuk merahasiakan hubungannya dari ayah ibu, tapi siapa sangka ayah ibu ternyata menyetujui pernikahan mereka. Aku pun meminta cuti 2 hari dan membeli hadiah lalu segera menuju pulang kampung halamanku.

Sponsored Ad

Untung saja aku bisa tepat waktu sampai ke pesta pernikahan kakakku itu. Saat aku tiba, aku sudah melihat kakakku yang tampil cantik dengan berbalutkan gaun putih. Akhirnya setelah mengorbankan banyak hal, kini kakakku bisa hidup bahagia bersama orang yang dicintainya. Aku berusaha untuk menghampiri Indri, namun ibuku selalu menghalang dengan mengalihkan perhatianku ke hal lain. 

Saat acara hampir dimulai, aku tiba-tiba melihat Roni yang berada di antara para undangan. Aku segera menghampirinya dan bertanya heran, "Loh, ipar, kok ada di sini, bukannya..."

Sponsored Ad

Belum selesai bertanya, Roni langsung menarikku dan membawaku ke pojok ruangan. "Indri akan menikah dengan pria lain. Aku datang hari ini untuk melihatnya yang terakhir kalinya. Tolong jangan bilang ke dia kalau aku datang yah..Aku nggak mau bikin dia sedih lagi.."

Mendengar perkataan Roni, aku langsung melongo. "Indri bukannya mau menikah dengan kamu?? Aku kira hari ini pernikahan kalian berdua?! Ada apa ini? Kok bisa begini?"

Sponsored Ad

Roni tidak berkata apa-apa dan  pergi dengan kesedihan. Aku pun segera mencari kakakku, tidak peduli bagaimana ibuku menghadang. Aku akhirnya melihat mempelai pria, dan ternyata pria yang akan dinikahi kakakku adalah seorang pria yang punya keterbatasan. Kutarik tangan kakakku dan kutanya dia, "Kamu ngapain? Aku kirain kamu mau menikah dengan Roni?! Kok malah menikah dengan orang ini?! Aku nggak akan setuju!"

Indri lalu membawaku ke sebuah kamar dan menuturkan semuanya dengan mata berkaca-kaca. "Kesehatan ayah menurun dan butuh dioperasi. Kami takut merepotkanmu dan kamu juga baru mulai bekerja... Calon suamiku ini mau membantu bayar biaya pengobatan dengan syarat aku menikah dengannya.."

Sponsored Ad

Ternyata demi ayah, Indri mengorbankan hidupnya dan rela dinikahi pria yang tak dicintainya. Setelah mendengar hal itu, aku segera membatalkan pernikahan itu. Aku katakan kepada ibu dan kakak, kalau kerugian ini akan kubayar ke keluarga mempelai pria. 

Pernikahan adalah hal yang sangat penting, tidak bisa dibeli dengan uang. Biar bagaimanapun, aku tidak ingin Indri mengorbankan kebahagiaannya lagi. Dia sudah cukup banyak berkorban demi keluarga, dan kini saatnya giliran aku untuk membahagiakan keluarga.

Sumber: 17moveon

Kamu Mungkin Suka