Li Ka-Shing Membayar "5 Miliar" untuk Makan Makanan Bekas? Setelah "Alasan" Dibaliknya Terkuak, Netizen Menangis Terharu!

Pada suatu siang, ada seorang pria berusia 90 tahun yang muncul di kantin biasa. Kedatangannya menyebabkan keributan kecil.

Namanya Li Ka-Shing, seorang miliarder dari Hongkong.

Sponsored Ad

Dia datang dan membayar hampir 5 miliar untuk makan 'makanan bekas'. Loh kok bisa?

Sponsored Ad

Hari itu, para relawan di kantin membagikan makan siang hari itu. Li Ka-shing mengambil sumpit dan makan bersama dengan sekelompok orang. Dia tertawa dan mengatakan bahwa dia sudah berumur 90 tahun tahun ini. Sebelumnya, dia hanya bisa makan kulit gandum. Sekarang dapat menyantap 3 sayur dan 1 nasi, apalagi bersama-sama, rasanya sangat indah.

Sayuran di piringnya terlihat sederhana, tapi kaya akan nutrisi dan segar.

Sponsored Ad

Ketika Li Ka-Shing menerima piringnya, dia segera menghabiskan makanannya. Satu butir beras pun tak tertinggal.

Li Ka-Shing belakangan baru mengetahui bahwa makanan yang disantapnya adalah makanan sisa dari supermarket. Bahkan produk dagingnya juga yang hampir kadaluarsa. Makanan seperti ini biasanya langsung di buang di tong sampah oleh rumah umumnya. Tetapi miliarder Hongkong ini menyantap makanannya dengan gembira. Dia bahkan membayar hampir 5 miliar kepada kantin tersebut. Padahal kantin tersebut adalah kantin yang membagi makanannya secara gratis.

Sponsored Ad

Pertanyaannya adalah mengapa Li Ka-Shing melakukan hal ini? Padahal sayur yang digunakan semuanya tampak "bermasalah". Tidak hanya kantin ini telah beroperasi selama 7 tahun, tapi juga dipanggil "Keajaiban Hongkong". Banyak sekali artis Hongkong yang mempromosikan kantin ini.

Ternyata kantin ini mengumpulkan sisa makanan yang masih bisa dimakan. Sayuran seperti kedai makanan yang tidak terjual, roti dan makanan kaleng di supermarket yang hampir kadaluarsa, dan sisa makanan restoran adalah target mereka.

Sponsored Ad

▲Sayuran yang tak terjual

▲Makanan kaleng yang hampir kadaluarsa

Tentu saja, mereka dapat menjamin makanan ini aman. Makanan ini kemudian di masak dan diberikan kepada orang tua dan orang miskin yang tidak mempunyai siapa-siapa.

Sponsored Ad

Kita sering salah paham. Di balik pemandangan yang tampak sangat indah, dari populasi 7 juta orang Hongkong, ada 1,2 juta orang yang hidup miskin. Artinya, satu dari enam orang hidup dalam kemiskinan.

Sponsored Ad

Populasi yang menua juga bertambah. Setiap 5 orang, ada satu orang yang lanjut usia, dan satu dari setiap tiga orang tua mengalami kekurangan gizi kronis.

Contohnya nenek Zhao yang berusia 80 tahun. Nenek Zhao harus bekerja memungut sampah dari jam 6 pagi. Dia bekerja 14 jam sehari karena jika nenek Zhao berhenti bekerja, maka pemasukannya juga berhenti. Terkadang, nenek harus mencari makanan di tong sampah. Roti yang dia makan ini sudah berjamur namun nenek tetap memakannya setelah bagian berjamurnya dibuang.

Sponsored Ad

Atau Robert yang sudah berusia 65 tahun. Setelah pensiun, dia bekerja sebagai pembersih toilet. Setiap hari, dia bekerja dari jam 4 pagi sampai jam 7 malam demi mengisi perutnya sehari 3 kali.

Sponsored Ad

Tidak dapat dibayangkan jika nenek Zhao atau Robert tiba-tiba sakit dan tidak bisa bergerak lagi. Bagaimana mereka bisa makan kalau mereka tidak bisa bekerja?

Pada saat yang sama, banyak makanan yang terbuang dari produksi, pengolahan, sampai penjualan ke konsumen. Makanan di restoran dari yang tidak habis sampai belum dimasak juga sering dibuang. Menurut statistik, 3,600 ton makanan yang dibuang setiap harinya.

Di satu sisi, orang kaya selalu makan ikan dan daging yang enak, selalu membuang-buang makanan. Di sisi lain, ada sekelompok yang kurang beruntung dan harus berjuang untuk mencari makanan setiap harinya. Apakah tidak ada jalan lain lagi?

Kantin yang dipanggil Xi Shi Tang ini dibangun untuk menghentikan kelaparan dan tidak menyia-nyiakan makanan. Banyak sekali makanan yang masih bisa dikonsumsi dan sangat disayangkan jika harus dibuang. Oleh karena itu, pihak kantin akan pergi ke seluruh pelosok di Hongkong untuk mengumpulkan makanan dan membuat makan siang untuk orang yang tidak mampu.

