​Mertua dan Ibu Sendiri Sama-sama Sakit, Dia Malah Milih "Jagain Mertua"! Akhirnya "Perkataan Ibunya" Bikin Dia Nangis!

Jika mertua dan orang tua sendiri sama-sama sakit, mana yang seharusnya diutamakan? Mungkin kebanyakan orang akan menjawab, "Tentu saja orang tua sendiri, karena orang tualah yang melahirkan kita!" Tetapi seorang menantu bernama Wulan malah memilih untuk merawat mertuanya dibanding ibunya sendiri. Bagaimana ceritanya?

Wulan (31 tahun) baru pertama kali ini merasakan apa yang namanya ‘kiri kanan susah’. Di satu sisi, ibunya sendiri sakit, di sisi lain, mertuanya sakit. Ia ingin mengurus kedua-duanya, tapi itu tidak mungkin.

Sponsored Ad

Pertama, kita bicara soal ibunya. Ibunya dari dulu memang sudah lemah secara fisik, selalu saja bilang kalau tidak enak badan. Ternyata begitu diperiksa, ibunya kena diabetes dan harus dioperasi.

Beda dengan mertuanya. Ibu mertuanya masih kuat walaupun sudah berumur. Biasanya di rumah, mertuanyalah yang masak-masak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi siapa sangka suatu hari ia tiba-tiba jatuh dan tidak bisa berdiri. Setelah periksa, mertuanya kena trombus (penyumbatan darah di otak).

Sponsored Ad

Pekerjaan rumah tangga yang biasanya dikerjakan oleh mertuanya pun sekarang jatuh ke tangan Wulan. Ia harus mengurus anaknya dan dua orang tua yang sakit sekaligus. Sibuknya bukan main. Untung Wulan tidak usah pergi bekerja, ia bukan toko sendiri, jadi masih bisa ditinggal sebentar. Wulan kepikiran mau cari pembantu, tapi takut biaya lagi.

Akhirnya, suaminya pun menyuruhnya untuk menjaga ibunya, biar ibunya sendiri dia yang jaga. Wulan pun berpikir sejenak.

Sponsored Ad

Selama ini, mertuanya sangat baik terhadapnya. Itu juga yang menjadi alasan kenapa Wulan mau menikahi suaminya. Pertama kali ketemu, mertuanya sudah kasih dia gelang emas, kelihatan senang banget sama dia.

Setelah menikah, mertuanya memperlakukannya seperti anak sendiri. Asal dia ada di rumah, segala macam pekerjaan rumah, mertuanya yang selesaikan. Jangankan masak, cuci piring pun tidak pernah suruh Wulan yang kerjakan.

Sponsored Ad

Wulan suka makan apa, mertuanya masakin untuknya. Pengen makan apa, mertuanya langsung ingat dan bikinin. Pas dia berantem sama suami, mertuanya juga belain dia. Pernah sekali suaminya gak pulang-pulang walau sudah malam, ditelepon juga tidak diangkat. Begitu pulang, mertuanya langsung marahi anaknya dan suruh dia minta maaf sama Wulan.

Baju putih yang disukai Wulan sudah kuning dan tidak bisa dicuci pakai mesin cuci. Mertuanya turun tangan sendiri dan cuci pakai tangan. Melihat bajunya jadi putih bersih, Wulan tidak bisa menyembunyikan rasa terima kasihnya kepada mertuanya.

Sponsored Ad

Wulan sering sekali beliin mertuanya baju, suplemen, tapi mertuanya bilang tidak usah, biar uangnya disimpan untuk keadaan darurat saja, biar dia pakai baju lama juga gakpapa, gak minum suplemen juga gakpapa, badannya masih sehat.

Setelah anaknya lahir, mertuanya juga antar anaknya ke sekolah. Anaknya juga dekat sama mertuanya, sering panggil "Nenek! Nenek!" dan mertuanya juga sayang banget sama anaknya.

Akhirnya pikir sampai di situ, Wulan merasa tidak punya alasan untuk tidak mengurus mertuanya ketika sedang sakit. Ia pun bilang ke suaminya dan suaminya cukup terkejut. Suaminya merasa tidak enak sama ibunya Wulan, tapi Wulan seperti sudah memikirkan semuanya dengan matang.

Sponsored Ad

Mertuanya tidak punya uang pensiun, tidak punya asuransi, tidak bisa berjalan, tidak ada orang yang bisa mengurusnya kecuali dia. Sedangkan, ibunya sendiri punya uang pensiun, ayahnya sendiri juga bisa jagain.

Seminggu kemudian, Wulan pun telepon ke rumah namun tidak tahu harus bagaimana ngomong sama ibunya. Tapi tak disangka ibunya berkata, "Wulan, ibu tahu maksud kamu. Ibu juga ngerti kesulitanmu. Sekarang mertua kamu sakit parah, sudah seharusnya kamu jaga dia. Ibu sudah membaik, kamu gak usah khawatir sama ibu…"

Sponsored Ad

Wulan pun menangis, merasa ibunya sangat memahaminya dan mencintainya, tidak menyalahkannya. Kalau mertuanya sudah agak pulih, ia pasti akan pulang menengok ibunya!

Seorang ibu pasti akan selalu memikirkan anaknya dan tidak akan memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu diri sendiri. Begitulah pengorbanan dan kasih seorang ibu, tidak mengharapkan imbalan. Semua tergantung dari anak itu sendiri. Jika ada kesempatan. Balaslah kebaikan orang tuamu selagi bisa!

Kalau menurut teman-teman gimana? Apakah keputusan Wulan itu benar?

Yuk KOMEN dan jangan lupa BAGIKAN ke temen-temen lain!

Sumber: kula

Kamu Mungkin Suka