Aku Punya Pacar 40 Tahun. Tak Sangka Saat Bertemu "Pacarku", Ibuku NANGIS!?

Namaku Marni, baru saja lulus kuliah. Aku lahir di keluarga single parent, karena sejak kecil ayah ibu sudah berpisah. 

(foto: ilustrasi)

Sponsored Ad

Ibuku lah yang menghidupiku dan membesarkanku selama ini. Karena aku adalah putri semata wayangnya, sejak dulu ibu selalu mencemaskan masa depan dan pernikahanku. Beliau menanti-nantikan masa dimana putrinya mengenalkan pacar padanya. Namun sayang, sampai kini aku belum menemukan pasangan yang cocok.

(foto: ilustrasi)

Sponsored Ad

Setelah lulus, aku segera mencari pekerjaan untuk meringankan beban ibu. Aku sudah berusaha mencari pekerjaan yang cocok, namun setiap kali bekerja, aku tak bisa bertahan lama. Pada akhirnya, aku akhirnya mendapat pekerjaan di hotel sebagai resepsionis. Hotelnya tidak besar, hanya 3 lantai dan terdapat 70 kamar. Selain aku, masih ada 2 bibi pembersih dan bos. 

(foto: ilustrasi)

Sponsored Ad

Pekerjaan resepsionis ini tidaklah berat. Di waktu luang aku masih dapat mengerjakan hal lain yang bisa menghasilkan uang tambahan. Bos aku bernama Arif. Umurnya sudah 40 tahun. Dia sangat baik kepada karyawan-karyawannya dan tidak pelit. Bahkan untuk makan siang kami pun, dia akan membantu memesan lauk yang sesuai dengan kesukaan kami.

(foto: ilustrasi)

Sponsored Ad

Bos yang tahu aku merantau sendirian di kota membiarkanku tinggal di salah satu kamar hotelnya tanpa biaya. Yang paling membuatku terkesan pada bos adalah saat bulan ke dua aku bekerja. Saat itu aku sedang haid dan merasa sangat nyeri di perut. Tanpa sadar, aku pun jatuh pingsan saat berdiri di meja resepsionis. Untungnya bosku langsung melihat dan segera meminta bibi pembersih menggendongku ke kamar untuk beristirahat. Bos juga membelikan cokelat panas dan kacang-kacangan agar rasa nyeriku mereda. 

Sponsored Ad

"Lain kali kalau nyeri sampai begini, jangan maksain lagi. Bilang saja ke saya." kata bos kepadaku. 

Lama kelamaan, rasa kagumku pada bos pun mulai muncul. Aku sejak kecil sudah kehilangan kasih sayang seorang ayah, perhatian dari bos membuatku lama kelamaan semakin bergantung padanya. 

Sponsored Ad

Suatu kali, saat sedang makan bersama, aku tiba-tiba kepo dan bertanya mengenai keluarga bos. Siapa sangka pertanyaanku langsung membuat suasana menjadi awkward. Bos menghentikan makannya dan langsung pergi dari meja dengan ekspresi yang sulit dibaca. Setelah bos beranjak dari meja, bibi langsung memberitahuku semuanya. Ternyata, putra bos saat berumur 8 tahun tenggelam di sungai. Sang istri selalu menyalahkannya dan kemudian bercerai dengan bos. Sejak itulah bos hidup menyendiri. 

Sponsored Ad

Bos adalah pria yang begitu baik, kenapa istrinya tega men!nggalkannya? Pria seperti bos seharusnya mendapat kebahagiaan. Dalam hatiku terbersit rasa ingin memiliki, dan rasa ingin membahagiakannya. Aku pun mulai memberikan perhatian lebih pada bos sampai akhirnya kami pun menjalin hubungan cinta. Walaupun usia kami terpaut jauh, namun perhatian dan kelembutannya, serta kedewasaannya membuatku mabuk kepayang. Kami melewati hari-hari dengan bahagia dan mesra. Aku sadar bahwa aku telah menemukan lelaki yang tepat untuk masuk bersama ke jenjang pernikahan.

Sponsored Ad

Setelah mendengar bahwa aku sudah punya pacar, ibuku pun mulai kepo dan memintaku untuk segera mengenalkannya. Setiap hari ibu akan meneleponku dan mendesakku untuk membawa bos pulang ke rumah. Karena itu, aku pun mengatakan hal ini kepada bos, awalnya dia menolak karena merasa belum siap untuk bertemu dengan ibuku. Namun setelah kubujuk berhari-hari, ia akhirnya setuju.

Sponsored Ad

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kami menenteng hadiah untuk ibu dan akhirnya tiba di depan pintu rumahku. Saat ibu membuka pintu, ia yang awalnya tersenyum lebar menyambut, tiba-tiba sy0k terkejut. Beberapa detik kemudian, air mata ibu mulai bercucuran keluar. Aku merasa kaget dan tidak tahu apa yang terjadi! Kulihat bos, dan bos melihat ibuku sambil mengangguk pelan. Setelah tangis ibuku mulai mereda, ibu akhirnya menceritakan apa yang terjadi. 

Ternyata... Waktu aku masih kecil, ibuku pernah membawaku bermain ke tepi sungai. Aku yang sedang bermain tak sengaja terjatuh ke sungai, dan tak bisa berenang, terus menerus berteriak panik. Ibuku yang juga tak bisa berenang tak hentinya berteriak minta pertolongan, dan akhirnya melihat seorang pria muda yang membawa putranya. Pria itu segera melompat ke sungai dan menyelamatkanku. Namun setelah menyelamatkanku, anaknya yang tadi menunggu di tepi sungai sudah menghilang. Setelah dicari-cari tetap tak kunjung terlihat batang hidung anaknya. Pada hari kedua, anaknya ditemukan dalam kondisi terapung di sungai dan sudah tak bernyawa...

Aku pun bertanya, siapakah pria penolongku itu? Dan ibu pun menunjuk bos. Aku terdiam, dan berusaha untuk mencerna semua kenyataan yang tak terduga ini ke dalam otakku.

Tak pernah sama sekali aku menyangka, kalau pria yang ingin kujadikan suamiku adalah penyelamat hidupku. Dunia ini sungguh kecil bukan?

Namun, aku kini tidak tahu bagaimana menghadapinya.. Dan aku tidak tahu bagaimana aku melanjutkan hubungan ini.. Karena, secara tidak langsung, aku yang menyebabkan rumah tangganya hancur bukan?

(foto: ilustrasi)

Sumber: lawyer

Kamu Mungkin Suka