Awalnya, tidak banyak orang yang mau terlibat dengan kantin ini. Seluruh tim hanya 20 orang saja. Lembaga dan warga yang mau menyumbang hanya 35 saja.

Pertama kali, mereka hanya bisa membuat 20 kotak makan setiap harinya. Namun para koki tidak sembarangan saat menyiapkan makanan. Setiap hari, mereka harus mempertimbangan cara memadukan bahan-bahan yang tersedia untuk mencapai nutrisi yang seimbang dan cocok dengan selera para tetua.

Pada saat yang bersamaan, para koki juga akan memastikan bahwa makanan dimasak dengan sedikit minyak, sedikit garam dan sebagainya. Bahkan setiap suhu piring juga diukur dengan hati-hati. Mereka seakan-akan sedang memasak untuk orangtua di rumah sendiri. Terkadang akan ada sukarelawan yang datang membantu. Contohnya seperti nenek Li. Dia datang untuk membantu sebisanya. Dia merasa senang dapat membantu orang lain juga membantu diri sendiri.

Terkadang mereka juga akan membagi selebaran dan mengunjungi supermarket. Meskipun banyak tantangan, tapi mereka tidak pernah berpikir untuk menyerah.

Kadang-kadang, mereka harus mengeluarkan uang dari kantong mereka agar kantin ini bisa terus beroperasi. Mereka semua percaya jika mereka terus berjuang, maka akan ada harapan.

Semua berubah ketika Dayo Wong mendengar cerita dibalik kantin itu. Dia tidak hanya bergabung dengan tim sukarelawan di kantin, tetapi juga membuat video promosi untuk kantin dengan biayanya sendiri. Sebelum video promosi ini, tidak banyak orang yang tahu bahwa Hongkong memiliki lembaga ini. Namun setelah video itu ditayangkan, banyak warga yang antusias untuk menjadi sukarelawan di kantin tersebut.

Dayo Wong berkata: Jika ada uang, maka keluarlah uang. Jika ada tenaga, maka keluarkanlah tenaga.

Secara perlahan, artis terkenal lainnya juga mengambil bagian untuk mempromosikan kantin ini. Mereka menggunakan popularitasnya untuk menyebarkan informasi tentang kantin ini. Jacky Cheung bahkan menjadi ambassador untuk kantin ini.

Julian Cheung juga membuat video promosi yang mengajarkan anak untuk menghargai makanan dan membiarkan lebih banyak orang tahu tentang kantin ini.

Saat ini, kantin mendapatkan 5 ton makanan yang masih aman untuk dikonsumsi dari 150 institusi, termasuk supermarket, restoran, Cathay Pacific, Delmonte, IKEA, KFC, Pizza Hut, Wanchai Wharf, PARKnSHOP, dan sebagainya.

Kali ini Li Ka-shing menyumbangkan hampir 5 miliar untuk kantin ini agar bisa berjalan lebih jauh.

Semakin banyak sukarelawan muda yang bergabung dengan tim ini, semakin banyak pengaruh positifnya.

Dari tidak ada yang berdonasi, sekarang sudah ada 254 mitra. Dari 20 kotak makan siang sehari hingga 6500 makan siang. Mereka menyatukan kekuatan masyarakat untuk mewujudkan semua ini, untuk menghentikan kelaparan.

Rumah tangga berpenghasilan rendah yang sering kelaparan mulai bisa menikmati rasanya makan. Seorang nenek tua berusia 70 tahun berkata: "Saya tidak perlu membagi satu porsi makanan menjadi 3 porsi lagi.”

Sama seperti nenek 90 tahun ini, dia tidak perlu lagi memasak. Karena memasak sangat bahaya dan sulit untuk orang tua sepertinya.

Dan bibi yang tinggal sendirian ini akhirnya dapat duduk bersantai dan berbicara dengan teman-teman.

Jika kamu tidak tidak suka berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, juga tidak masalah. Kantin ini memiliki program "malaikat penjelajah" yang bertugas mengirim makanan dan menemani orang tua ngobrol.

Kantin itu tidak hanya bisa memperhatikan orang tua yang miskin, tetapi juga memberi makanan untuk keluarga yang membutuhkan seperti ibu tunggal Chen dan putrinya. Karena bisa menghemat uang, anak Chen jadi bisa pergi ngeles.

Selain itu, mereka juga bekerjasama dengan sekolah melalui berbagai kegiatan, berkomitmen untuk memberi tahu anak-anak tentang limbah makanan dan masalah kemiskinan. Agar menghargai makanan dan melindungi sumber daya bumi mulai dari umur yang dini.

Di kota-kota di seluruh dunia, orang kaya dan orang miskin hidup di tanah yang sama. Orang miskin tidak mengerti mengapa orang kaya semakin kaya, dan orang kaya tidak mengerti mengapa orang miskin tidak berjuang. Namun pada kenyataannya, ada cara lain untuk membuat dunia menjadi lebih baik, yaitu melalui cinta dan kasih.

Jiwa yang kesepian memiliki harapan

Kehidupan yang gelap menyalakan cahaya.

Dan lampu ini akan terus menyebarkan cinta

Sumber: lookingforward

Kamu Mungkin Suka